Diskusi 30 Juni 2021

1 1 0
                                    

Dipimpin oleh: LeciSeira & tengahgamang

Halo, semuanya. Saya LeciSeira, barangkali ada yang belum kenal. Malam ini bersama Kak tengahgamang mau sharing tentang

Tips membuat pembukaan cerita yang menarik

Seharusnya kami bertiga, tetapi karena Kak Clara sedang cuti, kami berdua dulu. Semoga next sharing bisa lengkap, ya.

Nah, karena kami berdua masih tahap belajar, jadi apa yang kami sampaikan ini hanya berdasarkan pengalaman, parafrasa, dan beberapa adalah saran-saran dari mentor saya. Semoga bermanfaat. Nanti di akhir kita diskusi sama-sama, ya. 🙏

Hal pertama yang harus kita pahami saat hendak menuliskan pembukaan sebuah cerita adalah zaman sudah makin maju.

Mengapa saya katakan begitu? Ya, itu karena pada zaman ini sudah bukan lagi masanya membuka cerita dengan deskripsi tokoh yang berlebihan, deskripsi tempat yang monoton, atau deskripsi kejadian yang tidak menarik.

Perhatikan contoh berikut.

Contoh 1
Cahaya matahari masuk melalui celah jendela. Melihat itu, aku yakin bahwa matahari sudah naik nyaris menempati titik kulminasi. Ini hari Minggu, jadi aku bisa bangun sesuka hati. Ibu tidak akan memarahi karena hanya pada hari ini aku bisa tidur dengan cukup.

Contoh 2
Perkenalkan, namaku Aulia Cakra Wijaya. Putri tunggal keluarga Wijaya, orang nomor dua terkaya di Indonesia. Papaku adalah seorang CEO sukses di Asia Tenggara, sedangkan Mama adalah seorang desainer ternama yang sudah memiliki cabang butik di sepuluh negara di dunia. Tentu saja dengan semua kekayaan itu aku hidup dengan sangat mewah. Apa pun yang aku minta, Papa dan Mama pasti akan mengabulkannya.

Contoh 3
Kring! Kring!
Aku terlonjak saat mendengar suara alarm berbunyi. Namun, yang membuatku lebih kaget lagi adalah saat aku melihat jam sudah menunjukkan pukul tujuh kurang sepuluh menit. Sial, aku kesiangan. Mengapa tidak ada satu orang pun yang membangunkanku? Aku terus menggerutu dalam hati, tetapi yang terpenting saat ini bukan marah. Aku harus segera bergegas jika tidak ingin tertinggal ulangan Biologi.

Sebenarnya, tidak salah membuat pembukaan seperti contoh di atas. Namun, alangkah lebih baik jika kita membuka cerita dengan hal yang mampu memancing rasa penasaran pembaca, bukan justru membuat pembaca berkata, "Ih, apaan, sih, nggak penting banget." atau "Ah, bosen banget. Buang-buang waktu doang baca bagian ini."

Jujur saja, saya agak jarang melanjutkan membaca cerita yang pembukaannya seperti yang saya baca di atas. Kalaupun saya lanjut, itu biasanya karena saya sudah baca reviu ceritanya terlebih dahulu. Meski tidak semua orang seperti saya. 🤭

Lantas, bagaimana cara membuat pembukaan yang uwu dan bisa langsung membuat pembaca penasaran atau jatuh cinta? Ada beberapa cara yang selama ini diajarkan oleh mentor-mentor saya, yaitu sebagai berikut.

1. Menampilkan Emosi
Cara pertama membuka cerita yang baik adalah dengan menampilkan emosi yang dirasakan tokoh. Ini bisa membantu para pembaca untuk ikut merasakan emosi sang tokoh dan hanyut dalam cerita. 

Contoh:
Duniaku seperti berhenti saat aku melihat tubuh Ibu sudah ditutupi kain putih. Aku terlambat. Uang yang ada di tanganku terjatuh bersama dengan tubuhku yang seperti tak mampu lagi ditopang oleh kaki. Air mataku meluruh. Ibu sudah pergi. Mengapa? Mengapa Ibu tak memberiku kesempatan bahkan untuk menemaninya pada saat-saat terakhir?

2. Buka dengan Konflik
Tidak perlu langsung konflik utama. Bisa saja konflik ringan yang nantinya akan membawa tokoh pada konflik yang lebih berat. Hal ini sangat berguna untuk memancing rasa ingin tahu pembaca sehingga akan terus membuka lembar demi lembar buku kita atau terus men-scroll tulisan kita (jika menulis di blog atau platform).

Materi Asrama T-FReYaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang