3

25 3 0
                                    

"Alhamdulillah.. selesai semua.." ucap Kamila saat melihat tempat latihan memanah telah rapi dari dedaunan.

"Alhamdulillah.. yuk, kita liat santri - santri dihalaman depan." Ajak Shafira sambil menggenggam tangan Kamila.

"Kamila.." panggil seorang pria dari kejauhan, begitu dia tahu siapa yang memanggilnya dia pun menghampiri pria itu dan mencium tangannya.

"Iya, Bang." Balas Kamila.

"Kamu mau kemana?" Tanya Gus Farhan.

"Mau liat santri di halaman depan." Jawab Kamila.

"Jangan lama - lama, langsung pulang.." ucap Gus Farhan pada Sang adik tersayang.

"Ya udah, Kamila pamit, Bang.." pamit Kamila lalu mencium tangan Gus Farhan.

"Assalamu'alaikum, Bang.." ucap Kamila dan langsung menyusul Shafira yang sudah terlebih dahulu pergi ke halaman depan asrama putri.

"Wa'alaikumussalam.." jawab Gus Farhan.

****

"Assalamu'alaikum.." ucap seorang dua lelaki saat memasuki rumah.

"Wa'alaikumussalam.." jawab Abi Nahid, Pak Aly, Pak Kholil dan istri serta Zahra yang duduk disebelah Umi Najma.

"Ijaaz.. duduk sini, nak.." ajak Abi Nahid, tapi sebelum duduk mereka mencium tangan satu persatu orang disana, tapi tidak wanita, kecuali Gus Farhan dan istrinya. Ijaaz tidak mencium tangan Zahra, karena Zahra bukan mahramnya sebab Zahra kakak iparnya.

"Farhan.. ajak Adyan berkeliling pesantren." Ucap Abi Nahid, lalu Gus Farhan mengajak sahabat lamanya yaitu, Gus Adyan untuk jalan - jalan berkeliling pesantren.

Bagi kalian yang belum tahu, Gus Adyan dan Gus Farhan sudah bersahabat sedari dulu, mereka sama - sama menimba ilmu di Tarim, Hadramaut dari umur mereka 12 sampai 19 tahun, tapi beberapa bulan sesudah pendidikan selama 7 tahun bersama Gus Farhan, Gus Adyan kembali menimba ilmu ke kota seribu wali itu, dan beliau baru kembali dua minggu yang lalu.

Diruangan itu, semua berbincang - bincang perihal program kerja sama antar pesantren mau pun keseharian mereka.

"Assalamu'alaikum.." salam seseorang didepan dengan suara yang lembut.

"Wa'alaikumussalam.." jawab semua orang yang ada di ruangan itu bersamaan.

Masuklah seorang gadis bercadar sambil memegang buku didadanya. Berjalan dengan menundukkan pandangannya. Gadis itu menuju Abi Nahid dan Zahra. Gadis itu mencium tangan mereka, lanjut mencium tangan Gus Farhan dan istri, lalu Ijaaz mencium tangan gadis itu.

"Aly, Kholil.. perkenalkan ini Kamila, anak kedua ana." Kata Abi Nahid, Kamila merapatkan kedua tangannya didepan dada sebagai tanda salam.

"Antum gak pernah bilang, antum punya anak perempuan." Kata Pak Kholil.

"Tapi, ana pernah bilang anak ana ada tiga." Balas Abi Nahid.

"Terserah antum.." pasrah Pak Kholil membuat yang lain tersenyum geli.

Kamila Jihan Fakhirah Al - Malik, memang menggunakan cadar, sejak usia 17 tahun, dan sekarang dia berumur 18 tahun beberapa bulan lagi akan berumur 19 tahun. Walaupun Umi Najma tidak bercadar, tapi itu tidak menggoyahkan keinginan Kamila untuk bercadar. Memakai cadar bukan perkara yang mudah untuk Kamila, karena sedari umur 15 tahun dia bergulat dengan dirinya sendiri demi menemukan jati dirinya dan apa yang baik untuknya. Ini sekaranglah hasil dari pergulatan selama kurang lebih 2 tahun itu.

Jangan meremehkan Kamila tentang hafalan, Kamila sudah menjadi hafidzah Qur'an sejak umur 12 tahun dan dia juga pandai membaca kitab gundul. Dan sekarang dia sedang belajar hadist - hadits dengan Gus Farhan dan Abi Nahid.

Kamila menciumi tangan Abi dan Zahra, Umi Zahra sedang pergi karena ada pengajian setiap sabtu di masjid oleh sebab itu Umi Najma tidak ada.

"Kamila, duduk disini.." perintah Abi Nahid dan menepuk kursi disebelahnya tanda untuk Kamila duduk disebelah Abinya.

"Nak, sekarang kamu usianya berapa?" Tanya Pak Kholil.

"Delapan belas tahun, Pak.." jawab Kamila sambil menundukkan kepalanya.

"Subhanallah.. cantik banget.. anak ini.." puji istri Pak Kholil kepada Kamila. Kamila tersenyum dibalik cadarnya.

"Abi, nanti malam ada acara camping untuk seluruh santriwati, dan sabtu malam minggu besoknya giliran santriwan." Jelas Kamila pada Abi Nahid.

"Ya sudah, berarti kamu tidur sama santri - santri disana, kan?" Tanya Abi Nahid dan dijawab anggukan kepala oleh Kamila.

"Abi, Kamila izin mau ke belakang.." izin Kamila yang diangguki Abi Nahid.

PENYEMPURNA IMANKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang