"Assalamu'alaikum.." sapa Abi Nahid pada seorang lelaki mida didepannya yang terlihat sendiri.
"Wa'alaikumussalam.." wajab lelaki muda itu.
"Kamu anaknya Pak Ghifari yaa?" Tanya Abi Nahid dan lelaki itu nganggukan kepalanya.
"Nama kamu siapa?" Tanya Umi Najma.
"Ikhsan, bu." Jawab anak itu, dan Abi Nahid tersenyum melihat anak itu.
"Jangan panggil saya, ibu, panggil saya Umi Najma dan ini Abi Nahid.. yaa." Jelas Umi Najma pada lelaki remaja itu.
"Iya, Umi.." jawab Ikhsan.
"Kamu pindahan dari sekolah mana?" Tanya Umi Najma.
"Dari pesantren Al - Rasyid.." jawab Ikhsan.
"Itu kan pesantren bagus, kenapa kamu pindah kesini?" Tanya Umi Namja lagi.
"Karna rumah tante dan om saya dekat disini, jadi mereka bisa sering jenguk saya karena orang tua saya diluar negri." Jelas anak itu membuat Umi Najma merasa iba.
"Ya sudah, saya panggil Ustadz Farhan untuk tuntun kamu ke kamar kamu selama disini.." kata Abi Nahid.
"Farhan.." panggil Abi Nahid saat melihat Gus Farhan dari kejauhan.
"Na'am, Abi?" Sahut Gus Farhan.
"Bantu anak ini ke kamarnya." Jawab Abi Nahid, dan Gus Farhan pun melakukan apa yang diperintahkan oleh Abi Nahid.
Setelah sampai dikamar asrama putra yang berisi 4 tempat tidur, Gus Farhan pun meminta anak itu untuk memilih ingin dikasur mana dan juga membereskan pakaian juga barang - barang yang dia bawa.
"Habis beres - beres antum langsung ke masjid yaa soalnya sebentar lagi mau maghrib." Perinta Gus Farhan.
"Baik, Ustadz." Jawab Ikhsan.
"Ya sudah, saya tinggal dulu.. Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam.." jawab Ikhsan.
Sekarang Ikhsan sudah kelas tiga Madrasah Aliyah atau SMA, yang pasti harus membuatnya dia mandiri. Dan dia harus pindah pesantren gara - gara orang tuannya harus pergi keluar negri, orang tuanya takut tidak ada yang menjaga dia jika dipesantren yang terletak di bandung. Makanya dia dipindahan ke pesantren Al - Malik yang dekat dengan rumah adik ayahnya.
***
"Kamila, antum gak pulang? Ini udah jam 9 malem loh.." tanya Shafira.
"Nanti.. aku mau ke asrama putra dulu, soalnya Ijaaz lagi sakit." Jawab Kamila sambil merapihkan beberapa obat dan cemilan untuk Ijaaz dan juga teman sekamarnya.
"Aku temenin mau?" Tawar Shafira.
"Gak usah, kamu disini aja, takut ada wali murid telpon." Tolak Kamila yang dianggukan oleh Shafira.
Kamila pun pergi mengantarkan keperluan Sang adik. Menuju asrama putra memang sedikit jauh, makanya Kamila menolak tawaran Shafira untuk menemaninya.
"Assalamu'alaikum Ning Kamila, ada apa malam - malam kesini?" Tanya Ustadz Syarif.
"Wa'alaikumussalam.. saya mau antar keperluan Ijaaz, tadz" jawab Kamila dengan terus menundukkan kepalanya.
"Ya sudah.. hati - hati, Ning.." kata Ustadz Syarif.
"Na'am, tadz saya duluan, Assalamu'alaikum.." pamit Kamila dan langsung melanjutkan perjalanannya.
Tok tok tok
"Assalamu'alaikum.." ucap Kamila saat sampai dipintu kamar yang dia tuju.
"Wa'alaikumussalam.." jawab seseorang dari dalam dan membukakan pintu untuknya. Begitu Kamila tau, bukan adiknya yang membukakan pintu, dia pun langsung menundukkan kepalanya, begitu pun yang membukakan pintu.
"Maaf, ada Ijaaz?" Tanya Kamila pada lelaki itu.
"Dia sudah tidur.." jawab lelaki itu.
"Ya sudah, saya titip ini untuk Ijaaz, bilang saya dari Kamila. Kalau gitu, saya permisi, terima kasih, Assalamu'alaikum.." pamit Kamila buru - buru dan menaruh barangnya dilantai lalu pergi.
"Wa'alaikumussalam.." jawab lelaki itu sambil mengambil kantong plastik dibawah.
***
Ikhsan tersenyum bingung dengan gadis yang baru saja pergi dan meninggalkan kantong plastik itu. Ikhsan pun mengambil kantong plastik itu dan membawa masuk untuk dia berikan pada Ijaaz teman sekamarnya.
"Siapa, tadi San?" Tanya Ijaaz.
"Entah.. tapi dia nitip ini buat antum, maaf jadi ana yang nerima, soalnya tadi antum kan tidur." Jawab Ikhsan sambil memberi kantong plastik itu pada Ijaaz.
"Laki - laki atau perempuan?" Tanya Ijaaz.
"Perempuan." Jawab Ikhsan singkat. Ijaaz pun mengangguk mengerti karena dia tahu siapa yang mengantarkan kantong plastik itu.
Pesantren memberi waktu satu minggu untuk para santrinya mengenal lingkungan pesantren, dan pagi ini lahsantri - santri baru mulai belajar untuk mengikuti jadwal pesantren setiap hari yang sudah diberikan kepada mereka masing - masing. Sekarang para santri sedang berada dikelas untuk mengikuti pelajaran dihari senin ini. Untuk sistem kelas 1 kelas terdiri dari 20 santriwati dan 20 santriwan yang terpisah oleh tembok dan jalur pintu keluar masuk mereka pun berbeda, makanya walaupun sekelas para santriwati dan santriwan tidak bertemu. Ustadz dan Ustadzah pun saat ngajar duduk sesuai aturan, Ustadzah ketika ngajar duduk didepan santriwati dan begitu pula sebaliknya.
"Kamila, antum kan wali kelas IPA 3, berarti jadi wali kelas adik sendiri, dong.." goda Shafira.
"Haha.. iya.. tapi tetap aja.. gak ada perlakuan khusus buat dia, karna saat belajar, semua sama.. gak ada perbedaan." Balas Kamila membuat Shafira bangga, sesayang apapun Kamila pada adiknya, tetap dia akan berperilaku adil pada santri lain.
"Ya sudah, saya pergi dulu, takut santri - santri nunggu kelamaan. Assalamu'alaikum." Pamit Kamila pada Shafira.
"Wa'alaikumussalam.." jawab Shafira.
KAMU SEDANG MEMBACA
PENYEMPURNA IMANKU
RandomSeorang gadis cantik bernama Kamila, dengan akhlak yang sangat baik telah mengikat seorang ustadz muda ganteng, paham agama dan Hafidz Qur'an sampai menaruh hati pada Kamila saat melihat akhlaknya. Bila memang kamu adalah penyempurna imanku akan ku...