Tak terasa sudah dua bulan berlalu, Ikhsan sudah mulai betah dipesantren ini, walau kadang geng Rozak yang pembuat onar suka bikin masalah dengannya, tapi dia tetap sabar dan berusaha tenang.
"San, antum mau berlatih kuda, gak?" Tanya Ijaaz.
"Emang disini ada?" Tanya Ikhsan.
"Ada lah.. tempat memanah, lapangan bola, lapangan bulu tangkis, lapangan basket sama lapangan voli juga ada.." jawab Ijaaz.
"Ayo lah, San.." bujuk Umar.
"Iya, San.. biar kita rame - rame latihan bareng.. mumpung minggu tempat latihan sepi.." tambah Abdul. Ikhsan pun terpaksa mengangguk agar tak mengecewakan teman - temannya itu.
Ditempat berlatih kuda, sangat sepi hanya ada dua penjaga kuda dan mereka berempat disana.
"Pak Ahmad.. tumben sepi banget.." kata Ijaaz pada salah satu penjaga kuda.
"Iya, a' katanya lagi pada main sepak bola.." balas Pak Ahmad.
"Oh.. ya udah, Pak kuda udah boleh ditunggangi?" Tanya Umar.
"Udah a' udah dikasih makan juga.. jadi udah siap.. saya bawa dulu kesini yaa." Kata Pak Ahmad.
"Gak usah, Pak.. biar kami aja yang ambil.. Pak Ahmad jaga disini aja takut ada pengunjung datang.." cegah Ijaaz yang diangguki oleh Pak Ahmad.
"Eh.. ucup.. tambah gede aja antum.." ucap Umar pada salah satu kuda yang sering dia tunggangi.
"Enak aja antum manggil namanya ucup.. udah jelas nih dikandangnya namanya Alpen" kata Abdul.
"Yaa suka - suka ana lah.. mulut, mulut ana, lagi juga Alpen kebagusan buat kuda." Balas Umar membuat ketiga temannya menggelengkan kepalanya.
"San, antum mau nunggangin kuda yang mana?" Tanya Ijaaz.
"Yang hitam itu aja.." jawab Ikhsan membuat ketiga temannya sedikit terkejut. Karena kuda berwarna hitam itu terkenal dengan keagresifannya dan yang bisa nunggangin kuda itu cuma Abi Nahid dan Gus Farhan.
"Antum yakin?" Tanya Ijaaz.
"Iya.. emang kenapa kudanya?" Tanya Ikhsan balik.
"Kuda itu.. agresif banget, San.. dan biasanya kuda itu bisa tenang sama Abi Nahid atau gak Gus Farhan.." ucap Abdul bergidik ngeri.
"Ya sudah.. gak apa - apa.. saya coba." Kata Ikhsan.
"Hati - hati yaa." Kata Umar. Ikhsan mulai mendekati kandang kuda hitam itu dan melihat nama kuda hitam itu adalah Mark. Saat Ikhsan membuka kunci pintu kandang itu, kuda hitam itu mulai menunjukan keagresifannya, tapi Ikhsan berusaha tenang dan ketiga temannya berjaga - jaga dari jauh takut terjadi hal yang tidak diinginkan, mereka bis alangsung bertindak.
"Bismillahirraanirrahiim.." ucap Ikhsan mulai melangkah masuk ke kandang dan dia melihat Mark mulai tidak suka dengan kehadirannya. Dengan tenang Ikhsan perlahan mengelus kepala kuda itu dengan sholawat yang terus dia latunkan untuk menenangkan Mark. Setelah melihat Mark mulai tenang, Ikhsan perlahan memasangkan kekang kuda atau horse riding bridle yang biasa digunakan untuk menekan area sensitif diwajah kuda, lalu perlahan memasang tali kekang atau horse riding rein yang digunakan untuk mengarahkan kuda.
"Sstt.. tenang yaa ana gak nyakitin antum.." ucap Ikhsan saat kuda itu kaget. Setelah semua peralatan terpasang, Ikhsan mulai menaiki kuda itu dan berjalan kearea berlatih. Melihat Ikhsan dengan santai menunggangi kuda itu membuat Ijaaz, Umar dan Abdul mercengang, karena baru kali ini ada santri yang bisa meluluhkan Si kuda agresif itu
"Gila.. Ikhsan pake pelet apa.. sampe tuh kuda hitam luluh." Ucap Umar.
"Pelet ikan kali.." jawab Ijaaz santai, lalu dia menyusul Ikhsan bersama kuda yang dia tumpangi untuk berlatih bersama dan disusul Abdul dan Umar dibelakang.
Malam pun tiba, dan para santri baru selesai shalat isya berjamaah dan tadarus bersama.
"Besok, setoran hafalan lagi.." eluh Abdul.
"Kenapa? Antum belum hafal?" Tanya Ijaaz.
"Udah lah.. cuma gugup aja.. besok kan Gus Farhan yang tugas buat nerima hafalan para santriwan." Jawab Abdul.
"Ya kenapa kalau Gus Farhan yang jadi guru setoran?" Tanya Ikhsan.
"Antum gak tau ya.. Gus Farhan itu galaknya Ma Syaa Allah.. kalah iblis! Salah dikit aja.. rotan melayang.." jawab Abdul.
"Alah.. lebay antum.." balas Ijaaz.
"Yaa.. antum mah tenang tenang aja.. orang antum mah otaknya encer." Kata Abdul.
"Air kali encer.." bala Umar.
"Udah lah ayo.. ntar telat masuk asrama kena sidang lagi.." ajak umar.
***
Pagi - pagi dihari senin pesantren dihebohkan denga tiga santriwan yang kabur dari pesantren membuat pengurus pesantren kerepotan dari subuh mencari santri itu dan baru ketemu dijam 8 pagi. Mereka bersembunyi dirumah kosong dekat pesantren, dan mereka kira para pengurus pesantren tak akan mencari mereka sampai ke rumah kosong itu, ternyata dugaan mereka salah, dan hasilnya sekarang mereka berdiri didepan seluruh santri yang berbaris karena sedang upacara.
"Kami disini tidak pernah memaksa kalian untuk menimba ilmu disini! Dan kami juga sudah memberitahu kepada kalian semua tentang tata tertib dipesantren ini! Jika kalian keberatan kenapa tidak dari awal kalian mengundurkan diri?! Buat apa saya capek - capek ngurus kalian, mending dari kenaikan kelas kemarin saya keluarkan kalian dan menerima santri baru yang lebih niat belajar ilmu agama disini dari pada kalian yang terus membuat onar disini!" Ucap Gus Farhan memarahi tiga anak itu yang tidak lain adalah Rozak dan dua temannya.
"Tapi kami diizin kan sama Ustadzah itu.." ucap Rozak sambil menunjuk wanita bercadar yabg berbaris diantara para Ustadzah. Sontak Kamila kaget dengan dia menjadi pusat perhatian seluruh santri dan para Ustadz juga Ustadzah disana.
"S-saya?" Gugup Kamila.
"Iya.. kan Ustadzah yang mengizinkan kami buat kabur." Jawab Rozak.
"Hari ini saya aja gak ketemu kamu.. darimananya saya izinin kamu kabur." Balas Kamila.
"Ini.. teman saya kan datang ke Ustadzah buat izin keluar.. dan kata teman saya Ustadzah izinin yaa udah berarti kan kami gak kabur." Kata Rozak sambil tersenyum pada Kamila.
"Iya.. memang teman kamu datang ke saya dan izin ke saya pergi untuk beli sabun dan dia bilang sudah dapat izin juga dari Gus Farhan.. ya sudah saya juga izinin walau saya ragu sebenarnya." Jelas Kamila panjang lebar dan membuat Rozak menatap temannya yang bodoh karena membawa - bawa nama Gus Farhan saat menjalankan aksi mereka.
"Bahlul antum..!! udah.. masalah besar dah ini.." bisik Rozak pada temannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PENYEMPURNA IMANKU
RandomSeorang gadis cantik bernama Kamila, dengan akhlak yang sangat baik telah mengikat seorang ustadz muda ganteng, paham agama dan Hafidz Qur'an sampai menaruh hati pada Kamila saat melihat akhlaknya. Bila memang kamu adalah penyempurna imanku akan ku...