Enam

4K 332 32
                                    

Asgar memindahkan foto Dania ke ruang keluarga, di simpan di dekat foto-foto yang lain. Sampai kapanpun Dania akan menjadi wanita yang begitu berjasa bagi Ansara dan Asgar.

"Mami Rania cemburu pada foto Mommy Dania" ejek Ansara, saat ini mereka sedang berada di ruang keluarga, keduanya tengah asyik menonton film horror terbaru.

"Enggak biasa aja tuh" elak Ran.

"Haaaaa... wajar sih kalau cemburu, elu takut kan kalau daddy belum move on dari masa lalunya"

"Tapi kalau elu cemburu tandanya elu cinta dong sama daddy, ayo ngaku sejak kapan" kepo Ansara, pasalnya Ran tidak pernah cerita jika dia mencintai ayahnya.

"Sejak kapan ya, mungkin sejak elu nyuruh kita nikah kali, sejak saat itu aku jadi keingetan gitu" jawab Ran.

"Gua yakin elu emang yang terbaik buat daddy. Jagain dia ya."

"Elu ga bisa kuliah disini aja" Ran pasti akan kehilangan sahabatnya itu. Baginya Ansara itu lebih dari sahabat.

"Gua harus pergi dan ngelupain uncle Kevin. Kalau gua masih disini gua ga bisa ngelupain dia, apalagi kalau kita ketemu terus dia lagi sama istrinya. Gua ga mau itu terjadi. Moga aja pas gua balik ke sini gua udah move on dari dia" Ya harapan Ansara dia akan melupakan laki-laki yang sangat dia cintai dari kecil itu.

"Oh Iya ngomong-ngomong, gimana malam itu. Apa yang kalian lakukan. Rencana lu ga berhasil kan" Ran baru ingat dengan rencana gila Ansara. Ya ampun anak tirinya itu benar-benar gila .

"Ya berhasil lah" ujar Ansara santai.

"Gila. Gimana kalau lu bunting, anjnk" Ran pikir Ansara tidak akan melakukan hal nekad seperti itu.

"Pil nya lu minum" Ansara menggeleng.

"Kenapa ga lu minum. Ya Tuhan, Ansara lu tuh"

"Mami tenang dong, aku aja santai, kok jadi Mami yang panik "

"Ya gimana ga panik, kalau kamu hamil bagaimana coba. Terus apa yang akan di lakukan sama daddy kamu. Aku ga mau ikut-ikutan di salahin sama suami aku, aku pernah ngelarang kamu ya,"

"Ga bakal hamil kok, kita kan ngelakuin nya juga cuma semalam." Walau hatinya was-was Ansara mencoba berpikir positif.

"Serah luh deh." Kemudian mereka melanjutkan menonton dengan diam. Ada kalanya mereka bersikap bar-bar, kekanak-kanakan, ada waktunya juga mereka berpikir dewasa.

******

Tadi pagi Ansara sudah pergi ke London, Asgar Rania dan Indah yang mengantar Ansara ke bandara. Malam ini pesta pernikahan Kevin dan Alya.
Asgar menyuruh Ran bersiap-siap karena mereka akan pergi berdua ke acara resepsi Kevin.

Sebenarnya Ran tidak mau ikut, mengingat Kevin yang sering membuat sahabatnya menagis. Apalagi setelah mendengar Ansara jika malam itu Kevin tidak menolak dengan tegas rencana gila Ansara, dia malah menikmatinya.  Sungguh Ran ingin menebas leher laki-laki itu. Di mulut bilang tidak tapi saat di beri daging di embat juga. Emang bener-bener si Kevin brengsek, sama aja seperti laki-laki buaya.

Acara pernikahan Kevin di langsungkan dengan meriah. Jika bukan pengantin baru mungkin Ran tidak akan ikut dengan Asgar. Dia takut jika tidak datang dengan Asgar banyak yang berpikir negative tengang hubungannya dengan Asgar. Oleh karena itu dia ikut kemana pun suaminya pergi.

"Selamat ya semoga menjadi keluarga bahagia" ujar Asgar tulus.  Kini giliran Asgar dan Ran naik ke pelaminan untuk mengucapkan selamat pada kedua mempelai.

"Terimakasih om atas doa dan kehadiran om" Sebenarnya Kevin ingin menanyakan tentang Ansara tapi itu tidak mungkin. Mengingat semua keluarga besarnya dan keluarga Ansara tahu jika dia berkali-kali menolak Ansara.

Ran tidak mengucapkan apa-apa pada Kevin atau pun istrinya. Malah dia menatap tajam Kevin. Ingin sekali rasanya Ran berteriak di wajah Kevin karena sudah merusak sahabat, seharusnya Kevin menolak ajakan Ansara jika dia memang benar-benar tidak suka dengan anak itu.

****

"Wah pak Asgar dengan siapa nih" Tanya salah satu rekan bisnis Asgar yang kebetulan di undang oleh Kevin. Dia terlihat berdua dengan istrinya.

"Perkenalkan dia istri saya," Asgar dan Ran memang masih di pesta Kevin. Kata Asgar tidak enak kalau langsung pulang. Keluarga besarnya juga ada di sini.

"Wahhh hebat ya bisa dapat daun muda." Ujar teman Asgar itu.

"Hati-hati loh pak Asgar, zaman sekarang tuh banyak perempuan modus. Jarang loh perempuan muda mau menikah dengan laki-laki yang pantas jadi ayahnya kalau tidak ada sesuatu." Kata istri teman Asgar memandang remeh pada Ran.

"Maaf nyonya apa maksud anda" Ran mencoba untuk tenang, dia tidak boleh mengeluarkan sifat aslinya yang bar-bar. Dia sekarang sudah menjadi istri Asgar Aldama, dia harus menjaga nama baik suaminya.

"Tidak ada. Hanya saja saya merasa anda hanya memanfaatkan kekayaan pak Asgar. Anda tidak tulus kan mencintainya" wanita itu masih menatap Ran jijik.

"Maaf pak sepertinya kami harus pergi" Asgar kemudian menggandeng Ran meninggalkan pasangan itu.

"Ga usah di dengerin ya." Asgar mencoba menenangkan Ran, mereka sudah berada di dalam mobil. Asgar langsung mengajak Ran pulang, dia tidak ingin ada orang yang berbicara macam-macam terhadap istrinya, Ran belum terbiasa dengan semua ini. Walau Ran tidak menunjukkan kemarahannya tapi Asgar dapat melihat raut wajah istrinya itu.

"Apa aku terlihat seperti wanita penggoda yang hanya menginginkan laki-laki kaya" Ran masih menatap lurus ke jalan. Tadi dia hampir saja melayangkan bogeman untuk wanita itu jika Asgar tidak membawanya pergi.

"Jangan pernah mendengarkan omongan orang lain jika hanya membuat hati kita sakit. Selama kita tidak melakukan apa yang mereka tuduhkan pada kita, biarkan saja mereka mau ngomong apa" Asgar menggenggam tangan istrinya. Dia tahu Ran bukan seperti wanita-wanita yang hanya menginginkan uang Asgar saja. Buktinya sampai sekarang Ran belum pernah meminta apa-apa dari nya.

"Tapi aku sakit hati di bilang hanya memanfaatkan uang kamu saja, Yang" Ran kadang merasa geli memanggil suaminya sayang.

"Cukup tutup telinga kamu, mulai sekarang kamu harus terbiasa. Banyak orang yang tidak suka dengan kebahagiaan kita, makanya mereka mencari-cari kesalahan dan kelemahan kita" ujar Asgar, kejadian seperti ini mungkin akan terjadi di masa akan datang, dia hanya ingin istrinya lebih kuat menghadapi para nitijen.

"Iya aku ngerti, mulai sekarang aku harus kuat mendengar para ocehan deterjen" Ran sudah bertekad akan menutup telinganya dari omongan orang-orang toxic.

"Aku mau makan pecel lele dulu ya" Ran memegang perutnya. "Aku laper, tadi tuh aku ga nafsu makan di sana," Ya Ran sama sekali tidak mencicipi hidangan yang di suguhkan Kevin. Dia teringat Ansara, pasti sekarang Ansara sedang menangis, karena laki-laki yang dia cintai menikah dengan orang lain.

"Di sana ada tukang pecel yang enak langganan aku dan Anna dulu "

"Siap ratuku. Kita meluncur kesana"

"Terimakasih sayang" Padahal hanya akan makan pecel, tapi Ran begitu bahagia. Tidak ada  sama sekali dalam pikiran Ran, membeli barang-barang branded setelah menjadi istri Asgar. Baginya yang penting dia di kasih makan dan tempat yang layak oleh suaminya.

Bersambung

5 Juli 2021
THB

Istriku Pacar Anakku (Aldama Family Seri 8)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang