Tiga Belas

2.8K 302 11
                                    

Ran sudah kembali ke rumah, karena dia tidak ingin di rawat di rumah sakit. Walau di rawat di rumah, Asgar tetap membayar dokter untuk memeriksa istrinya setiap hari. Ran masih harus tetap berada di tempat tidur, untuk beberapa hari kedepan mungkin dia tidak boleh kemana-mana dulu.

"Aku pergi ke kantor sebentar ya" Asgar baru saja menyuapi istrinya sarapan bubur ayam. Asgar sengaja membawa sarapan ke kamar karena tidak ingin Ran kecapean, padahal jarak kamar ke dapur sangat dekat, tapi Asgar melarang Ran keluar kamar dulu. Asgar tidak ingin terjadi sesuatu buruk pada istrinya. Meskipun Ran sudah bilang kalau dia masih bisa berjalan kalau  hanya untuk pergi ke dapur.

"Aku boleh ke luar kamar kan" ujar Ran. Masalah nya Ran bosan menghabiskan waktu seharian di kamar.

"Aku takut kamu kenapa-kenapa sayang " Asgar mengusap rambut Ran. "Kalau perlu sesuatu  kamu bilang bi Sumi aja "
Sebenarnya Asgar tidak ingin ke kantor, tapi karna ada sesuatu yang penting mengharuskannya pergi.

"Bosen tau" Ran mengerucutkan bibirnya.

Cupp
Asgar mengecup bibir Ran. "Jangan di manyunkan gitu bibirnya, aku jadi ingin memakannya sekarang " ujar Asgar, dokter menyarankan agar mereka tidak melakukan hubungan suami istri terlebih dahulu sampai janin mereka benar-benar kuat, jadi untuk dua bulan ke depan Asgar harus puasa kembali.

"Kamu ingat kan Yang, apa kata dokter. Kita ga boleh olahraga panas dulu sebelum dia kuat" Ran mengelus perutnya.

"Iya, ga apa-apa daddy puasa lagi demi kamu" Asgar lalu mencium perut rata Ran.

"Awas ya daddy jangan buka di luar"

"Ya enggak lah. 17 tahun aja aku kuat, apalagi ini cuma 2 bulan saja"

"Selama ini kalau daddy lagi pengen gimana"

"Pengen tau aja, apa pengen tau banget" goda Asgar sambil menoel hidung Ran.

"Ihhh.. aku kan penasaran aja dad" Sepertinya Ran menemukan nama panggilan baru untuk sang suami. Daddy, mungkin mulai sekarang dia akan memanggil Asgar Daddy seperti Ansara.

"Ya ga gimana-gimana. Daddy banyakin olahraga  sama puasa sunah. Jadi ya gitu, daddy bisa mengendalikan nafsu yang satu itu. Kalau lagi pengen banget ya bermain solo" Ran mengangguk mengerti. Pantas saja di usianya yang hampir setengah abad tubuh Asgar terlihat masih bugar dengan otot  kencang, pahatan perut  sixpack pun teukir jelas di sana.

"Hebat daddy ga jajan di luar, padahal kan daddy ganteng, banyak uang" Ran merasa sangat beruntung menjadi istri Asgar.

"Makanya kamu harus beruntung jadi istri Daddy" Asgar mencium kening Ran lalu pergi ke kantor. " Daddy pergi dulu ya, Assalamualaikum "

"Waalaikum salam, hati-hati di jalan" Ran melambaikan tangannya, mungkin setelah ini dia menonton drama untuk menghilangkan bosan.

"Ran sudah sarapan? " Tanya Indah saat Asgar berpamitan padanya, memang wanita itu akan tinggal di rumah Asgar sampai Ran benar-benar pulih. Dia sangat khawatir akan kesehatan menantu dan calon cucunya.

"Sudah mom, tadi udah aku suapi bubur ayam, untung dia mau makan" Ran memang belum mengalami yang namanya mual dan muntah. Kata dokter ini normal, mungkin Ran tidak akan mengalami nya atau mungkin nanti saat usia kehamilannya menginjak 2 bulan.

"Syukurlah. Apa kamu sudah menghubungi Ansara"

"Sudah dia sudah mulai masuk kuliah juga. Katanya mungkin dia akan sibuk. Ya sudah aku berangkat dulu ya mom"

"Iya. Hati-hati jangan ngebut bawa mobilnya "

"Oke. Aku titip Ran ya" Asgar lalu mencium tangan ibunya. "Kalau ada apa-apa segera hubungani aku"

"Iya. Mommy tau kok. Sudah sana udah jam berapa ini." Indah bahagia akhirnya Asgar kembali membuka hatinya untuk wanita lain, selama ini dia selalu menyuruh putranya itu menikah tapi Asgar selalu menolaknya, dia berlasan masih mencintai mendiang istrinya.

****

"Hallo Ann, aku punya kabar baru nih" Saat ini Ran sedang menghubungi sahabat sekaligus anak tirinya.

"Ada apa Mam, kedengarannya Mami sedang bahagia" ujar Ansara di seberang sana.

"Coba tebak"

"Jangan bilang adikku sudah jadi " tebak Ansara.

"Kok cepat banget di jawabnya" ujar Ansara.

"Jadi beneran adikku sudah jadi?"

"Hemm"

"Ya Ampun Mami, aku senang banget," terlihat Ansara menitikkan airmatanya. Yakin jika mereka berdekatan pasti mereka berdua langsung berpelukan.

"Ya aku baru tahu kemarin kalau adik kamu sudah ada di perutku " Ran lalu menceritakan yang terjadi padanya dua hari lalu.

"Jaga adikku baik-baik ya Mam "

"Itu pasti. Tapi tunggu dulu, lu tidak lagi nyembunyiin apa-apa dari gua kan" Kini Ran bersikap seperti teman Ansara. Jika tadi mereka menggunakan kata aku dan kamu, sekarang lu dan gua.

"Gua juga hamil" ujar Ansara lirih.

"Whatttt. Lu...." Ran menutup mulutnya, apa yang dia takutkan sekarang terjadi pada sahabatnya itu.

"Lu jangan bercanda ya " Ansara lalu memperlihatkan testpack pada Ran.

"Astaga Ann. Trus apa yang bakal lu lakuin"

"Gua ga tahu, tapi gua mohon lu jangan bilang sama siapa-siapa ya"

"Trus bokap lu gimana?"

"Dia juga ga boleh tau, biar nanti gua sendiri yang bilang sama dia"

"Lu ga berencana menghilangkan nya kan Ann?"

"Gila lu, ya enggaklah. Lu tau kan gua cinta banget sama bapak nya, jadi ya kalau gua ga bisa milikin bapak ni bayi, seengga nya masih ada bagian dari dia yang akan menyanyangi gua" Ran memandang Ansara lekat.

"Ga nyangka ya, kita hamil anak pertama kita di waktu yang sama. Coba kalau kita dekat, pasti banyak yang akan kita bahas bersama tentang kehamilan ini"

"Jauh pun kita masih tetap bisa kok. Sekarang kan zaman udah canggih"

"Ya tapi kan kalau kita dekat, kita bisa belanja kebutuhan kita bareng" Ran mulai merasa sedih, mungkin ini hormon kehamilannya yang membuat dia cepat sedih.

"Loh kok sedih sih Mam. Aku pergi kan untuk kuliah, kamu tahu kan aku pengen banget kuliah di dini"

"Sebenarnya bukan itu sih yang bikin aku sedih. Tapi..."

"Tapi apa?"

"Ya masa umur gua masih 19 tahun udah di panggil nenek. Lu gila sih Ann. Cepat banget ngasih gua cucu" Terdengar Ansara tertawa mendengar penuturan sahabatnya.

"Cucu siapa Ran?" Ujar Indah tiba-tiba ada di belakang Ran.

"Oma.."

Bersambung

25 Juli 2021
THB

Istriku Pacar Anakku (Aldama Family Seri 8)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang