Sembilan

2.8K 288 19
                                    

"Yang buka pintunya " Asgar mengetuk pintu kamar mandi yang ada di kamar nya, sudah lima belas menit Ran di dalam sana.

Ceklek

Ran membuka pintu dengan wajah di tekuk.
Lalu memberikan sebuah benda pipih pada Asgar.

"Jangan sedih mungkin memang belum rezeki kita. Masih banyak waktu " Asgar menghibur Ran. Kemarin setelah pulang dari restoran mereka mampir di apotik membeli testpack, dan pagi ini Ran mencobanya, ternyata hasilnya garis satu, Ran belum hamil.

"Kamu pasti kecewa kan Yang " Lirih Ran.

"Enggak, lagipula kita kan baru menikah. Mungkin memang belum jadi,"

"Kita nikmati saja waktu kita berdua sebelum anak kita lahir. Kita puas-puaskan pacaran. Kita kan memang belum pacaran," Ran mengangguk setuju, pernikahan mereka sangat mendadak tidak ada pacaran atau mengenal kepribadian masing-masing.

"Pacaran halal "

"Kita harus siap-siap tiga jam lagi kita harus sudah berada di bandara " Mereka akan pulang ke tanah air hari ini. Seminggu mereka di Korea.

××××

Ran dan Asgar sudah kembali ke Indonesia seminggu yang lalu. Asgar sudah kembali bekerja sedangkan Ran hanya diam di rumah, membuatnya bosan.

"Bagaimana sudah dapat Universitas yang kamu mau" Tanya Asgar. Dia menyuruh Ran melanjutkan pendidikan nya, Asgar tau Ran cukup pintar di sekolah walau tidak sepintar Ansara dalam bidang mata pelajaran.

"Sepertinya aku mau masuk ke sini" Ran menunjukkan sebuah Universitas terkenal di ibukota.

"Bagus. Liat syarat masuk ke sana apa saja"

"Aku ga tau harus bilang apa lagi selain terimakasih, dulu aku tidak pernah mimpi masuk kuliah, karena itu tidak mungkin. Tapi sekarang..." Ran tidak sanggup melanjutkan ucapannya, dia langsung memeluk suaminya. Ran menangis haru, suaminya mau membiayai semua kebutuhan kuliahnya.

"Cukup kamu berada di samping ku selamanya, jangan pernah meninggalkanku, aku benar-benar jatuh cinta sama kamu Rania Cempaka Putri " Asgar menangkup wajah Ran.

"Itu pasti, aku juga sudah jatuh cinta sama kamu om"

"Jangan menggoda kalau hanya membuatku tersiksa"

"Padahal aku lagi pengen loh Yang. Ya sudah ga jadi" Ran lalu berdiri tapi Asgar menarik Ran agar duduk di pangkuannya.

"Mulai jahil ya" Asgar menoel ujung hidung Ran.

"Aku ada janji sama mommy hari ini. Mommy mau ngajak aku belanja" ujar Ran. Hari ini dia akan pergi dengan ibu mertuanya.

"Oke hati-hati di jalan, gunakan kartu yang aku berikan padamu"

"Terimakasih "

"Tapi sebelum berangkat manjakan aku dulu " ujar Asgar memelas.

"Baiklah bayi gedeku, mau apa Mami turutin"
Tanpa banyak bicara lagi Asgar langsung membawa Ran ke kamar mereka.

Di rumah ini hanya ada satu asisten yang bertugas membersihkan rumah dan seorang satpam. Kalau urusan masak Ran yang masak walau tidak seenak masakan Indah. Ran juga terus belajar dari mertuanya tentang resep-resep masakan.

****

"Permisi Neng ada tamu" ujar asisten Ran yang bernama bi Sumi, Ran tidak mau di panggil nyonya, dia menyuruh bi Sumi memanggilnya nama tapi bi Sumi merasa tidak enak, akhirnya Ran di panggil Neng.

"Siapa yang datang" Kalau Indah akan berkunjung dia selalu menghubungi Ran terlebih dahulu.

"Wanita Neng, cantik " ujar Bi Sumi.

"Ya sudah aku temui dia dulu, bibi terus kan ya masaknya" Ran sedang berada di dapur untuk masak makan siang, biasanya Asgar akan pulang untuk makan siang bersama.

Ran langsung menuju ruang tamu, benar saja sudah ada seorang wanita, Ran kenal siapa dia.

"Mamah" ya tamu Ran adalah ibu kandungnya, walau ibunya sering menyakiti Ran, dia mencoba bersikap sopan pada wanita yang telah melahirkan nya. Retno ibu Ran memandang putrinya dari atas kepala hingga ujung kaki.

"Mamah apa kabar?" Ran mencoba mengakrabkan diri dengan Retno.

"Silahkan duduk mah" Retno masih diam. Dia menatap tajam putrinya, entah apa yang ada di otak wanita itu sekarang.

"Ceraikan Asgar" ujar Retno

Bersambung

Udah dobel up ya
Lanjut nanti
Bye

13 Juli 2021
THB

Istriku Pacar Anakku (Aldama Family Seri 8)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang