"Kamu sedang ngobrol dengan siapa " Indah duduk di samping Ran, lalu tersenyum ke arah layar laptop. Di sana dia melihat Ansara cucunya.
"Sama cucu oma" Ran memang memanggil ibu mertuanya oma.
"Apa kabar sayang " Indah menyapa cucu perempuannya.
"Baik oma. Oma apa kabar, Anna kangen banget sama oma" entah karena hormon kehamilannya atau Ansara merindukan keluarga, dia menangis melihat neneknya menangis.
"Oma sehat. Kamu hati-hati ya di negeri orang"
"Iya oma, oma juga banyak-banyak istirahat "
Kemudian mereka bertiga ngobrol tentang banyak hal. Dan itu membuat Ran terhibur.Jam makan siang Asgar pulang ke rumah, tapi sebelumnya Ran menyuruh Adam membawa makanan, katanya anak mereka sedang ingin makan dimsum, bagi Asgar ini bukan pengalaman pertama menuruti keinginan ibu hamil.
"Assalamualaikum mom," saat masuk Asgar hanya melihat ibunya yang sedang duduk sambil menonton televisi.
"Waalaikum salam," Indah menyambut hangat putranya.
"Ran mana?" tanya Asgar karena tidak melihat batang hidung istrinya.
"Di kamar, tadi katanya mau tidur sambil nunggu kamu pulang. "
"Ini buat mommy" Asgar memberikan satu wadah dimsum, dia sengaja membeli banyak agar bisa di makan oleh yang lain juga.
"Terimakasih" Indah menerimanya dengan senang hati. Dia juga lagi ingin makan makanan khas China itu.
"Aku ke kamar dulu ya" Asgar lalu pergi ke kamar yang saat ini di tempati Ran. Karena kamar mereka di lantai dua, jadi untuk sementara Ran tidur di kamar tamu yang berada di lantai dasar.
Asgar masuk dengan hati-hati, dia tidak ingin mengganggu tidur istrinya. Di tatapnya wajah Ran yang begitu tengan saat sedang tidur.
Dulu Asgar sangat berharap Ran menjadi menantunya, dia merasa Ran sangat cocok untuk putranya Jawad.
Tapi Tuhan mempunyai rencana lain Dia memanggil Jawad ke sisi-Nya dan menjadikan Ran istri kedua Asgar.
Asgar tidak pernah mempermasalahkan dari mana Ran berasal, yang penting baginya Ran anak yang baik dan Asgar melihat itu dari diri Ran."Daddy kamu udah datang" Asgar kaget saat Ran tiba-tiba membuka matanya. "Udah lama" Ran tersenyum saat mencium wangi dimsum, Ran sudah tidak sabar menikmatinya.
"Baru aja," Asgar mencium pucuk kepala istrinya.
"Mau di makan sekarang" Ran mengangguk.
"Tapi aku mau ke kamar mandi dulu" Dengan hati-hati Asgar membopong tubuh Ran ke kamar mandi.
"Aku bisa jalan Dad,"
"Ga apa-apa, selama aku masih bisa mengangkat kamu kenapa enggak" Lalu Asgar menurunkan Ran dengan hati-hati juga, dia tidak ingin istrinya jatuh dan membahayakan bayi mereka.
Setelah selesai membersihkan dirinya, Asgar kembali membawa istrinya ke kamar lalu menyiapkan dimsum agar Ran bisa segera memakannya.
"Enak?" Ran hanya mengangguk karena mulutnya penuh.
"Pelan-pelan makannya, nanti keselek" ujar Asgar karena Ran begitu bersemangat makannya.
"Aaaa..." Ran menyuruh Asagr membuka mulutnya, dia akan menyuapi suaminya.
"Enak kan, kamu beli dimana dad"
"Di restoran dekat kantor,"
"Nanti beli lagi di sana ya"
"Siap, apa pun yang kamu mau,"
"Oma juga di beliin?" Tiba-tiba Ran ingat dengan mertuanya.
"Iya sama buat bibi juga,"
"Terimakasih ya, udah mau nuruti keinginan ku"
"Itu sudah menjadi kewajibanku sayang, kamu dan dia tanggung jawabku" Asgar mengusap perut rata istrinya. "Cepat besar ya, biar daddy bisa segera nengokin kamu" Ran terkekeh geli mendengar ucapan suaminya.
"Daddy udah ga sabar ya, padahal baru beberapa juga hari puasa "
"Ya sabar ga sabar harus sabar dong, kan demi kesehatan kalian" Asgar membersihkan bibir Ran yang blepotan dengan tissue.
"Udah kenyang " Ran mengusap perutnya.
"Ya kenyanglah orang udah habis semuanya. Mau lagi?"
"Enggak ah. Nanti aja kalo pengen lagi. Aku mau keluar kamar dad, bosen"
"Ayo." Asgar sudah siap mengangkat Ran, tapi Ran menolaknya, dia ingin jalan kaki.
"Jalan aja ah, malu di gendong-gendong." Asgar menurut lalu menuntun istrinya.
****
Beberapa bulan kemudianUsia kandungan Ran menginjak bulan ke tujuh, Asgar sangat senang karena dia akan segera di karuniai kembali seorang putra.
"Sayang daddy berangkat dulu ya," Asgar mencium kening istrinya lalu mencium perut buncitnya.
"Aku nanti mau keliling kompleks ya sama bibi"
"Iya tapi jangan jauh-jauh ya"
"Oke daddy"
"Ya sudah, hati-hati. Assalamualaikum "
"Waalaikum salam " Ran melambaikan tangannya ketika Asgar mulai meninggalkan kediaman mereka.
"Bi ayo kita keliling," ujar Ran pada bi Sumi. Memang tiap pagi Ran di temani bi Sumi berkeliling kompleks perumahan mereka.
"Ayo neng" Sebenarnya Ran ingin sendiri berkeliling tapi jelas Asgar tidak mengizinkan nya.
Sepanjang jalan Ran menyapa semua orang yang dia temui, Ran mulai akrab dengan ibu-ibu di kompleks ini.
"Kita istirahat dulu bi" Ran sudah tiba di taman, memang dia berkeliling hingga sampai taman saja, lalu kembali ke rumah.
"Air ku mana bi" Bi Sumi menepuk jidatnya.
"Ya Allah bibi lupa neng, ketinggalan di rumah "
"Ga apa-apa, kita beli di sana aja" saat Ran hendak bangun bi Sumi langsung menahannya.
"Biar bibi aja yang beli, neng tunggu di sini" Ran menurut karena akhir-akhir ini dia memang cepat merasa lelah.
Setelah bi Sumi pergi, Ran kedatangan dua orang laki-laki berpakaian serba hitam.
"Siapa kalian?" Ran mulai takut saat kedua orang itu mendekatinya.
"Ikut dengan kami atau kalian akan celaka" ujar salah satu dari mereka.
"Enggak mau, siapa kalian sebenarnya"
"Kamu mau anakmu celaka" lalu orang itu mengeluarkan sebuah pisau lipat. " Ikut dengan kami secara baik-baik atau kami paksa" Karena takut kedua orang itu menyakiti anaknya, Ran terpaksa ikut dengan mereka.
Dari kejauhan bi Sumi yang melihat Ran di giring masuk ke mobil oleh orang yang tak di kenal, dia pun berteriak.
"Neng... tunggu.." Bi Sumi berlari tapi mobil yang membawa Ran melaju dengan cepat meninggalkan taman.
"Hallo tuan, neng Ran di culik" bi Sumi langsung menghubungi Asgar. Untung Asgar langsung mengangkat ponselnya.
"Apa bi, di culik bagaimana?" Asgar terdengar panik.
"Ga tau, tadi bibi beli air minum, pas kembali neng Ran udah di bawa ke mobil sama dua orang berpakaian hitam." Bi Sumi mulai terisak. Seandainya dia tidak lupa membawa air putih Ran, dia tidak akan meninggalkan Ran sendirian.
"Bibi tetap di sana, jangan kemana-mana " ujar Asgar lalu menutup panggilannya.
"Ya Tuhan, lindungilah istri dan calon anak kami"
Bersambung
Ada yang kangen Ran dan Asgar?
2 Agustus 2021
THB
KAMU SEDANG MEMBACA
Istriku Pacar Anakku (Aldama Family Seri 8)
ContoEnd Cerita ini hanya fiktif belaka mohon maaf apabila terdapat persamaan nama tokoh dan tempat, semua hanya kebetulan yang tidak di sengaja. #1 Asgar (Agustus-Sep-Nov2021)(1 Jan 2022) #1 aldamafamily (Sep 2021) #1 agegape (Sep 2021)(1 Jan -Feb 2022...