lied to

2.1K 261 19
                                    

Pagi hari tiba, Juyeon ingin berangkat bekerja, dia melihat Hyunjae yang berkutat dengan bahan bahan makanan di dapurnya.

Tiba tiba terlintas sebuah ide di kepalanya.
"Apakah kau ada urusan malam ini?" Tanya Juyeon masih dengan nada yang tidak suka.

Walaupun begitu Hyunjae sangat senang bahkan hatinya berdetak tak teratur, hanya karena Juyeon yang memulai pembicaraan.

"Ahh aku, a-aku tidak ada kegiatan u-untuk malam i-ini. Apakah kau mau dibuatakan sesuatu?" Ucap hyunjae dengan suara gagap, karena sangat susah untuk bersikap biasa saja sedangkan perasaan didalam tubuh rasanya ingin meledak.

"Kalau begitu bersiaplah nanti malam, aku ingin mengajak mu ke pesta ulang tahun salah satu kolega ku."

"b-benarkah? Kalau begitu nanti malam aku akan bersiap sebelum kau menjemputku. Jawab Hyunjae tanpa rasa curiga akan perubahan Juyeon. Bagaimanapun susah untuk Hyunjae berpikir sejauh itu karena sangking senangnya Hyunjae yang diajak pergi ke pesta.

Bahkan yang ada dipikiran Hyunjae saat ini seperti, "apakah Juyeon mulai berubah?, "Apakah Juyeon sudah mau menerimaku?, "Apakah Juyeon akan membatalkan perjanjian itu dan mau hidup bersamaku dan Eric?.

Dan masih banyak lagi ekspetasi Hyunjae tentang Juyeon. Sangat sayang, ekspetasi Hyunjae hanyalah sebuah ekspetasi. Ingatkan Hyunjae dengan kalimat Ekspetasi tak sesuai dengan realita.

"Kalau begitu aku akan menjemputmu jam 7 malam nanti"ucap Juyeon yang membuyarkan lamunan Hyunjae.

"Ahh,b-baiklah juy" jawab Hyunjae yang masih gagap.

~~~

Tepat pukul 06.50 Hyunjae sudah selesai bersiap dan menunggu Juyeon datang. Dia juga memakai bedak tipis dan tak lupa memoles sedikit liptint di bibir tipisnya. Sungguh manis

Eric tidak ikut, entahlah Yoona yang menyuruh untuk menitipkan Eric bersama Yoona saja, supaya Hyunjae dan Juyeon bisa menikmati waktu mereka.

Karena itu tadi siang Yoona menjemput Eric.

Tiin Tiin

Tak lama kemudia terdengar suara klason mobil Juyeon. Mendengar itu Hyunjae langsung bergegas menuju parkiran, dia tidak ingin Juyeon menunggu lama.

Saat Hyunjae ingin membuka pintu mobil dia terkejut seorang wanita sudah duduk terlebih dahulu di kursi samping pengemudi dengan senyuman sinis ia berikan kepada Hyunjae.

"Juyeon?" Tanya Hyunjae dengan tatapan bingung.

Sedangkan Juyeon, saat ini dia menatap Hyunjae dengan tatapan yang sulit diartikan?. Tapi Juyeon langsung sadar dan menjawab pertanyaan Hyunjae.

"Kau memang ku ajak ke acara, tapi tidak salah kan aku mengajak hyunji juga" jawab Juyeon seenaknya.

"Tapi juy––––

"Sudah lah jika kau tidak mau ikut, akan aku tinggal kau" potong Juyeon.

Mendengar ancaman itu Hyunjae Langsung bergerak cepat memasuki mobil Juyeon di kursi belakang.

~~~~
Di tengah perjalanan Juyeon selalu mencuri pandang ke kursi belakang melewati kaca.

"Kenapa dia manis sekali malam ini"- batin Juyeon.

Ya, dia sedikit terpesona dengan penampilan Hyunjae malam ini, apalagi saat melihat bibir pink nya yang tipis, ingin sekali Juyeon menyesapnya.

Juyeon yang sadar akan apa yang dipikirkannya langsung menampar pipinya.

Plak. Terdengar suara tamparan Juyeon yang menampar pipinya sendiri, yang membuat hyunji dan Hyunjae sedikit terkejut.

"Kau kenapa Juyeon" tanya hyunji penasaran.

"Ahh, aku tidak apa apa, ada nyamuk hinggap di pipi ku" bohong Juyeon.

Hyunji hanya mengangguk kepala tak peduli. Tapi sesaat dia melihat Hyunjae, sedikit pikiran jahat terlintas dipikirannya.

Hyunji langsung mengusap pipi Juyeon dan menciumnya. "Kalau ada apa apa minta tolong padaku saja" ucap hyunji genit.

Juyeon yang mendapat kecupan di pipinya hanya tersenyum "kau perhatian sekali sayang. Kau memang yang terbaik, tak seperti seseorang". Sindir Juyeon, dan sedikit menekankan kata di kalimat terakhir.

Lalu tanpa rasa malu hyunji malah mencium bibir Juyeon dan bergelayut manja di lengan berotot Juyeon.

Hyunjae yang melihat hal itu sedikit merasa cemburu walau rasa takutnya lebih mendominasi.
Tentu saja Hyunjae takut karena Juyeon saat ini sedang mengemudi, takutnya akan ada hal buruk yang tidak diinginkan terjadi. Rasa rasanya Hyunjae ingin sekali menjambak rambut wanita licik itu.

Hyunjae dulu, sejak di tinggal orang tua nya, dia merasa hidupnya sudah tidak berguna lagi. Tak cuma sekali nyawanya hampir melayang karena kelalaiannya dalam menyeberang jalan.

Tapi menurut Hyunjae jika dia mati pun lebih bagus, karena dia tidak akan memikul beban kehidupan yang sangat berat, juga jika dia mati dia akan bertemu kedua orangtuanya, itu lah yang dipikirkan Hyunjae saat itu.

Namun itu adalah Hyunjae yang dulu. Hyunjae yang sekarang jauh berbeda dengan yang dulu. Hidup nya lebih berwarna semenjak adanya Eric. Eric juga menjadi kekuatan dan hiburan untuk Hyunjae yang sedang lemah dan sedih.

Padahal Eric bukan lah anak kandungnya, tapi Eric bisa menjadi pengaruh besar dikehidupan Hyunjae.

TBC.

Closing a Rumor • [JuJae] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang