"sayang, kalau begitu aku tutup dulu ya telponnya aku sedang ada urusan." Ucap seseorang dari seberang.
"Ya sudah kalau begitu hati hati, dan jaga kesehatan mu ya!" sahut Juyeon lalu menutup teleponnya.
Ya, barusan Juyeon dan hyunji bertelepon, hyunji memberikan kabar baik untuk Juyeon. Kabar itu membuat Juyeon sangat senang sekali, bahkan dia yang dari tadi mengendarai tak terasa sudah sampai rumahnya.
Tapi Senyumnya yang merekah pudar karena merasa rumahnya sepi, seperti tak biasanya.
Jika Juyeon pulang biasanya dia akan melihat Hyunjae yang sibuk bersih-bersih, sangat membosankan menurut Juyeon dan juga ada Eric yang menonton kartun dengan volume yang tidak bisa dibilang pelan. Itulah mengapa Juyeon malas pulang kerumahnya karena terlalu muak melihat mereka. Jika Juyeon tidak pulang dia memilih tidur di rumah hyunji.
Juyeon pulang kerumahnya karena ingin memberi uang bulanan kepada Hyunjae.
Bukan itu saja dia juga akan memberitahu bahwa dia sudah mengurus surat perceraian mereka mengingat 3 Minggu lagi mereka akan berpisah.Juyeon hendak mencari Hyunjae di dapur, tapi dia sama sekali tak melihatnya, kemudian matanya beralih ke sebuah kamar yang dulunya adalah gudang.
"Apakah mereka didalam"-batin Juyeon.Juyeon menekan gagang pintu kamar tersebut, kebetulan kamar tersebut tidak dikunci.
Juyeon yang membuka pintunya malah terkejut, dia melihat Hyunjae yang bertelanjang dada, keadaan rambut yang basah dan berantakan, memakai celana pendek longgar di atas lutut menampakkan paha putih nya yang mulus, dan sambil menyusui Eric lagi?.
Hyunjae terkejut melihat kedatangan juyeon, dia langsung menutup tubuhnya menggunakan selimutnya.
"a-ada apa j-juyeon" tanya Hyunjae gugup.
"Tidak ada selesaikan saja dulu, lalu kau datang kekamar ku, aku ingin memberitahu mu kalau surat perceraian kita sudah aku urus." Lalu Juyeon pergi begitu saja.
Krak. suara hati Hyunjae yang hancur, dia meletakkan Eric yang baru saja tertidur ke kasur.
Jadi inilah akhrinya?
Apakah Hyunjae gagal?
Lalu bagaimana dengan dirinya?
Bagaimana dengan Eric?Hyunjae merasa putus asa jika memang ini adalah akhirnya, tapi dia sedikit merasa bersalah dengan orang di sekitarnya yang menaruh harapan padanya supaya meluluhkan hati Juyeon.
Jangankan ingin meluluhkan hatinya, Juyeon saja jarang pulang, jika Juyeon pulang pun Hyunjae akan selalu dimarahi dan di bentak tak jelas.
Hyunjae langsung mengusap air matanya, padahal Hyunjae baru menangis tapi air matanya banyak menetes sangking rapuhnya Hyunjae.
Dia langsung bergegas Menuju kamar Juyeon, karena tak mau Juyeon menunggu lama.
Lain halnya di kamar Juyeon, entah kenapa Juyeon merasa kesal saat ini.
Apa lagi melihat pemandangan tadi membuat Juyeon turn on saat ini.
Tapi jika mengingatnya lagi Juyeon malah tersenyum jahat, membayangkan rasanya menjamah tubuh Hyunjae."Hahh, sudahlah jika memikirkannya membuat 'punyaku' semakin keras." Keluh Juyeon lalu mengambil handuk nya, berniat untuk bermain solo untuk sekarang."
Tok Tok Tok
Saat ia mau menuju kamar mandi, pintu kamarnya diketuk terlebih dahulu. Juyeon tentu tau siapa yang mengetuknya, membuat pikiran liar terbit di otak Juyeon.
"Aku rasa tak perlu bermain solo saat ini"-batin Juyeon.
Juyeon segera membuka pintunya melihat Hyunjae dengan pakaian yang sudah lengkap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Closing a Rumor • [JuJae] END
NonfiksiHyunjae yang berusaha untuk Menakhlukan Hati Juyeon yang notabennya Suaminya.