Chapter 13

13.8K 830 52
                                    

Didedikasikan untuk semya readers yg udah ngevote n komen. Thank u so much

Happy readiñg guys ^_<

¶¶¶

"Calon pacar ya?" Sebelah alis bang Paris terangkat, dengan senyum miring khasnya dia menanggapi ucapan Ash dan mengulurkan tangannya," Kenalin. Gue Fariz, calon SUAMInya Icha." katanya penuh penekanan sambil memeluk pinggangku erat.

Aku dan Ash sama sama terkejut. Kami menatap bang Paris dengan wajah cengo.

Calon suami??

Sejak kapan???

Aku masih dalam keadaan heran saat bang Paris menyeretku darisana. Didalam mobil yang berjalan menjauhi mall tempat kami berada tadi, aku mulai menyadari apa yang bang Paris katakan.

"Bang Paris, yang tadi itu serius ya?"

"Menurut lo?" bang Paris malah menyahuti pertanyaanku dengan sebuah pertanyaan juga, membuatku semakin bingung.

"Ih bang Paris nih, aku serius juga."

Aku melipat tanganku, mencebikkan bibirku kesal. Tak bisakah dirinya tak membuatku bingung? Terlebih dengan apa yang diucapkannya tadi. Aku benar benar berharap jika itu bukan hanya khayalanku semata. Aku ingin apa yang kudengar itu adalah hal yang sesungguhnya.

"Sorry buat perkataan gue tadi. Gue cuma bilang gitu supaya kita bisa cepat cepat pergi dari fans aneh lo itu."  ucapnya berlawanan dengan raut wajahnya yang tak menyiratkan rasa bersalah dan menyesal sedikitpun.

Aku tak menyahuti ucapannya, begitu juga dengan bang Paris yang nampaknya tak mengharapkan diriku membalas perkataannya. Aku menengadahkan kepalaku keatas, menahan bulir bulir kristal yang ingin meluncur bebas dipipiku.

Kualihkan pandanganku menatap pemandangan sibuk kota lewat jendela. Kupandangi apa saja yang melintas asalkan aku tak memandang wajahnya. Menatap mata tajamnya yang selalu menusuk hatiku.

Hatiku yang terluka oleh perkatannya.

Hatiki yang tersayat semakin dalam karena menyayanginya.

Saat kusadari jika jalan yang dilalui bukanlah jalan menuju rumah, aku bertanya padanya tanpa mengalihkan wajahku.

"Kita mau kemana?"

"Jemput Helen. Gue udah janji buat jemput dia."

Aku kembali diam. Hanya keheningan yang menemani kami berdua hingga saat Helen masuk ke mobil. Ia nampaknya agak terkejut melihatku bersama dengan bang Paris.

"Kak Icha, abis darimana?" sapanya melemparkan senyum padaku.

"Butik." jawabku singkat dan kembali menolehkan kepalaku kedepan.

Mobil kembali berjalan, tak ada satupun diantara kami bertiga yang buka suara. Suasana didalam mobil terasa kaku, hingga bunyi ponselku memecah keheningan.

Kupandangi layar ponselku, menatap id caller yang menelponku. Vito.

"Halo."

"Angel, lagi dimana?"  tanya Vito diseberang sana.

"Sayang, apakabar?  Aku kangen banget sama kamu?  Kemana aja sih kok gak ngasih kabar?"

Aku merubah suaraku agar terdengar ceria. Bisa kubayangkan jika Vito saat ini pasti bingung dengan diriku. Karena selama ini aku tak pernah memanggilnya sayang.

"Hah? kok tumben kamu panggil aku sayang?"

"Ih sayang, kamu baik banget deh beliin aku boneka yang aku mau. Perhatian banget sih."

Young LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang