Anggap aja ini thr lebaran ya,baik kan aku ^_~
happy reading
¶¶¶
Aku tak henti menangis walaupun kini Vito telah dalam penanganan dokter. Ash menepuk bahuku mencoba menguatkanku. Ia berkata Vito akan baik baik saja. Aku tau walau tampang Ash terlihat tenang ia sama khawatirnya seperti aku. Sementara bang Paris hanya berdiri diam di pojokan.
"Ash, gimana keadaan Vito?" tanya mamanya yang baru saja datang sambil berurai airmata.
Ash berdiri memeluk mamanya, sementara Papa Vito mengusap punggung istrinya.
"Vito masih didalam Ma, dokter masih berusaha buat nyelametin Vito karena dia kehilangan banyak darah." tunjuknya ke arah ruang operasi yang lampunya masih menyala. Mama Ash menangis dalam pelukannya.
"Tuhan, tolong selamatkan Vito. Jangan ambil dia sekarang Tuhan," doanya lirih yang masih bisa kudengar.
¶¶¶
Sudah lima jam kami menunggu didepan ruang operasi hingga lampu yang sedari tadi menyala mati dan dokter yang mengoperasi Vito keluar dari ruangan itu.
Aku, Ash, kedua orangtua Vito bergegas mendekat kearah dokter itu menanyakan keadaan Vito.
"Dokter, bagaimana keadaan anak saya dok? Dia nggak apa apa kan? Dokter berhasil nyelametin dia kan dok?" cecar Papa Vito dengan raut khawatirnya.
"Pasien mengalami pendarahan dikepalanya. Kami sudah berusaha untuk menghentikan pendarahan tersebut. Tetapi kami masih belum bisa memastikan kondisi pasien karena pasien saat ini sedang kritis."
Badanku meluruh kelantai mendengar pernyataan dari dokter. Ya Tuhan... jangan ambil Vito disaat aku benar benar membutuhkannya. Aku bahkan belum sempat mengatakan jika aku mencintainya.
¶¶¶
Sudah sehari lewat dari operasi yang menegangkan, kini Vito dipindahkan keruang intensif. Aku mengamatinya dari jendela kamarnya. Wajah pucatnya tertutupi masker oksigen dan berbagai selang penunjang kehidupan.Matanya tertutup rapat.
'Kapan kamu akan sadar Vito, bangunlah'
Kami semua belum boleh untuk menjenguknya. Aku menghela nafas lelah. Aku menoleh kearah keluarga Vito yang juga masih menunggu disini. Mereka terlihat lelah, bersedih namun tetap berusaha untuk tegar.
Mama dan Papa sudah pulang setelah tak berhasil membujukku. Aku keukeh untuk tetap disini. Aku tak mau meninggalkan Vito barang sedetikpun. Untung saja mereka mengerti dengan apa yang aku rasakan dan aku berterimakasih untuk itu.
Aku masih memandangi Vito dari jendela kamar yang sedang diperiksa oleh suster. Tiba tiba saja suster tadi berlari keluar kamar memanggil dokter. Aku dan keluarga Vito tak tau apa yang terjadi didalam sana namun tangisku meledak saat melihat garis lurus dimonitor dan mendengar suara yang memekakkan telinga itu berbunyi.
"VITOOOOOO!!!!!!!!!"
¶¶¶
Bisa nebak sendiri kan seperti apa endingnya ntar. sengaja kutulis gambaran buat ending karena kumasih g tau kapan bisa nulis lagi. n maaf buat komen yg gak sempat kubales, tp aku baca semua kok.
Makasih bgt buat semua dukungan yg kalian kasih selama ini. That's mean a lot for me. I'm nothing without you guys. Thank u so much.
love u all ♥
Big hugs
Ifah
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Love
Humor( story completed ) Mengejar dan dikejar cinta, itulah yang terjadi dalam hidupku #SequelMARRYMEPLEASE!#