Chapter 20 b

12.3K 862 96
                                    

Bel pertanda pelajaran terakhir selesai telah berbunyi. Dengan bersemangat aku memasukkan semua buku kedalam tas. Akhirnya penderitaanku hari ini berakhir.

"Angel, gue duluan ya. Sorry gak bisa nemenin lo ke ruang guru. Nyokap udah nungguin didepan." pamit Uut yang langsung kuangguki.

Kulangkahkan kaki keluar kelas menuju ruang guru untuk mengambil ponselku yang disita Bu Pita pagi tadi.

'Semoga saja Bu Pita masih belum pulang.' doaku dalam hati.

Sepanjang perjalanan ke ruang guru, banyak murid perempuan yang berlari lari kecil menuju arah gerbang sambil berbisik bisik gembira.

"Denger denger dia itu alumni sekolah ini. Ya Tuhan, gue gak nyangka bakal bisa ketemu sama legenda sekolah ini."

"Iya apalagi tampangnya itu, ah.... bikin gue pengen pingsan tau gak. Ugh....moga aja ntar bisa minta foto sama dia ya."

Aku menghentikan langkahku dan mencolek bahu salah seorang murid yang berpapasan denganku.

"Ada apa sih? kok kayanya heboh banget." tanyaku.

"Itu ada kak Putra, alumni sekolah sini yang paling pinter dan paling banyak nyumbangin piala untuk sekolah ini. Duh udah ya gue mau foto dia, takut dianya ntar pergi." jawab cewek itu sambil berlari berteriak gembira.

Aku menggelengkan kepalaku dengan tingkah cewek tadi, seperti akan bertemu dengan artis saja.

¶¶¶

Fiuh... aku menghela nafas lega. Tadi aku datang keruang guru tepat waktu berbarengan dengan Bu Pita yang rupanya sudah siap siap untuk pulang. Selesai mendengarkan ceramah singkat darinya dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatanku, Bu Pita memberiku ponsel yang sejak tadi kurindukan.

Aku segera mengecek ponselku membuka pesan masuk. Dari Vito. Ia mengabarkan jika tidak bisa menjemputku karena harus latihan basket.

Baru saja aku akan menelpon pak Tuki agar menjemputku, ada panggilan masuk yang berasal dari bang Paris. Tumben??

"Hallo."

"Icha lo ada dimana?" teriaknya membuatku menjauhkan ponsel dari telinga.

"Disekolah. Kenapa sih? Abang ada dimana itu kok rame banget."

"Gue tunggu diparkiran sekolah lo sekarang. Cepetan."

Ia langsung memutus sambungan sebelum aku sempat berkata lagi.

Aku memasukkan ponselku ke tas dan bergegas berjalan ke parkiran yang terletak disamping sekolah.

Di parkiran aku melihat ada kerumunan cewek cewek sekolah ini. Ya ampun.... mereka semua pada ngerumunin apa sih??? Sampai bawa bawa ponsel segala.

Dengan rasa penasaran tingkat tinggi, aku mencoba melihat dan masuk kedalam kerumunan.

"Icha....thanks God, akhirnya lo datang juga." ujar bang Paris yang dikerubuti siswa cewek.

"Bang Paris ngapain kesini?"

"Mau jemput elo lah, emang lo pikir ngapain." jawabnya kesal. Bang Paris menarik tanganku mendekat padanya, membuat semua siswi cewek semakin berteriak histeris.

Aku baru menyadari penampilan bang Paris yang lain daripada biasanya.  Rambut rambut tipis yang biasanya berada dirahang tegasnya telah dicukur membuatnya semakin terlihat maskulin. Ditambah kacamata aviator hitam yang terpasang indah diwajahnya. Apalagi ia sekarang memakai jaket kulit cokelat, kaos oblong putih dan jeans yang robek dibagian paha dan lutut.

Young LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang