Chapter 17 *DATE 1*

13.4K 719 94
                                    

Fast update
sorry klo gaje, feel-nya g dapet...
d larang protes chap ini pendek!! karena aku sekarang ngetik tuh nyuri" waktu, jadi harap maklum ya...

happy reading ^_~

¶¶¶

Sunday morning, yuhu... im coming.

Minggu pagi ini aku amat bersemangat. Aku sudah mandi dari pagi buta tadi, hal yang jarang kulakukan saat hari libur. Biasanya aku selalu mandi saat matahari telah mencapai puncaknya, terkadang menjelang matahari akan kembali ke peraduannya. Bilang aku jorok dan sebagainya, aku tak peduli karena saat libur seperti hari minggu ini adalah hari keramat bagiku. Aku akan mendekam seharian dikamar, bernostalgia bersama guling dan bantalku, ditemani laptop yang berisi film film horor, novel roman milik Uut, dan yang paling penting selalu ada snack dimanapun aku berada.

Bagaimana aku tidak mandi pagi pagi sekali jika tadi malam aku menerima chat dari Vito jika ia ingin mengajakku kencan yang langsung kusetujui. Aku tak tahu mengapa tapi saat Vito mengajak aku untuk berkencan hatiku bersorak gembira. Mungkin aku benar benar telah jatuh dalam pesonanya, mungkin aku telah jatuh cinta padanya yang tak pernah kusadari kapan aku pernah menyukainya.

Kini aku sedang menunggu Vito menjemputku diberanda, menghiraukan tatapan heran dan penasaran dari semua penghuni rumah. Mulai dari Mama, Papa, Azka bahkan Helen yang biasanya tak suka mencampuri urusan orang kini ikutan kepo mengapa aku sudah mandi dan rapi saat ini.

Aku tau jika saat ini mereka berempat sedang mengintip dari balik gorden ruang tamu.

Aneh ya kalau aku udah cantik begini di Minggu pagi? Menurutku biasa saja.

Ah... masa bodoh. Yang penting aku sudah minta ijin tadi sama Mama dan Papa. Aku yakin mereka berdua pasti mengerti, mereka kan pernah muda.

Aku mendengar deru motor yang berhenti didepan rumah. Bergegas kumembuka pintu gerbang mendahului pak Tuki yang sedang mencuci mobil didepan garasi.

Keningku berkerut heran saat mengetahui yang datang ternyata bang Paris, bukannya Vito.

"Hai... tau aja kalau gue mo ngajakin lo jalan." kata bang paris setelah membuka helmnya.

Aku baru saja akan membalasnya ketika sebuah Nissan juke berwarna merah berhenti tepat didepan kami berdua. Pintu pengemudi terbuka dan keluarlah orang yang sedari tadi telah kutunggu.

"Vito." panggilku gembira.

Namun Vito hanya tersenyum tipis, membuatku heran dan aku mengetahui mengapa wajahnya terlihat tak begitu gembira saat Ash juga ikut keluar dari mobil.

"Yuk buruan jalan." ucap Ash seperti memerintah, tak memperdulikan diriku, Vito dan bang Paris yang menatapnya ingin mencekik lehernya saat itu juga.

"Tunggu... gue mau kencan sama Vito ngapain lo ikut juga sih?" tanyaku dengan wajah cemberut.

Ash menarik nafas sebelum menjawab pertanyaanku. "Gue cuma pengen ngejaga lo, karena gue takut ntar lo dibawa ketempat aneh sama Vito." jawabnya enteng.

Vito mendengus kesal mendengar jawaban Ash.

"Icha gak mau kencan sama lo berdua, dia udah janjian sama gue." sahut bang Paris tiba tiba.

"Kapan? seingat Icha, Icha janjiannya sama Vito kok, bukan bang Paris."

"Tapi kan gue udah datang duluan daripada dia, jadi lo harus ikut gue."

"Enak aja, lo denger sendiri kata Angel. Dia janjian dengan gue, bukan dengan lo." semprot Vito tak suka.

"Udah, Danisha sama gue aja, lo berdua mo ribut  mo berantem terserah deh sono."

Young LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang