Spesial Chapter - Ash Pov

11.4K 677 42
                                    

Chapter terpanjang di cerita ini. hope u enjoy to read my story...

happy reading ^_^

¶¶¶

Danisha.

Nama yang unik, seperti orangnya. Pertemuan pertama kami seperti di novel novel picisan. Ia tak melihat jalan, tak sengaja terbentur adik kelas dan akhirnya menabrakku. Di pertemuan pertama aku menganggapnya cewek aneh. Ia bagai alien yang tersesat ke bumi karena setelah aku menanyakan keadaannya beberapa kali ia hanya terdiam menatapku seperti patung. Hingga akhirnya aku meninggalkannya, dan samar samar kudengar suaranya yang khas berterimakasih padaku.

Pertemuan kedua, aku mulai tertarik dengannya. Ia berbeda dari cewek lainnya, yang selalu menatapku dengan pandangan memuja sekaligus takut karena reputasiku yang terkenal sebagai tukang pembuat onar disekolah. Aku menolongnya. Lagi. Namun bukan ucapan terimakasih yang kudapat melainkan omelan darinya. Seperti ia tak tahu siapa aku, atau memang ia benar benar tak tahu, entahlah. Aku tak ingin memusingkan hal itu. Dan hal itu yang membuatku tertarik padanya. Danisha cewek yang unik. Aku tak memperdulikan bagaimana bentuk badannya, rupanya. Yang aku tahu ia menarik dan berbeda. Sesimple itu rasa sukaku padanya. Yang membuatku mengejarnya, hingga pada akhirnya ia menolakku. Namun aku tak sakit hati, sedikitpun. Karena aku hanya sekedar tertarik padanya. Aku tak pernah merasakan apa itu cinta. Bagaimana rasanya jatuh cinta. Dan dia menawarkan sebuah persahabatan padaku, yang tak mungkin aku tolak.

¶¶¶

Namun kini, aku hanya bisa menatapnya dari jauh. Memandangi wajahnya yang murung, makanan yang selalu menjadi favoritnya tak tersentuh. Ia hanya duduk diam dikantin, memandang kosong ke arah lapangan.

Pikiranku kembali pada kejadian malam itu, malam yang mengubah segalanya. Malam saat pertunangan Danisha. Malam dimana semuanya berubah menjadi kelam.

"Ash." suara seseorang memanggilku. Dia yang sedari tadi kuamati, tanpa kusadari telah melangkah mendekatiku.

"Ash, please jangan diam terus. Bicara sama gue Ash. Gimana keadaan Vito sekarang?"

Aku membuang muka. Jujur saja, sebenarnya aku masih kesal.

Kesal pada dirinya yang telah mempermainkan perasaan Vito. Walaupun Vito saudara tiriku dan kami tidak memeliki hubungan darah apapun aku tetap menyayanginya sebagai saudaraku satu- satunya. Bahkan jika aku tak menampakkan perhatian dan rasa sayangku secara langsung padanya, dia tetap saudaraku.

"Apa urusan lo nanyain Vito? Mau dia sakit jungkir balik emang lo peduli?"

Danisha tersentak mendengar perkataanku. Dia diam. Ia menundukkan wajah sedihnya.

"Lo tau? Gue kesel banget sama sikap lo malam itu. Kalau lo memang bener sayang sama Vito seperti apa yang lo bilang ke gue waktu itu, harusnya lo bisa nahan dia pergi dan jelaskan semuanya saat itu. Bukan malah ngebiarin dia pergi dengan rasa sakit,"

"Bukannya lo yang nahan gue?" balasnya menatapku tajam.

"Gue emang nahan lo, tapi seharusnya lo punya kemauan yang lebih kuat untuk ngejar dia kalau Vito benar benar berarti buat lo." ucapku sebelum beranjak pergi meninggalkannya.

Aku tak tahu apakah ucapanku terlalu kasar atau bagaimana pada Danisha, tetapi samar samar aku mendengar isak tangisnya dan gumaman kecil darinya," Gue emang bodoh, bodoh."

¶¶¶

Sudah seminggu berlalu sejak pertunangan Danisha. Dan setiap malam aku mendengar curahan hati Vito dikamar sebelah. Vito bernyanyi lagu lagu galau yang mencerminkan perasaannya saat ini.

Young LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang