Chapter 15

14.7K 793 36
                                    

Makasih y buat yg udah sabar nungguin YOLO.

hope u enjoyed reading my story ^_^

¶¶¶

Tin...Tin...

Suara klakson sepeda motor terdengar didepan rumahku saat aku sedang memasang sepatu di teras. Aku mendongakkan kepalaku memandang bang Paris yang berjalan ke arahku. Bang Paris kemudian duduk di kursi kayu sebelahku yang dipisahkan oleh sebuah meja kecil.

"Abang kesini pagi pagi mau jemput Icha ya?" tanyaku bersemangat.

Aduh.... senengnya kalau dikejar kejar kaya gini sama orang yang kita suka. Jadi meleleh.

Bang Paris tersenyum tipis padaku. Ia mencubit pipi kiriku.

"Nggaklah, ngapain gue jemput lo? Geer banget sih." katanya kembali mencubit pipiku.

Aku menepis tangannya, mengusap pipiku yang tadi di cubitnya.

"Boong.... Kalau nggak jemput Icha terus ngapain?"

Bang Paris tak menjawab, ia malah mengangkat bahunya acuh.

"Bang... masa beneran bukan mau jemput Icha?"

"Bang Fa maaf ya nunggu lama." ujar Helen yang muncul dibalik pintu.

"Tunggu tunggu, nih maksudnya bang Paris jemput Helen?  Bukan aku?" tanyaku tak percaya.

Seriusan nih orang, bener bener deh ah.

"Em... itu... kemarin aku udah janjian sama bang Fa kak Icha." jelas Helen menjawab ketidak percayaanku.

Bang Paris berdiri dan menggandeng tangan Helen.

"Bang Paris... katanya mau ngejar cintanya Icha, tapi kok kaya gini sih."

"Next time Cha, kita duluan ya." Ia melempar senyum manisnya yang membuatku semakin memajukan bibirku.

Huaaa..... bang Paris tega banget sih, katanya suka tapi kok gitu sikapnya.

Mama.... bang Paris nyebeliiiiiinnnnnn.

"Hiks.... hiks.... huwaaaa.... Mama..... Kak Icha gigit tangannya Azka."

Tangis Azka mengagetkanku, aku menoleh padanya melihat wajahnya yang berurai airmata. Kapan nih bocah muncul, pake nangis nangis segala lagi.

Pandanganku beralih pada tangannya yang memerah dan terdapat bekas gigitan. Ditambah aku yang memegangi tangannya erat.

"Hiks... Mama....!" teriaknya kencang memanggil Mama dengan suara cemprengnya yang memekakkan telinga.

"Lo ngapain disini?" tanyaku heran.

"Kakak gigit tangannya Azka, padahal Azka cuma nyolek kakak doang, hiks..."

Tanpa kusadari ternyata aku telah menggigit tangan Azka melampiaskan kekesalanku terhadap bang Paris pada Azka. Ya ampun... aku kok mendadak jadi vampir kek gini main gigit orang.

"Aduh... Azka adek kakak yang cakep, jangan nangis dong. Duh... Azka berenti dong... ntar kak Icha di omelin Mama." Aku berusaha mendiamkan Azka yang menangis semakin kencang.

"Azka.... ntar kakak beliin cd Frozen deh, tapi diem dong." Azka menggeleng, tangisnya makin keras.

Azka kemudian berlari kedalam rumah mengadukan perbuatanku pada Mama. Hah... udah SMP masih aja tukang adu, manja banget jadi anak. Mentang mentang bungsu dia.Huft. Daripada terkena omel Mama, aku langsung kabur ke mobil meminta pak Tuki agar ia segera menjalankan mobil.

Young LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang