Chapter 3

10.1K 1.1K 83
                                    











"Kim Sunoo."

Jake mengerling jenaka, tersenyum lucu begitu tatapannya bertemu dengan Sunghoon.

Terkekeh sebentar, Jake berkata. "Seseorang disana sudah menyebar undangan untuk datang ke ke arena begitu mendengar namamu disebut."

Sunghoon hanya menatap datar sahabatnya. Ia sudah terbiasa dengan pekikan dan sanjungan. Namun lima tahun ini dia memilih berhenti, tidak. Tidak sepenuhnya berhenti, meski Sunghoon menetap di Amerika dalam rangka kuliah. Tetap saja hobinya terpenuhi.

Omong-omong, dulu Sunghoon hanya datang menyaksikan Jake atau Jay turun arena. Ia hanya akan turun jika lawannya memang setara. Hanya beberapa kali dan mereka yang menantang kalah semua.

Mereka payah, itu menurut Sunghoon. Hingga satu nama terbesit dalam benaknya.

"Selama kau pergi, nama Kim Sunoo sering muncul sebagai pemenang. Aku juga sering datang untuk melihatnya bung."

"Sepertinya menarik."

"Wuahh!! Kau harus bertanding dengannya. Macan Arena ini tak akan membiarkan bocah gangster itu menang bukan!"

Sunghoon menyeringai, menerawang jauh dalam ingatannya. Tentu sosok Sunoo begitu familiar.

"Hoon, aku harus pergi menemui ayahmu."

"Untuk?"

"Jay akan ikut turun arena dan acara makan malam kalian pasti dibatalkan. Hanya aku yang akan jadi tersangkah Tuan Park. Brengsek."

"Ahh." Ia mengangguk jumawah. Menyender tenang di atas kursi kebesarannya. "Si kelinci Jungwon juga akan turun rupanya."

"Hahaha! Aku bagian yang paling tua."

















"Aku benci Jay! Kenapa aku harus menjadi lawannya! Yak Kim Sunoo!"

"Sudahlah Jungwon-ah. Kau tentu tak mau melawan Sunghoon bukan? Atau kau mau melawan Jake?"

Jungwon langsung bersembunyi di balik tubuh Heeseung. Meremat lengan kemeja yang lebih tua agar menyelamatkannya dari pertanyaan Sunoo.

"Tidak mau." Cicitnya.

Sunoo menghela nafas berat, seingatnya Jungwon tak seperti ini. Bocah itu selalu bersemangat jika turun arena. Lantas begitu nama Jay keluar sebagai lawan yang harus ia kalahkan, kemana perginya semangat itu.

Yang lebih tua berujar menengahi, Heeseung sangat mengerti keadaan ini. Lawan mereka sudah jelas berada satu tingkat di atasnya. Jungwon pasti takut. "Hyung akan menjagamu dari belakang. Kau bisa fokus mengalahkan Jay."

"Hyung apa kau tahu?! Terakhir kali kami bertemu dua tahun lalu, dia begitu sombong saat memenangkan arena seorang diri. Dia bahkan mengejekku jika aku hanya bocah kecil."

"Jadi kau takut dikalahkan lagi atau takut diejek bocah kecil Jungwonie?" 

"Dua-duanya Sunoo hyung."

Sunoo mendelik jengah. "Lalu bagaimana aku bisa melawan rajanya bodoh! Kami bahkan belum pernah satu arena!" Lalu pandangan itu jatuh menatap sosok di depannya.

"Heeseung hyung sering satu arena dengan Jake. Aku bahkan sempat berpikir kalian dekat."

"Sering satu arena bukan berarti dekat Sunoo." Jawabnya tenang.

Heeseung menggulung lengan kemejanya sampai batas siku. Menyanggah dalam diam dagunya. "Pemuda itu adalah sahabat Sunghoon. Bahkan bisa ku katakan jika Shim Jake adalah tangan kanannya."

FlickerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang