Sunoo menatap sinis pemuda bermarga Park di depannya yang tengah asik menyender pada badan mobil. Pada akhirnya ia harus bicara berdua dengan Sunghoon di luar kafe sementara Jay ditemani Jungwon di dalam.
"Aku akan bergabung dengan Ivander Park tapi sebelum itu, aku ingin satu pertandingan nanti malam."
"Arena balap liar?" Tukas Sunghoon singkat. "Aku akan mengaturnya."
Kim Sunoo itu tak mudah didekati, ia terlalu mandiri dan hanya ingin berbicara dengan Heeseung atau Jungwon. Dia dingin, sama sepertinya. Bahkan untuk sekedar mengajaknya balapan, orang hanya akan mendapat anggukan singkat sebagai jawaban.
Sunghoon sudah mengamati sejak lama dan ia begitu tertarik untuk itu. Bahkan saat tahu jika Sunoo bersimpuh pada arena yang sama.
"Jika aku menang. Kau dan dua temanmu akan menjadi bagian dari Ivander Park tanpa bisa keluar lagi."
"Apa maksudmu?!" Sontak Sunoo terkejut. "Ku pikir kau memintaku bergabung atas dasar kau membutuhkan bantuanku. Bukan menjadi anggota permanen seperti itu. Kau ingin menjadikanku budakmu huh?"
"Brengsek." Sunghoon menatap Sunoo tajam, tangannya dengan cepat menarik pinggang Sunoo hingga tubuh mereka terhimpit satu sama lain. "Jaga ucapanmu Kim. Aku memang keji menurut pandangan orang, tapi menjadikanmu budak sama sekali tak pernah ku pikirkan."
Nafas Sunoo menderu, menatap netra Sunghoon tak kalah tajam. Tangannya terkepal menahan dada Sunghoon sebagai upaya agar jantungnya tak bersentuhan langsung dengan milik pemuda yang tengah memeluknya kini.
"Tadinya aku ingin meminta bantuanmu untuk membatu Ivander Park mencari dalang dibalik kematian seseorang. Tapi melihat perangaimu seperti ini-"
Netranya mengamati wajah Sunoo intens. Menelisik wajah gelisah yang berusaha menunjukkan ketegarannya.
"Aku akan menjadikanmu anggota Ivander Park, sebagai istri Park Sunghoon."
Chups..
Sunghoon meraih tengkuknya cepat, membuat Sunoo tak menyadari kapan pemuda itu bertindak. Dirinya sibuk merasakan detak jantungnya yang kian berpacu. Bahkan kalimat lancang Sunghoon serasa membunuhnya.
"Mmmphh ahh-" Tersadar dari rasa kejutnya, Sunoo lekas memberontak. Berusaha melepaskan ciumannya.
Namun Sunghoon mengunci seluruh raganya. Membuat Sunoo harus pasrah saat Sunghoon menggigit bibir bawahnya sebagai ketukan agar lidahnya masuk.
"Mhh akh- mmpp-"
Sunoo tanpa sadar meremat kemeja Sunghoon di dadanya, netranya sibuk membalas tatapan tajam Sunghoon. Meski bibir keduanya tak terputus sama sekali.
Hingga Sunghoon merasakan tubuh dalam pelukan kini bertumpuh total padanya, Sunoo sudah lemas akibat pasokan oksigen yang terhenti. Membuat Sunghoon terpaksa melepas ciuman panjangnya.
"Manis." Bisiknya tepat di depan bibir Sunoo.
Sunoo tidak tahu, pandangan Sunghoon tak pernah lepas dari bibirnya yang kini membengkak dengan nafas menderuh. Yang ia tahu, saat ini tubuhnya sudah tak berdaya. Ketika Sunghoon melepaskan pelukannya, Sunoo berusaha berdiri diatas kakinya.
Sunghoon terkekeh, mengusap sensual air liur mereka yang tertinggal di bibir Sunoo dengan ibu jarinya lantas mengecapnya di mulut sendiri.
"Sangat manis Kim."
***
"Pertunjukkan yang sungguh sensual Park!"
Sunghoon hanya menyeringai kecil, menatap acuh jalanan besar di depannya. Membiarkan Jay menyetir untuk membawanya pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flicker
FanfictionBagaimana jika anak mafia Park Sunghoon ditantang untuk melawan gangster berwajah manis Kim Sunoo dalam arena balap malam. Sama-sama ambisius dan tak ingin direndahkan hingga salah satu dari mereka harus memilih kalah atau dikalahkan. Namun Sunghoo...