Sorry for typo.
"JAKE!"
Ia segera berlari, menangkap tubuh Jake yang nyaris limbung di tanah. Dalam diam lekas membawanya menuju taksi. Ia sedikit menyesal menyuruh supir taksi menunggu di perempatan jalan.
"Jake-" persetan darah merembes pada baju putih miliknya. Ia meminta supir taksi untuk membawa mereka menuju rumah sakit terdekat. Tangannya bergerak menepuk pipi Jake demi menarik kesadarannya kembali. Ia hanya khawatir.
"Jake bangunlah. Kau akan menyesal jika tidur seperti ini."
Yang ia tak tahu, Jake sudah mati-matian menahan rasa kantuk dan nyeri pada kepalanya. Membuka matapun ia sudah tak sanggup, hanya bibirnya yang gemetar seolah ingin menjawab.
"Jake ku mohon."
"H-Heseung hyung."
Ia merindukannya. Heeseung merindukan panggilan itu. Tangannya semakin memeluk erat tubuh di atas pangkuannya, Heeseung segera meninggalkan beberapa lembar uang secara acak dan berlari membawa Jake ke dalam rumah sakit.
"Selamatkan istriku."
Sialan. Itu dokter yang sama, seperti saat Jungwon dilarikan ke rumah sakit tempo hari. "Bukankah-"
"Tolong."
Sang dokter mengangguk seraya terbata, seingatnya pemuda tinggi ini membawa istri yang berbeda waktu itu. Namun itu urusan pasien, sang dokter hanya bekerja. Ia segera masuk dan membiarkan satu susternya bersama Heeseung.
"Tunggulah di luar tuan Lee."
"Tidak bisakah aku masuk?"
"Ini prosedur tuan."
"Tapi dia istriku!"
Suster yang menahan bergerak gelisah. Dokter di dalam berteriak agar suster segera menyiapkan peralatannya. "Tuan Lee, istri anda bukan sedang melahirkan. Kau bisa ikut masuk lain kali jika istri anda hamil lalu melahirkan."
"Sialan!" Umpat Heeseung jengkel. Ia meninju tembok di samping pintu. Ada bercak darah Jake pada tangannya. "Selamatkan istriku atau rumah sakit ini ku ratakan dengan tanah beserta isinya."
***
'Aku pergi ke rumah sakit, semalam Jake dicelakai seseorang. Tidur lagi saja, aku sudah memesan makanan untuk makan siangmu. Hanya hubungi resepsionis dan mereka akan melayanimu. Aku akan menjemputmu sore nanti.'
Sunoo mendecih, meremas kertas kecil berisi pesan singkat dari Sunghoon dan meraih korek api lantas membakarnya acuh. "Bagaimana jika aku yang terluka?"
Dengan serampangan, Sunoo memakai kembali baju miliknya setelah usai dari kegiatannya di kamar mandi. Ia meraih ponsel di nakas dan berdecih sekali lagi sebelum meninggalkan hotel.
"Aku merindukan rumahku yang lama."
***
"Apa yang terjadi?" Sunghoon menekan kalimatnya. Tatapan mereka bertemu, Heeseung hanya duduk termangu di kursi tunggu sementara Sunghoon masih meredam amarahnya setelah datang terburu dengan pakaian acak-acakan karena mencemaskan Jake.
Padahal Heeseung sudah menghubunginya sejak semalam, namun Sunghoon baru membaca pesannya pagi ini. "Heeseung-"
"Aku hanya mengikutinya. Jake pergi dengan motor semalam dan yang ku dapati adalah ia berkelahi dengan seseorang."
"Kau tidak melihat awalnya?"
"Kau pikir aku bisa? Aku memang mengikutinya, tapi menggunakan taksi dimana aku sendiri kehilangan jejak Jake karena markas kalian berada jauh dari persimpangan jalan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Flicker
FanfictionBagaimana jika anak mafia Park Sunghoon ditantang untuk melawan gangster berwajah manis Kim Sunoo dalam arena balap malam. Sama-sama ambisius dan tak ingin direndahkan hingga salah satu dari mereka harus memilih kalah atau dikalahkan. Namun Sunghoo...