"Bagaimana?"
"Mereka benar-benar mencuri semua senapan di ruang utama." Lapor Riki penuh tekanan. Ia menatap nyalang Jay yang kini duduk di atas motornya. Keamanan diperketat dan beberapa penjaga tersebar acak. "Tuan Yang sudah di luar kendali, untuk apa dia mencuri senjata kita? Apa kita akan berperang?"
"Bukan berperang. Ku rasa dia mencurinya untuk dijual dengan harga mahal. Perizinan serta akses hanya dimiliki oleh Ivander Park dan Park Jongseong. Sangat sulit menembusnya, tuan Yang mencuri senjata kita karena disana terdapat simbolis Mafia Ivander."
Ia mengangguk ringan, menggulung lengan jaketnya hingga siku. Berpikir sejenak apa yang harus ia lakukan, biasanya Riki selalu bertindak dengan Jake. Namun pemuda itu mungkin akan memilih beristirahat untuk beberapa waktu akibat cedera.
Sapuan pada pundaknya menyadarkan Riki, ia menoleh penuh tanya. "Jangan gegabah, cukup pantau saja. Kita akan tunggu Ivander berteriak marah."
"Ahh, dia sepertinya agak sibuk."
"Jake terbaring di rumah sakit, masalahnya dengan Jungwon dan tuan Yang lalu masalah hatinya dengan Elard Kim. Jika menambah masalah bisnis, aku yakin si sinting Sunghoon akan mati detik ini juga."
Yang termuda terkekeh geli, begitu terasa perhatian yang Jay lontarkan kendati kalimatnya serupa guyonan. Jika boleh jujur, Riki juga khawatir pada Sunghoon. Pemuda itu terus diam dan menyimpan pilunya seorang diri.
"Pasangan yang serasi. Bagaimana jika Ivander dan Elard benar-benar akan menikah?"
***
"WHAT THE FUCK?!" Riki menyemburkan sodanya mendengar seruan Jay di kamar rawat Jake. Tak terima begitu Sunghoon berujar kelewat santai menyuarakan niat mulianya di tengah masalah yang mendera. "YAK! SUNGHOON IVANDER PARK!"
Sunghoon mengedikkan bahu acuh, menyenderkan kepala dengan nyamannya di bahu sempit Sunoo. Di sofa seberang ada Jungwon yang melongo bak orang bodoh persis di samping Heeseung.
"Kami akan menikah lusa."
"Pardon?" Heeseung bersumpah, telinganya masih sehat.
"SINTING!" Teriak Jungwon tak terima. Ia tak habis pikir, kata sinting benar-benar nama lain Sunghoon rupanya. Semula hanya Heeseung dan Sunoo, sekarang ada yang lebih parah. "Lalu bagaimana denganku?"
Jay menoleh penuh arti, mendapati Jungwon tertunduk dengan wajah sendu. Pikirannya mulai lemah, Jay semakin berpikir negatif tentang apakah Jungwon menyukai adiknya atau apapun itu. Ia datang kemari sebagai kunjungan untuk Jake, bukan mendengar kabar miring perihal Sunghoon akan menikah dengan Sunoo atau mendapati kenyataan pahit tentang Jungwon yang menyukai calon suami abal-abalnya. Merasa tak tahan lagi, ia memutuskan berlalu meninggalkan ruang.
"Ku rasa ada yang salah paham."
Sunoo meliriknya, Jungwon masih tertunduk. "Jungwon-"
"Tidak Sunoo hyung, a-aku tak apa. Sungguh." Lantas ia turut keluar dari sana, menenangkan diri mungkin.
Membuat Riki tertawa canggung entah harus bagaimana ia menyikapi, alasan mengapa ia belum mau berurusan dengan kata cinta. Ini rumit, terlebih jika subjeknya memiliki pertahanan tinggi. "Aku akan mencari udara segar di luar." Maka pergi adalah jalan ninjanya.
Jake menghela nafas kasar, memilih berpaling lantas memejamkan mata lelah. Nyeri itu kembali mendera, Jake kesal melihat keadaan semakin sulit ditambah ketidak berdayaannya saat ini. Ingin sekali ia berteriak mengusir semua orang, namun mulut laknatnya berucap sok lembut. "Pergilah, aku ingin istirahat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Flicker
FanfictionBagaimana jika anak mafia Park Sunghoon ditantang untuk melawan gangster berwajah manis Kim Sunoo dalam arena balap malam. Sama-sama ambisius dan tak ingin direndahkan hingga salah satu dari mereka harus memilih kalah atau dikalahkan. Namun Sunghoo...