Sunghoon menatap lekat wajah pias Sunoo kala ia dengan santai menggendongnya naik ke lantai atas dan menidurkannya di ranjangnya kembali. Mendengar laporan dari Heeseung tentang kecelakaan itu, terang membuat teka-teki tentang kematian Elard Kim semakin terbuka.
"Kau harus menunjukkan siapa dirimu Kim Sunoo."
Ia menyibak rambut depan si gangster kecil ke belakang hingga menampilkan dahi indahnya yang sedikit berkeringat akibat demam.
"Cepat atau lambat."
Ketika ia hampir beranjak, sebuah tangan menahannya disusul ringisan kecil yang membuat Sunghoon reflek mendekap tubuh Sunoo.
"Hiks.. jangan pergi.."
"Aku tidak akan pergi." Bisik Sunghoon pada telinga Sunoo. Ia membiarkan Sunoo mencari kenyamanannya sendiri, bergerak gelisah di dada bidangnya.
"Aku tidak akan pergi." Bisiknya sekali lagi.
Setelah dirasa Sunoo kembali tidur, dengan hati-hati ia melepas pelukannya. Menyelimuti tubuhnya hingga batas dada lantas mengecup keningnya cukup lama.
"Kau yang tidak boleh pergi Kim."
Sunghoon turun dari lantai atas, masih ada Heeseung dan Jay yang tengah duduk dengan pikiran masing-masing.
"Dimana Jake?"
Jay mengedikkan bahu acuh. "Minum wine di gudang bawah, mungkin."
"Beri saja dia racun agar cepat meninggal."
Sontak Jay tertawa keras. Biasanya Sunghoon akan menyusul Jake dan menghentikannya minum. Tapi tidak kali ini. Namun daripada itu, ada yang membuatnya lebih tertarik, yakni Heeseung yang tampaknya enggan peduli tentang mereka.
"Hey bung, ku lihat kau tengah frustasi sejak tadi. Jika itu menyangkut tentang Sunoo, dia pasti akan baik-baik saja."
"Tidak."
"Lalu?"
Heeseung menghela, ia menyembunyikan manik tajamnya dengan nafas berat. Berusaha mengontrol iblis di dalam tubuhnya untuk tidak melayangkan nuklir ke mansion tuan Yang.
Sunghoon berdehem saat Jake datang dengan wajah memerah. "Berapa botol Jake?"
"Apa?" Ia menghempaskan diri pada sofa panjang dan tidur miring di sana. "Aku hanya menghabiskan dua gelas dan sisanya mabuk efek laporan import senjata."
Keduanya mengangguk, Jay kembali memusat pada Heeseung. "Sepertinya kau butuh beberapa botol Wine Heeseung-ssi."
"Ya. Berikan saja lima red wine untukku."
"Sialan! Seleramu tinggi juga. Kau pecandu?"
"Lumayan."
Jay menyeringai, ia menyuruh beberapa pelayan membawa red wine untuk mereka lantas ia menuangkannya untuk Heeseung yang mana langsung di tenggak habis dalam satu tarikan nafas.
"Wow! Ku pikir kau benar-benar frustasi saat ini."
"Ini tentang Jungwon." Tukas Heeseung dengan raut dingin. Mendadak situasi berubah serius. "Aku berlari dari apartemen membawa Sunoo atas keinginan Jungwon karena tuan Yang tiba-tiba meloloskan peluruh dan membantai apartemen yang ku sewa semalam."
"APA?!"
Jay terkejut. Tentu itu sudah dibaca oleh Heeseung.
"Dia ingin Jungwon pulang."
"Tidak seperti itu caranya sialan!"
"Jay tenangkan dirimu brengsek! Biarkan Heeseung melanjutkan." Pungkas Sunghoon sedikit jengkel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flicker
FanfictionBagaimana jika anak mafia Park Sunghoon ditantang untuk melawan gangster berwajah manis Kim Sunoo dalam arena balap malam. Sama-sama ambisius dan tak ingin direndahkan hingga salah satu dari mereka harus memilih kalah atau dikalahkan. Namun Sunghoo...