Chapter 29

7.1K 825 321
                                    














Sunoo tersenyum kecil, keputusannya sudah sudah bulat. Maka, tidak ada seorangpun yang bisa menghentikannya. Ditatapnya Daniel sesaat sebelum tungkainya melangkah menemui tuan Yang. "Dimana berkasnya."

"Kau benar-benar pencuri Kim Sunoo."

Brakkkk

Ia menangkapnya dengan baik, satu set dokumen berisi berkas-berkas penting milik Yang Group akan menjadi miliknya. Ia segera memeriksa degan detail seolah ia memahami seluk-beluk perusahaan.

"Kau harus membunuh Ivander Park malam ini juga. Besok pagi semuanya harus selesai, kau dapatkan Yang Group dan aku mendapatkan Park Company."

Sunoo mengangguk, merasa puas begitu berkas kepemilikan Yang Group sudah berbalik nama menjadi dirinya. Dengan leluasa ia tersenyum lucu hingga netranya menyipit, menyiratkan tanya dalam benak tuan Yang. "Jungwon akan berduka jika calon suaminya meninggal. Kau tega mengorbankan kebahagiaan putramu, Tuan Yang?"

"Jungwon akan mengerti hal ini."

"Baiklah. Aku tidak peduli tentang itu. Berikan Ranging Bull padaku, dengan menembak ban mobilnya, Ivander akan kehilangan kendali." Sunoo mengerutkan kening jumawah, agak sedikit rumit dengan rencananya. "Tapi Ivander adalah sosok yang cerdik, ada banyak antek-anteknya. Tujuanku membawanya ke arena adalah agar aku leluasa membunuhnya."

"Rencanamu sangat bagus Kim."

"Tentu saja." Ia tersenyum pongah, menggigit bibir seduktif hingga beberapa bawahan Tuan Yang meneguk ludah. "Aku adalah dewa dalam perencanaan. Kau hanya perlu duduk manis pada singgasanamu ini dan menerima kabar duka esok hari."

Sunoo melenggang meninggalkan ruang usai mengetuk kursi kekuasan Tuan Yang. Benjalan dengan cengiran penuh arti di telan belokan.

Tuan Yang menatap Daniel seksama, lantas menyatukan tangan di atas meja. Sosoknya begitu angkuh. "Bocah itu sangat cerdik, namun bayarannya memang gila."

"Kau akan puas dengan hasilnya. Sunoo pernah melakukan pembunuhan terhadap CEO dari perusahaan kenamaan, siasatnya sangat tepat dengan intuisi yang tajam. Kau tidak akan rugi membayarnya dengan menukar posisi perusahaan."

"Ada yang terlewat Daniel." Sekali lagi ia pandang lurus satu lorong dimana Sunoo terakhir terlihat. "Yang dibawa Sunoo adalah dokumen palsu."

Ia mengeluarkan satu dokumen serupa dari laci mejanya, menunjukkan pada Daniel bahwa ia jauh lebih cerdik daripada Sunoo.

"Dasar bodoh."

***

Jake terkikik geli, setelah rasa bosan melanda. Ia memutuskan untuk berjalan-jalan di area rumah sakit, setelah perawat mengizinkan dan menunjukkan bagaimana ia harus berjalan sembari membawa tongkat infusnya. Ia berada di taman belakang, tempat dimana banyak sekali pasien anak-anak dan beberapa remaja berkumpul saling berbagi candaan.

"Hyung. Kau sakit apa?"

Jake tersenyum kecil, mengusap rambut berantakan anak lelaki di hadapannya. Mereka duduk bersama. "Aku mengalami sedikit kecelakaan, kepalaku terluka."

"Hyung tak apa?"

"Aku baik-baik saja. Terimakasih. Siapa namamu?"

Anak itu tersenyum lembut, memperkenalkan namanya dengan bangga. "Aku Shim Yonghan, usiaku sebelas tahun. Aku mengalami kecelakaan bersama kedua orang tuaku dan mereka.. meninggal."

Hati Jake berdenyut sakit, merasa dejavu kala ia mengingat kembali kenangan buruknya dimana kedua orang tuanyapun meninggal akibat kecelakaan. Hanya dirinya yang tersisah dan Tuan Park berbaik hati mengangkatnya sebagai anak.

FlickerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang