Jangan lupa vote dan comment-!
-
Dia meringkuk di pojok ruangan. Kedua matanya sibuk memandang sekeliling. Perasaan cemas dan takut kembali menyerang. Ia merasakan tubuhnya menggigil kedinginan. Berusaha sebisa mungkin ia tahan
Dadanya sesak. Untuk bernapas saja sangat kesulitan. Peluhnya mulai bercucuran deras membasahi wajah. Degup jantungnya tidak normal. Dia merasa keberadaannya disini sangat terancam
Ruangan gelap, hanya ada satu lampu diluar ruangan yang cahayanya masuk melalui ventilasi. Tidak terang dan kurang membantu
Berulang kali dia memegang dadanya yang lama kelamaan terasa nyeri. Dia tidak bisa sendirian. Dia butuh teman, walau hanya satu untuk ikut bersamanya
Jeongwoo merasa hidupnya benar benar payah. Dalam kegelapan dia menangis. Menangis menahan rasa pusing yang sakitnya sangat luar biasa di kepala. Jeongwoo menarik rambutnya kasar, frustasi yang ia rasa
Ia semakin ketakutan. Tubuhnya gemetar hebat. Berulang kali dia memukul kepalanya sendiri untuk meluapkan emosinya pada Tuhan. Apa Jeongwoo marah pada Sang Pencipta? Jeongwoo tidak tahu
Dia hanya marah dengan dirinya yang sekarang. Dia membenci dirinya sendiri. Kenapa harus dia yang mengalami semua ini? Banyak jutaan orang diluar sana, tapi kenapa harus dia? Pertanyaan yang selama ini tidak ia temukan jawabannya
Jeongwoo~
Tubuh Jeongwoo mematung. Dia terkejut mendengar bisikan lirih yang tiba tiba datang. Dia menoleh ke sekitar. Gelap. Jeongwoo tidak melihat apapun disana. Cahaya lampu diluar sangat tidak berguna untuk melihat seisi ruangan
Jeongwoo~
Lagi, bisikan itu kian terdengar di kedua telinganya. Jeongwoo memejamkan mata. Dia mengibaskan tangannya di depan telinga. Berusaha menghalau suara bisikan aneh yang entah datang darimana
Jeongwoo menyesal harus bersembunyi sejauh ini. Dia berada di ruangan kecil yang berisikan beberapa alat untuk berkebun. Lebih tepatnya ruangan itu berada di tengah perkebunan rumah mereka. Jauh dari teman temannya
Entah ada angin apa Jeongwoo berlari kesana. Dan membuatnya harus meringkuk di pojok ruangan dengan suasana sepi yang mencekam. Jeongwoo pikir, disana aman karena letaknya lumayan jauh dari rumah mereka
Tapi sama saja, Jeongwoo tetap merasa ketakutan
Jeongwoo, lo payah!
Suara itu lagi lagi terdengar. Jeongwoo menatap sekeliling dalam keadaan gelap. Ia lalu menutup kedua telinganya menggunakan tangan
"Pergi!" bentak Jeongwoo entah pada siapa
Lo gak seharusnya hidup, Jeongwoo. Lo laki laki terpayah di antara semua teman teman lo
Jeongwoo semakin mempererat kedua tangannya untuk menutup telinga. Namun suara bisikan itu tetap saja terdengar, bahkan sangat jelas
"Lo siapa?! Pergi!!" bentak Jeongwoo lagi
Kalau lo mati, gak ada yang peduli sama lo
Berusaha tidak menghiraukan, namun tetap saja Jeongwoo terus kepikiran dengan suara bisikan itu. Dalam perasaan takutnya, Jeongwoo mulai berpikir
"Haha, benar mungkin ya kalau gue mati mereka gak ada yang peduli?" gumamnya dengan tawa hambar
Benar, Jeongwoo. Kalau lo mati, lo gak bakal ngerasain rasa sakitnya di dunia. Rasa sakit lo yang sekarang bakal hilang
Jeongwoo terdiam, tak lama ia tertawa dan menganggukkan kepala
"Kalau gue mati, gue gak bakal ngerasain ini semua," gumamnya, lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Come to Me - treasure✓
Horror❝Setan itu pasti ada hubungannya sama semua ini❞ ⚠︎⚠︎⚠︎ -kata agak kasar, tapi masih aman ;) start :: 8 Maret 2021 finish :: 17 Juli 2021 Genre : mistery and thriller (50%) , horror (50%) -vinionio_