27

2K 604 38
                                    

Jangan lupa vote dan comment -!

-

Kedua langkah kakinya berjalan menyusuri jalanan kampung yang terkesan sepi. Walaupun keadaan kampung bisa terbilang baik, banyak pepohonan, jalan beraspal, dan ditumbuhi beraneka ragam tanaman bunga, namun tetap saja terkesan sangat sunyi

Banyak rumah yang menutup pintunya meski di siang hari. Mungkin saja, pemilik rumah sedang beristirahat atau sedang tidak berada di rumah

Cuaca lumayan terik, sinar matahari serasa membakar kulitnya. Lelaki itu mendongak, menatap birunya hamparan langit tanpa awan dan matahari yang bersinar terang membuat silau matanya

Segera saja dia berlari kecil, menyusuri pinggiran jalan yang tertutup oleh bayangan pohon. Berteduh sejenak di bawah rimbunnya pohon beringin yang tumbuh di sisi kanan jalan, dekat dengan jembatan

Dia menggerutu kesal karena lupa memakai jaket, atau mungkin topi untuk melindungi kulitnya yang terasa panas terbakar akibat paparan sinar matahari

Hanya memakai celana panjang dan juga kaos berwarna hijau muda tanpa memakai topi. Ingatlah, bahwa dia sangat terburu buru

Lelaki itu menatap ke sekeliling. Sepi, hanya ada beberapa kendaraan yang lewat dan sangat jarang ada pejalan kaki. Hembusan angin yang lumayan kencang menerpa wajahnya, rambut berwarna ungu muda miliknya menjadi sedikit berantakan

Debu terbang begitu saja akibat angin yang terlalu kencang. Segera dia mengangkat tangan kirinya di depan wajah agar debu itu tidak mengenai matanya

Namun percuma, matanya menjadi gatal dan sedikit perih kala kotoran kotoran kecil itu masuk ke dalam matanya. Ia meringis pelan, mengusap matanya dengan sedikit kasar

Rasa sakit perlahan menghilang, namun pandangan masih tetap buram. Samar dia melihat sosok nenek tua di seberang jalan

Berusaha memastikan, dia mengusap kembali matanya agar pandangan terlihat lebih jelas

Ketika menatap ke seberang jalan untuk yang kedua kalinya, lelaki itu terkejut. Karena sosok nenek yang dilihatnya sudah tidak lagi berada disana

Bingung, cemas, takut, mulai melanda dirinya. Sangat yakin bahwa apa yang dilihatnya tadi memang benar. Sosok nenek itu duduk di jembatan berseberangan dengannya

Namun, nenek itu menghilang dalam satu kedipan mata. Tubuhnya mulai merasakan lemas, dia ingin segera pulang

Tapi ia ragu, tujuannya keluar rumah adalah untuk menemui sang nenek. Nenek yang ia temui di depan rumah ketika dia hendak membuang sampah. Untuk memperjelas ucapannya tempo hari lalu. Karena jujur, dia masih sedikit bingung

"Gue harus nemuin nenek itu. Sepertinya nenek itu tahu sesuatu," gumamnya

Srak..

Srak...

Tubuh lelaki itu menegang. Merasakan ada pergerakan yang berasal dari belakangnya. Dia sangat yakin, bahkan yakin sekali. Belakang tubuhnya hanyalah pohon beringin yang rimbun, dan juga jembatan dengan sungai kecil di sisi kanan pohon

Berusaha berpikir positif bahwa suara itu hanyalah kucing atau mungkin binatang yang lain

Dengan sedikit rasa ragu, dia menoleh. Aneh, tidak ada siapapun

"Nak.."

Lelaki itu terperanjat kaget, menatap ke depan dengan mata melebar. Jantungnya sudah berdegup tidak karuan

Rupanya sosok nenek yang tadi dilihatnya di seberang jembatan, kini berdiri tepat di hadapannya

"Nek, kapan ada disini?" tanyanya dan nenek itu hanya tersenyum

Come to Me - treasure✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang