17. Si Adik Kelas

340 108 2
                                    

"Fuck." Jeongwoo langsung membalikkan badannya dan kembali keluar.

"Ngapa Lo?" Tanya Hanyu pada teman sekelasnya. Jeongwok tidak menjawab, Ia mual melihat tubuh itu berserakan dimana-mana.

Ni-ki menundukkan kepalanya dan mendapati cairan kental berwarna merah. Tanpa rasa takut, remaja ini masuk untuk mencari mayat tersebut.

Selain Ni-ki, Zoa yang bersama mereka ikut menyadari darah yang dilihat Ni-ki. "Wait! Gimana kalo--"

"Nggak ada. Cuma ada mayatnya doang nih," sahut Ni-ki tanpa membiarkan gadis itu menyelesaikan kalimatnya.

Ni-ki memperhatikan mayat yang telah dimutilasi tanpa ampun itu. Ia berusaha mencari sesuatu yang bisa Ia jadikan sebagai petunjuk.

Hingga matanya menemukan kertas yang memiliki bercak darah terjatuh tak jauh dari tubuh korban. Tanpa ragu Ni-ki mengambilnya dan membacanya. Ia sempat berpikir sebentar sebelum akhirnya kakinya melangkah mendekati jendela.

"Zoa? Lo mau ngapain?" tanya Hanyu yang melihat Zoa berjalan perlahan ke arah Ni-ki.

Zoa tak menjawab. Merasa ada yang salah, Hanyu menoleh ke arah Ni-ki yang berada di dekat jendela yang terbuka itu. Ni-ki ikut menoleh, mata keduanya bertemu. Ni-ki seperti menyiratkan sesuatu kepada Hanyu.

Hanyu yang mengerti mau tak mau mengangguk dan menarik Jeongwoo untuk kabur, meninggalkan Zoa dan Ni-ki sendiri di dalam ruangan yang dingin nan mencekam itu.

"Lo udah tau ya?" tanya Zoa yang berada tepat di belakang Ni-ki.

Ni-ki, tanpa menoleh ke belakang, mengangguk dengan tenang.

"Lantas kenapa nggak lari? Kenapa malah nyuruh Hanyu buat ninggalin Lo?"

Ni-ki menyeringai. "Karena Hanyu percaya sama gue. Hanyu selalu percaya sama gue kalo pilihan yang gue beri itu nggak akan salah."

"Walau itu dengan mengorbankan diri Lo sendiri?"

Ni-ki menunduk, menatap jalanan yang sunyi tanpa adanya kendaraan yang berlalu lalang. Ni-ki juga melihat ada pisau-pisau yang menatap ke atas tepat di bawah sana. "Kalau itu adalah pilihan yang terbaik, maka Hanyu nggak bisa berbuat apa-apa dan cuma bisa ngikutin mau gue."

"Hanyu percaya banget sama Lo ya?"

Ni-ki mengangguk mantap, kali ini senyumannya terasa sangat hangat. "Gue juga percaya banget sama Hanyu."

"Gue harap Hanyu bisa maafin gue yang udah ngerenggut sahabatnya."

Ni-ki mengangguk, menanggapi pernyataan Zoa.

Tak lama kemudian, Zoa berjalan makin mendekat ke arah Ni-ki, hingga akhirnya tangannya tergerak dan mendorong tubuh remaja itu keluar.

###

"Han, ini beneran nggak papa si Ni-ki ditinggal?" tanya Jeongwoo seraya berlari mengikuti Hanyu. Mualnya sudah hilang sejak mereka pergi dari ruangan itu.

Hanyu mengangguk, "Gue yakin dia bakalan baik-baik aja. Gue yakin..."

"Lo nggak yakin."

"Shush, nggak usah ikut campur, ini masalah hati gue," jawab Hanyu dengan ketus.

Jeongwoo memutar bola matanya malas begitu mendengar jawaban yang dikeluarkan oleh Hanyu. "Yeh, Lo mah-"

Hanyu tiba-tiba berputar arah dan menutup mulut Jeongwoo, membawanya bersembunyi di lorong terdekat. Hanyu lalu menaruh telunjuknya di bibirnya, mengisyaratkan Jeongwoo untuk tetap diam.

[#2] Simon Says • 01-05L [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang