Jeongwoo bersumpah Ia tidak melihat ada meja dan setumpuk buku ditengah jalan saat Ia berlari tadi.
Namun bagaimana bisa benda-benda itu muncul secara tiba-tiba? Jeongwoo yakin matanya masih sehat, tak ada rabun atau cacat mata lainnya.
"Shit," umpat Jeongwoo begitu Ia menabrak meja tersebut dan membuat buku-buku yang tebal itu berjatuhan, meninggalkan bunyi yang sangat keras dan menggema.
Tak ada waktu untuk membereskannya, Jeongwoo harus segera mencari tempat bersembunyi.
Dengan langkah kaki terburu-buru Jeongwoo segera berlari mencari tempat persembunyian. Sungguh, Jeongwoo hanya ingin keluar dari sana dengan keadaan selamat.
Tiap langkah yang Ia ambil diliputi oleh rasa takut serta gelisah.
Oh ayolah, mengapa disaat yang genting seperti saat ini otaknya yang encer itu tidak mau berfungsi?
Langkah Jeongwoo tiba-tiba terhenti. Ia memikirkan sesuatu yang sebelumnya tidak pernah sekalipun Ia memikirkannya.
Jeongwoo membalikkan badan, dan berlari menuju suatu tempat.
Ia tidak mengerti, namun Ia melihat siluet seseorang telah menunggunya diujung lorong pendek itu.
Secepat itu kah?
###
Denise terpojok. Ia salah mengambil jalan.
"Astaga. Denise bego, amat sangat bego. Sumpah lo bego banget Denise Kim," umpat Denise pada dirinya sendiri.
Apa yang harus Denise lakukan?
Di depannya saat ini hanya ada tembok kosong tanpa ada jalan baik ke kiri maupun ke kanan. Sedangkan di belakangnya ada seseorang yang sedari tadi terus mengejarnya.
Denise menoleh ke arah belakang. Di ujung lorong sana terdapat seseorang sedang berdiri sambil memegang sebuah tali dan pisau yang entah darimana Ia mendapatkannya.
"Wait wait wait wait wait. Diem disana ya? Please. Tolong. Gue masih pengen hidup," ucap Denise sambil mengangkat tangannya dan menunjuk-nunjuk orang yang ada di hadapannya.
Orang itu memilih untuk menulikan pendengarannya. Perlahan namun pasti orang tersebut melangkah mendekati Denise.
"Plis, kenapa harus gue sih. Ya Tuhan."
Langkah kaki orang di hadapannya berhenti. Denise menatap dengan pandangan heran, walau jantungnya masih berdegup kencang.
"K-kenapa?" Denise memberanikan dirinya.
Orang di hadapannya malah tertawa. Astaga, mendengar tawaannya yang menggelegar dan menggema itu membuat Denise semakin ketakutan.
Satu kalimat dilontarkan oleh lawan bicara Denise. Kalimat itu berhasil membuat tubuh Denise membeku, walau Ia tak tahu mengapa.
"Gara-gara keluarga lo."
Tolong, Denise tidak tahu menahu masalah keluarganya. Kenapa jadi Denise yang kena getahnya?
"Gara-gara kakak lo."
Deg.
Pikiran Denise langsung melayang membawanya menuju wajah cantik sang kakak.
Apa karena ini, kakaknya masuk penjara?
"Gara-gara dia... Kak Jinyoung harus merenggut nyawanya."
Siapa? Siapa itu Jinyoung? Denise tidak mengenalinya.
"L-lo siapa sih sebenernya? L-lo bukan temen seangkatan gue, atau adek kelas gue. Gu-gue yakin nggak ada suara mereka yang mirip sama suara Lo. Dan lagi, gue nggak kenal siapa itu Kak Jinyoung yang Lo maksud. Dan asal Lo tau, kakak gue udah mengakui kejahatannya dan sekarang sudah di penjara," jelas Denise dengan suara yang terdengar tegas namun bergetar.
Lagi-lagi orang dihadapan Denise itu tertawa. "Lo nggak perlu tau siapa gue, siapa Kak Jinyoung dan apa masalah dia sama kakak Lo. Gue disini cuma mau balas dendam," ucapnya dengan lantang.
"Kenapa harus ke gue? Gue, kan, nggak salah apa-apa?" tukas Denise.
"Lo juga bersalah. Lo tau kakak Lo pergi malam-malam banget tapi Lo nggak mencoba buat nyegah dia. Padahal Lo lagi dalam keadaan sadar saat itu—"
Sosok dihadapannya mengambil ancang-ancang seperti seekor harimau yang hendak menerkam mangsanya. "—Dan karena Jennie Kim belum juga mati, Lo yang harus menggantikan perannya."
###
"Ups, targetnya ketemu nih."
Deg.
Baik Chaerin maupun Taehyun tersentak dengan ucapan lantang yang menggema itu.
Tidak, awalnya mereka berdua berpisah dan ya. Mereka bersatu di tempat itu, tempat dimana mereka tertangkap basah oleh salah satu diantara lima orang yang terpilih tadi.
"Gimana nih?" Tanya Chaerin pada Taehyun, sedikit berbisik.
Taehyun menggelengkan kepalanya. "Nggak tau juga gue, Rin. Target dia antara Lo kalo nggak gue, atau mungkin kita berdua," jawab Taehyun.
Chaerin mendecak kesal, "Kalo itu gue juga tau. Sekarang gimana caranya kita berdua bisa selamat dari dia."
Sosok yang wajahnya tak terlihat itu terdengar mendecih. "Nggak usah ngomong kayak gitu juga duh, gue juga masih bisa denger. Emm, omong-omong aja nih, kalian berdua target gue. How pathetic, huh? Hidup kalian udah nggak lama lagi," ucapnya diakhiri kekehan kecil.
Oke, targetnya adalah Chaerin dan Taehyun. Setidaknya mereka berdua mengetahui hal itu.
"Kalian nyerah gini aja nih?"
Tak ada jawaban yang keluar dari mulut Chaerin dan Taehyun. Tubuh mereka kaku, bahkan untuk melarikan diri dari sana saja rasa-rasanya seperti berat.
"Ow, kalian baik banget. Oke deh kalo gitu."
Nampak dari bayangan yang terlihat, perempuan dihadapan mereka sedang mengambil ancang-ancang untuk melempar salah satu pisau yang digenggamnya.
"Hyun, pisaunya ngarah ke gue. Lari sekarang." Akhirnya Chaerin mengeluarkan suara setelah tadi sempat terdiam.
Taehyun menatap Chaerin dengan enggan. "Kita masuk sini bareng-bareng, kita keluarnya juga harus bareng-bareng," ucap Taehyun.
"Plis Hyun. Lebih baik kehilangan satu nyawa daripada lebih dari itu. Pergi. Sekarang!"
Jleb.
Tepat sasaran. Pisau tersebut menembus dada Chaerin. Taehyun terdiam menyaksikan pemandangan dihadapannya.
Chaerin memuntahkan darah. Sebelum benar-benar kehilangan nyawanya, Chaerin berpesan, "La-ri Hyun. A-pa la-gi yang ma-u lo tung-gu?" ucap Chaerin sedikit terbata-bata.
"Jangan coba-coba lari Lo, Kang Taehyun!" teriak sang pelaku.
Ia menatap Chaerin yang sudah mulai kehabisan banyak darah dan perlahan mulai menutup kedua matanya sebelum akhirnya berlari dengan enggan meninggalkan jasad Chaerin disana.
"Wah, mau main kejar-kejaran? Oke."
“Player Number 21. Park Chaerin, game over.”
###
TBC
mungkin akan jarang update
mengingat sekolah sudah
dimulai, hihi.have a nice day and stay healthy!
KAMU SEDANG MEMBACA
[#2] Simon Says • 01-05L [✔]
Fanfiction[SELESAI/REVISI] "jangan sampe keulang lagi, plis!" note. You need to read "Play With Me" first to get know about their problem before this. ©moonchaey, 2020