"Jeong?"
Jeongin yang sempat sedikit melamun seketika langsung tersadar dan menoleh ke arah Chenle. Ia tersenyum dan berkata, "Nggak papa."
Chenle mengerutkan dahinya, bingung. "Ha? Gue manggil doang perasaan?"
Jeongin langsung gelagapan, wajahnya memanas. Ia salah tangkap omongan Chenle. Ia kira Chenle menanyakan kabarnya. Rasanya Jeongin ingin mengubur dirinya sekarang, saat ini juga.
"A-ah, i-iya."
Chenle tertawa pelan-walau menurut Jeongin tawanya masih cukup besar-seraya memukul bahu kawannya. "Nyelo ilah. Btw gue nggak yakin Lo nggak papa. Lo aja tadi begitu, nggak fokus. Ada yang ganggu pikiran Lo?"
Jeongin sontak menggeleng tegas. "Eng-eng-enggak!! Enggak kok, enggak. Nggak ada. Suer nggak boong. Nggak ada. Beneran. Nggak ada."
"Iya-iyaa, nggak usah diulang-ulang gitu bro. Denger gue denger. If there's something bothering you, don't worry to tell me. I'm all ears," ucap Chenle seraya menepuk bahu Jeongin pelan sebelum selanjutnya Ia tertawa keras. "Wih anjay, inggris gue mantep, 'kan?" Lanjutnya, berusaha mencairkan suasana.
Jeongin berdesis kuat. "Ssssh, diem dikit bisa nggak sih Le? Mau mati Lo?!"
Chenle menelan salivanya dengan paksa. Pergantian suasana hati Jeongin yang begitu tiba-tiba membuat Chenle sedikit bergidik ngeri. Gila, ni anak kena bipolar kali ya? Begitu pikir Chenle.
Yahh, apapun yang sedang Jeongin pikirkan, Chenle harap tidak begitu mengkhawatirkan.
Jeongin menatap jam tangannya dengan gusar. Kapan ini akan berakhir? Mengapa jarum jam terasa bergerak dengan lambat?
"Ada orang kah di samping?" Suara seseorang membuat baik Chenle dan Jeongin menoleh ke arah yang sama berbarengan.
"Kayak suaranya Seongmin," pikir Chenle.
Begitu Chenle hendak berjalan menghampiri suara, Jeongin menarik lengannya. "Jangan. Gimana kalo itu jebakan?" peringat Jeongin.
"Tapi gimana kalo itu beneran Seongmin yang lagi butuh pertolongan?" sahut Chenle, tak mau kalah.
"Le, sekarang bukan lagi situasi dimana Lo bisa nyelamatin orang sesuka hati Lo. Lo bukan hero yang bakalan tetep hidup walaupun Lo diserang segimana rupanya."
Chenle menatap Jeongin tak percaya. "Terus Lo nyuruh gue diem aja ketika gue yakin disana temen-temen kita butuh pertolongan? Yang bener aja? Jeongin yang gue kenal nggak kayak gini.''
Jeongin menghela napas panjang lalu menyenderkan tubuhnya ke dinding. "Situasi yang ngebuat gue berubah, Le. Kita lagi ada di situasi mati dan hidup. Lo pikir gue bakal diem aja tanpa berpikir apa-apa? Nggak. Gue lagi mikirin gimana caranya gue bisa nyelamatin yang tersisa, tapi guenya juga bisa selamat."
Chenle tertawa sarkas. "Lo sendiri yang bilang ke gue. Kita bukan hero. Apapun jalan yang kita tempuh, pasti ada darah disana. Lo liat sendiri lawan kita pembunuh nggak berotak. Gimana kita bisa selamat?"
"Kalo gue bilang gue punya rencana, gimana?"
Baru Chenle hendak bertanya rencananya, tiba-tiba mereka mendengar langkah kaki bergemuruh dari arah tangga yang entah mengapa tangganya berada di dalam ruangan.
"Dua orang. Menurut Lo siapa? Kawan atau lawan?" Tanya Jeongin pada Chenle.
Chenle mulai mengambil ancang-ancang. "Siapapun itu mending siap-siap aja dulu."
Jeongin mengangguk dan berdiri, ikut bersiap-siap. Langkah kaki mereka makin terdengar, begitu pula dengan napas mereka yang terdengar memburu.
Hingga akhirnya dua orang itu mendekat ke cahaya bulan. Wajah mereka pun nampak. "Well, atleast kita nggak lari ke arah killer itu, Har. See? Nggak perlu takut dengan hal yang belum pasti." Gadis itu menepuk pelan pundak yang lebih muda.
"Ryujin? Haruto?" Jeongin memanggil nama kedua remaja tersebut.
Kedua remaja itu langsung menoleh ke asal suara. "Oh, Chenle! Ayen! Lama nggak ketemu!" seru Ryujin--dengan suara yang kecil tentunya--seraya menghampiri mereka berdua, diikuti Haruto dibelakangnya.
"Kak, kenal sama Park Jinyoung nggak?" tanya Haruto, tiba-tiba.
Chenle menggeleng. "Nggak, nggak pernah denger tuh. Lo Jeong?" tanya Chenle.
Jeongin mencoba memanggil memorinya. "Kayak pernah denger namanya...," gumam Jeongin.
Haruto dan Ryujin langsung menaruh harapan pada Jeongin. "Kayaknya temen abang gue deh. Nggak yakin sih gue. Tapi kata abang gue dah meninggal juga karena dibunuh pas mau pulang sekolah. Kata abang gua sih--" Penjelasan Jeongin terhenti kala Ia teringat oleh sesuatu, lalu setelah menutup mulut tak percaya. Tatapannya memancarkan rasa takut yang teramat, bola mata yang bergetar.
"Udah meninggal...." gumam Haruto dan Ryujin tak peduli dengan perubahan sikap Jeongin, sedikit berduka atas kepergian seseorang yang mereka cari, walau mereka tidak mengenalnya.
"Terus kalo Park Jihyo, Park Minhyuk sama Park Siyeon? Kayaknya mereka adik dari Park Jinyoung," Ryujin ikut bertanya
Kali ini Chenle yang memberikan reaksi. "Jin, mereka korban dan pelaku insiden sekolah kita tiga tahun yang lalu..." ucapnya, perasaan cemas terpancar dari sorot matanya, walau samar-samar. Akhirnya Ia mengerti mengapa Jeongin tiba-tiba bergetar penuh ketakutan.
Setelah mendengar kata-kata Chenle, Ryujin menggerakkan tangannya dan menutup mulutnya. Ia tidak tahu menahu soal korban dan pelaku insiden tersebut.
"Tunggu, pelaku? Pelakunya salah satu keluarga itu?" tanya Haruto.
Chenle mengangguk patah-patah. "Park ... Minhyuk ... pelakunya."
"Wah wah, keknya gue lagi diomongin, nih."
Jeongin mendongak. Yang lainnya menoleh ke belakang dengan penuh waswas.
"Hai adik-adik kelas gue yang baru hari ini gue lihat~!"
"Dia ... Gimana caranya dia masih bisa hidup?"
###
TBC
belum, masih jauh sama ending. aku agak bingung cara ngedeketin ke endingnya gimana, jadi maaf ya kalo alurnya terkesan lama banget.
AKU JUGA LUPA PLOT, TAPI MALES BGT MO BACA ULANG UEUEUE
dan lagi sepertinya aku update ga bakal deket-deket ini. paling cepet mungkin aku bakal up seminggu sampai dua minggu sekali? tergantung idenya juga sih, walau aku bisa aja maksain idenya biar muncul. tergantung mood juga:]
makasih dan maaf atas waktu menunggunya😭
KAMU SEDANG MEMBACA
[#2] Simon Says • 01-05L [✔]
Fanfiction[SELESAI/REVISI] "jangan sampe keulang lagi, plis!" note. You need to read "Play With Me" first to get know about their problem before this. ©moonchaey, 2020
![[#2] Simon Says • 01-05L [✔]](https://img.wattpad.com/cover/226351845-64-k128327.jpg)