Epilog

387 101 4
                                    

Lima tahun berlalu.

Jeongin sudah bekerja sekarang. Minhee, Haruto dan kawan-kawannya yang lain masih berkutat di dunia perkuliahan. Oh, Minju juga, mengingat gadis itu mengambil fakultas kedokteran.

Atas permintaan Yuri..

Tidak, Minju tidak merasa tertekan berkuliah disana. Toh dirinya sendiri juga yang menginginkannya menjadi seorang dokter.

Hari ini Minju mengambil cuti. Nilai Minju tidak terlalu buruk kok di kelas, jadi mungkin nanti Minju bisa meminta catatan ke teman atau meminta tugas tambahan untuk berjaga-jaga.

Minju berjalan kecil menyusuri jalanan yang tak ramai, tapi juga tak sepi.

Hingga matanya menangkap beberapa orang berdiri di depan suatu tanah kosong. Langsung saja gadis itu menghampiri mereka.

"Guys!" panggilnya.

Segelintir orang tersebut menoleh, lalu tersenyum kepada Minju. Minju tiba-tiba berhenti berlari.

Ia merasa yang lainnya ikut tersenyum kala Ia memanggil tadi. Hal itu membuat hatinya berdesir.

"Ada apa Ju?" tanya Jeongin.

Minju menggeleng seraya balas tersenyum. Ia berjalan mendekat ke arah temannya. "Nggak ada...," jawab Minju. Pikirannya sudah melayang begitu dirinya melayangkan pandangan ke tanah kosong yang sangat luas itu.

Angin berhembus pelan, menerbangkan rambut mereka dengan lembut.

SMA 2, sekolah itu pada akhirnya dibongkar oleh pemerintah, membuat para muridnya mau tak mau harus pindah sekolah dan kembali mencoba akrab dengan lingkungan baru.

Tanah itu dibiarkan kosong begitu saja. Tanpa pepohonan ataupun bangunan sekali pun.

"Thanks to Yang Hongseok dan bawahannya. Tanpa dia kita nggak mungkin bisa ngerasain pengalaman hidup dan mati itu," kata Somi, menyahuti sumpah serapah Daehwi yang tak ada ujungnya.

"Tuh Hwi, dengerin kata Somi. Lo kagak berhenti-henti misuhin tuh orang lima tahun terakhir. Tapi gimana ya. Kita pindahnya nanggung banget itu, kek tinggal ujian terus selesai sekolah." Beomgyu memberi opini. "Untung aja emak gue nggak misuh-misuh, tuh, ya."

Yang lain tertawa mendengar ucapan Beomgyu.

"Anjay Jin, dah mau nikah aje Lo." Chenle menaik-naikkan alisnya, menggoda Ryujin kala matanya melihat jari manis Ryujin sudah terisi cincin.

"Iyalah, emangnya Lo kagak laku-laku," jawab Ryujin, bercanda.

"Loh? Gue, kan, nggak jualan. Apanya yang mau laku?" sahut Chenle juga dengan bercanda.

"Bisaan Lo."

"Anways, guys, mau ke makam?" ajak Wonjin.

Minju mengangguk. "Boleh, mumpung gue lagi ambil cuti hari ini. Istirahat bentar."

###

Lagi-lagi beberapa tahun kembali berlalu.

Seseorang pernah mengatakan ini kepadaku. 'Sesuatu yang 'benar' harus tetap 'benar'. Jika tidak mau mati maka hiduplah.' Aku tertawa kala mendengarnya. Jika pola pikirnya begitu berarti kita harus siap tertawa sendirian, karena ketika orang dekat sudah mati... hanya kita yang masih hidup.

Aku sungguh-sungguh. Karena sesungguhnya kita dibenci oleh hidup itu sendiri. Tanpa mengetahui makna sesungguhnya dari 'kebahagiaan' kita membenci semua yang datang ke kehidupan kita dan terus mengutuk masa lalu. Kita yang menyukai kata 'selamat tinggal' tanpa mengerti arti sebenarnya dari perpisahan.

Aku bisa saja mati besok. Mungkin saja semuanya berubah menjadi tak berarti. Mau itu pagi, malam, musim semi ataupun gugur, tanpa berubah seseorang mati di suatu tempat.

Sejujurnya aku tidak membutuhkan mimpi ataupun esok hari. Jika kalian tetap hidup maka itu akan lebih dari cukup untukku.

Ya... sejujurnya itulah kata-kata yang ingin aku sampaikan...

"Dokter Kim? Pasien sudah mulai datang!"

Dokter Kim, Kim Minju, menoleh ke arah pintu secara gelagapan dan tersenyum. "I-iya, Kamu data saja dulu seperti biasa," jawab Minju.

Setelah itu Minju kembali membuka buku hariannya dan lanjut menulis kata-kata yang belum Ia tuangkan disana.

"Hiduplah. Tetaplah hidup."

Kim Minju.

Minju segera menutup bukunya dan menyimpannya, menyambut pasien yang baru saja datang.

###

HAHA, IT DOESN'T MAKE ANY SENSE AT ALL GOMENNASAI

Anyway guys, thank you buat yang bertahan sampe ff ini (finally) selesai. Aku bahagia, terharu, dsb.

Sekali lagi terima kasih atas support kalian! Terima kasih banyak! Arigathanks! Gomapthanks! Terima cash- eh-

See you guys in another story! Bye bye!

[#2] Simon Says • 01-05L [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang