Mata Elaine sudah menajam melihat pemandangan yang kini tersuguh didepannya. Sugguh Elaine kalau marah sangat menyeramkan. Walaupun ia yang paling angkuh tapi ia jarang sekali mengeluarkan amarahnya dan sekarang apa yang membuatnya semarah itu.
Elaine berjalan menghampiri meja depan yang sukses membuatnya marah. Sehingga ketiga temannya hanya memperhatikan. Apa yang akan seorang Elaine lakukan?
Semakin Elaine mendekat ketiga temannya yang lain pun tau apa yang akan terjadi. Mereka ikut berdiri dan mengekori Elaine dari belakang, kita cukup berjarak tidak terlalu dekat.
"ANJING YA!" teriak Elaine tepat didepan para kumpulan cowok. Seketika kantin menjadi ramai. Orang-orang sudah melihat kearah Elaine yang barusan berteriak.
Kumpulan para cowok itu tersentak kaget dan kompak memandangi Elaine. Elaine terus menyoroti satu lelaki yang membuatnya marah. Matanya sedaritadi tak lepas dari cowok itu.
Sementara lelaki yang Elaine tatap sudah salah tingkah hingga ingin kabur saja. Dia yang sedang merangkul cewek segera melepaskan cewek itu dan bersembunyi dibalik cowok didepannya tapi apadaya Elaine sudah melihatnya.
"Ada apa nih?" tanya salah satu cowok yang ada disana.
"Hei cantik, lo kenal sama kita?" teman cowok yang lainnya pun ikut bertanya.
Elaine menatap para lelaki yang barusan bertanya padanya. Ekpresi Elaine yang tadinya marah berubah menjadi senyum manis kearah mereka. Yang disenyumin langsung meleleh ditempat.
"Masya Allah senyumnya bikin pengen nyebut" ucap lelaki yang diketahui bernama Litch.
"Neng, abang meleleh" ucap lelaki disamping Litch.
"Keluar lo, Reihan!" ucap Elaine lantang, raut wajahnya sudah berubah lagi menjadi marah. Elaine sungguh pintar mengatur ekpresi wajahnya.
Reihan keluar dari balik punggung temannya sambil cengengesan. Para kumpulan cowok itu sekarang kompak melihat kearah teman mereka yang bernama Reihan.
"Lo punya kenalan cewek cantik gitu ko ga bilang-bilang sih, Han?" tanya Litch.
"Sial" umpat Reihan pelan.
Reihan berdiri dan mendekati Elaine sebelum gadis cantik itu semakin marah. "Kamu kok ada disini sih?" tanya Reihan berbasa-basi.
Elaine melirik Reihan sekilas dan berjalan kearah Reihan duduk tadi dan tanpa ijin dia duduk disana. Elaine melihat gadis yang ada disampingnya. "Lo siapanya Reihan?"
"Pacar" jawab singkat gadis itu yang kini sudah bertatapan dengan Elaine.
"Disekolah bagus dan elite ini ternyata ada lonte nya ya" Elaine tersenyum miring mengejek gadis itu.
"Apa lo bilang!" gadis itu tersulut emosi karna ucapan Elaine.
"LONTE!" teriak Elaine dan langsung berdiri dari tempatnya duduk. Gadis itu ikut berdiri dan siap menampar pipi mulus Elaine tapi tangannya tertahan oleh gadis berambut pirang, siapa lagi kalau bukan Yuzu. Entah sejak kapan gadis itu berada disana.
"Enak banget nih tangan mau pukul temen gue," Yuzu melepaskan tangan gadis itu dengan kasar "ga akan gue izinin sialan!" Yuzu langsung mengelap tangannya dengan tisu, merasa jijik. "Omg tangan gue berkuman!" ucap Yuzu agak berteriak.
"Bentar, kalian itu siapa sih datang-datang langsung ngerusuh ditempat orang?" tanya Litch kebingungan.
"Gue?" tunjuk Yuzu pada dirinya sendiri. "Cewek cantik yang berkesempatan jadi cewek lo, mungkin." lanjutnya.
Litch tersenyum miring. Dia suka modelan cewek yang kaya gini. Penuh percaya diri dan jangan lupakan kecantikan dan juga body nya beuuuh kaya gitar spanyol kata orang-orang. Bagaimana bisa litch tidak tergoda dengannya rambut pirang panjang yang menjuntai, bola mata yang berwarna biru terang, hidung mancung, dan kulit putih bersih. "Wow mau dong jadi cowoknya" goda litch. Yuzu hanya mengibas-ngibaskan tangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
BAD GIRLS [END]
Teen FictionMenceritakan tentang gadis-gadis yang memiliki prilaku luar biasa bahkan sering dikatai gila. Tidak peduli akan orang lain. Hanya hidup untuk dirinya sendiri. Yang mereka tau hanyalah bersenang-senang lewat tingkah lakunya yang tak biasa. Note : Ter...