Menceritakan tentang gadis-gadis yang memiliki prilaku luar biasa bahkan sering dikatai gila.
Tidak peduli akan orang lain. Hanya hidup untuk dirinya sendiri. Yang mereka tau hanyalah bersenang-senang lewat tingkah lakunya yang tak biasa.
Note : Ter...
Hari minggu biasanya mereka kumpul di cafe-cafe pinggir jalan sekalian cuci mata lihat cowok-cowok yang lewat atau cowok-cowok yang datang ke cafe itu.
"Hari ini gue beneran cuci mata gays" ucap Yuzu, pandangannya tak lepas melihat kearah luar cafe yang tepat berada di sebrang sana.
"Ga ada yang ganteng, yang menarik pun ga ada" ucap Elaine bosan sambil meminum minumannya.
"Ada" Yuzu menunjuk kearah sebrang cafe dan ke empat temannya yang lain pun mengikutin arah tunjuk Yuzu.
"Itu si lucia?" Tanya Albelda ragu.
"Hooh, dia lagi sama pacarnya" jawab Elaine semakin malas.
"Gue baru liat. Ternyata pacarnya emang ganteng" ucap Noele dan Albelda pun yang sama baru tau mengangguk mengiakan ucapan Noele.
"Haha cuci mata kali ini pacarnya si Luci" ucap Yuzu matanya tak lepas dari cowok ganteng yang diketahui pacarnya Lucia.
Grace yang sedari tadi memainkan ponselnya hanya melihatnya sekilas ia sama sekali tidak tertarik karna targetnya sekarang adalah Doni. Ia ingin Doni. Sebelum dia dapat Doni ia tidak akan mau melirik cowok lain. Grace itu tipe cewek yang setia.
Lucia yang sedari tadi merasa ada yang memperhatikannya mulai mengedarkan pandangannya kesekeliling. Dan ia melihat ada lima cewek yang sangat ia kenal. Lucia tersenyum kearah mereka. Rasa ingin membuat mereka iri pun muncul. Lucia tau mereka itu jomblo tampangnya aja cantik tapi pacar ga punya. Lucia mulai menyuapi pacarnya es krim yang sedari tadi ia makan sendiri.
"Sial! Ke uwu an macam apa ini" kesal Yuzu. Padahal tadi Yuzu melihat mereka biasa-biasa saja dan sekarang mereka malah saling suap-suapan.
"Jiwa jomblo gue meronta-ronta" lirih Elaine.
"Ga tertarik" ucap Noele dan Grace serempak.
Albelda melihat kearah samping 3 meter darinya disana ada Daniel. Biasanya Daniel akan selalu nempel dengannya tapi sekarang tidak. Daniel masih tetap mengikuti Albelda walau sekarang di jarak yang aga jauh. Mata Albelda menjadi sendu saat melihat Daniel ia sangat merindukan kekasihnya itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tring
Suara lonceng cafe berbunyi dan masuklah seorang lelaki dengan menggunakan kaos hitam dan jeans hitam. Dia melihat kesekeliling cafe mencari orang yang sudah mengiriminya berpuluh-puluh pesan. Dia tidak ingin datang kesini tapi kalo ia abaikan pesan-pesan itu maka hidupnya akan semakin tidak tenang karena terus di teror dengan spam telpon maupun pesan.
Di cafe itu banyak sekali orang-orang yang sedang menongkrong sehingga ia sulit untuk menemukan orang yang ia cari. Lelaki itu menemukan kumpulan-kumpulan para cewek dekat jendela. Terlihat dari pantulan jendela itu ada seseorang yang sedang ia cari. Dia menghampiri kumpulan itu dan tepat berdiri disamping Grace membuat atensi mereka yang sedari tadi melihat pacar Lucia kini teralihkan kelelaki jangkung dan tak kalah tampan dengan pacarnya Lucia.
"Wih siapa nih?" Tanya Noele.
"Boleh juga" Yuzu mengangguk-anggukan kepalanya sambil terus memicingkan matanya kearah wajah lelaki itu. Grace mengusap wajah Yuzu kasar. "Dia Doni, punya gue!" Geram Grace.
"Cih" Yuzu berdecih dan mengalihkan pandangannya ke sebrang jalan lagi. Tapi ia baru mengingat sesuatu tentang taruhannya waktu itu.
"Pacar lo?" Tanya Albelda.
"Iyalah" jawab Grace langsung.
"Gue bukan pacar lo!" Doni menekan kan ucapannya. Kesal dengan cewek yang selalu mengaku-ngaku pacarnya.
"Oh begitu" guman Yuzu. Dia langsung melihat kearah Albelda dan melirik sekilas kearah Doni. Seperti telepati Albelda mengerti apa yang Yuzu maksud. Albelda menghela nafasnya berat dan mulai bangkit dari duduknya.
"Ayo duduk disini" rangkul Albelda pada tangan Doni. Perlakuan Albelda tak luput dari pandangan Grace.
"BEL!" Refleks Grace memanggil Albelda dengan keras melihat tangan nya yang sudah melingkar di tangan Doni.
"Apa?" Tanya Albelda santai.
"Tangannya biasa aja ya ga usah kegatelan" Grace melepaskan tangan mereka berdua dan dengan posesif dia memeluk Doni. Albelda tak tinggal diam dia menarik tangan Doni lagi.
"Pffft" Noele ingin tertawa melihat drama di depannya. Iya mengerti apa yang Albelda lakukan itu semua karna dia kalah taruhan.
Doni memejamkan matanya frustasi. Sekarang ia sedang diperebutkan oleh dua gadis cantik yang menurutnya sangat menyebalkan.
"Stop!" Teriak Yuzu menghentikan Grace dan Albelda yang memperebutkan Doni. Sementara Noele dan Elaine sudah melihat kearahnya.
"Abang pilih yang mana perawan atau janda?" Ucap Yuzu dan sedetik kemudian ia menutup mulutnya "eh salah"
"Maksud gue abang mau pilih Grace apa Albelda?" Ralat Yuzu.
"GUE" serempak Grace dan Albelda. Mereka kini saling pandang dan memelototi satu sama lain.
"Oh. Pilih gue, emang sih gue itu lebih cantik dari pada mereka." Doni tidak mengatakan apapun tapi Yuzu dengan seenaknya bilang kalo Doni memilihnya. Grace yang tak terima langsung adu mulut dengan Yuzu.
Doni yang melihat dan mendengarnya sudah benar-benar pusing. Pikirnya apa sih yang mereka lalukan. Mungkin lelaki lain akan senang karna di perebutkan oleh cewek-cewek cantik tapi tidak dengannya.
"CUKUP!" Akhirnya Doni pun mengeluarkan suaranya. Membuat perdebatan yang ga berfaedah Grace dan Yuzu terhenti. Albelda pun yang masih memegangi tangan Doni langsung melepaskan tangannya. Kaget mendengar suara keras Doni.
"Gue pilih kalian semua! Puas!" Ucap Doni dan langsung meminum jus yang ada dihadapannya entah itu minumanan punya siapa. Hari sudah panas ditambah suasana yang semakin membuat panas.
"Yee anjir nge harem" cibir Yuzu. Albelda mengangguk-anggukan kepala. "Ya siapa juga sih yang berani menolak pesona kita."
"Dih apaan gue ga mau ya!" Grace memberenggut sebal. Noele dan Elaine masih setia menonton drama yang membosankan itu.
"Kat_ kat" teriak Elaine. "Drama selesai" ucapnya lagi. Grace dan Doni menatap Elaine bingung.
"Tunggu, kalian lagi ngedrama apaan asu?" Kesal Grace. Albelda dan Yuzu sudah kembali ketempat duduknya dan sudah terduduk manis dan santai disana.
"Taruhan selesai" ucap Noele. Grace semakin bingung di buatnya taruhan apa yang mereka bicarakan.
"Udah lah otak lemot lo ga akan bisa mencerna" Yuzu mengibas-ngibaskan tangannya keatas. "Mending sekarang lo pergi sama Doni lo itu sebelum gue berubah pikiran ingin ngerebut dia" lanjut Yuzu.
"Hiih" Grace kesal ia menghentakkan kakinya dan membawa Doni pergi dari para sahabatnya yang sekarang sudah naik pangkat kelevel gila.