Setelah memutar mencari-cari Doni tapi sama sekali tidak ketemu sekarang Grace memutuskan untuk diam di perpustakaan. Ia menemukan perpustakaan saat mencari Doni dan berhubung bel sekolah di Arion sudah berbunyi dan menandakan kelas di mulai lagi jadilah ia berakhir di perpustakaan.
Grace tidak menyusul para temannya dan memutuskan untuk belajar saja berhubung ia punya tugas yang belum selesai. Disana tidak terlalu sepi masih ada beberapa murid yang belajar kelompok.
Sudah satu jam lamanya Grace berada di perpustakaan ia juga sudah menghubungin para temannya agar datang kesini namun sampai sekarang mereka tidak ada yang datang satu pun. Bosan, Grace sudah merasa bosan tapi tugas nya belum selesai ia kerjakan.
Doni yang sedang ber-olah raga dan baru saja membeli minuman kaleng tak sengaja melihat Grace di dalam perpustakaan. Doni ingin mengabaikan nya tetapi melihat ia yang seperti kebosanan di dalam sana membuatnya melangkahkan kaki masuk mendekat.
Doni duduk tepat di samping Grace, membuatnya kaget namun Grace langsung tersenyum manis kearah Doni. Doni yang membawa minuman langsung saja di sambar oleh Grace. Grace membuka kaleng minuman dan meminumnya dengan sekali tegukan.
"Ah seger" ucap Grace sambil masih tersenyum. Doni hanya bisa melongo melihat tingkah cewek yang akhir-akhir ini selalu merecokinya.
"Gila ya lo, Itu punya gue!" Kesal Doni.
"Hehe gue haus banget, gue juga laper belum makan" Grace memegangi perutnya pandangannya tak lepas dari Doni.
"Bukan urusan gue!" ucap Doni sambil memalingkan pandangannya.
"Aa Doni, mau makan" ucap Grace manja.
"Bodo amat gue ga nanya"
"Laper"
"Sumpah gue ga nanya"
"Dari pagi belum makan" Grace semakin memelas.
"Gue ga peduli" Doni menutup telinganya dengan tangan tidak ingin mendengarkan ocehan Grace lagi yang meminta makan padanya.
Grace melipat kedua tangannya di meja dan menyembunyikan wajahnya disana karna omongannya tidak di dengar.
"Ck" Doni berdecak dan langsung bangkit dari duduknya. Grace mengintip dari sela tangannya dan tersenyum saat melihat Doni pergi.
Doni menyimpan kantong kresek yang berisi makanan tepat di depan Grace. "Abisin, jangan sampe telat makan"
"Mau rujak juga" ucap Grace cepat sebelum Doni pergi lagi.
"Beli sendiri!" Doni melengos dari hadapan Grace.
"Makasih" ucap Grace sedikit berteriak.
Setelah pulang dari sekolah Arion kelima siswi itu memutuskan untuk bermain saja kerumah Elaine. Sudah lama mereka tidak datang kesana menjenguk Bunda Arlen. Bunda Elaine sangat baik sampai semua teman Elaine selalu memanggil panggilan yang sama dengan Elaine, Bunda.
Baru saja mereka melangkahkan kaki masuk kedalam rumah dan langsung di sambut teriakan menggelegar Bunda dari arah dalam rumah.
"BERANINYA MUNCUL DEPAN GUE"
"Ya ampun bunda kenapa?" Tanya Yuzu kaget.
"Kaget gue" Albelda mengelus dadanya sakin kaget.
"BUNDA" Elaine ikut berteriak lalu berlari masuk.
"Gendang telinga gue bisa rusak" guman Grace yang tepat berada di samping Elaine yang berteriak.
"Buruan kita ga boleh ketinggalan drama" ucap Noele semangat dan berjalan duluan.
"KURANG AJAR" teriak Bunda lagi.
Elaine berdiri di pintu dapur dan melihat malas Bundanya yang sedang mengamuk sambil melempari semua barang yang ada disana. Dapur sudah berantakan, hampir semua perabotan tergeletak di lantai.
"Kenapa Bunda lo?" Tanya Noele penasaran. Ini kali pertama mereka melihat Bunda yang mengamuk sambil terus melempar-lempari barang namun buat Elaine mungkin itu biasa. Elaine mengedikkan bahunya tanda bahwa ia tidak tahu.
Prang
Salah satu panci melayang tepat kesamping Yuzu membuatnya kaget dan langsung mundur beberapa langkah."Gila, hampir aja tuh panci kena kepala gue!"
"Kenapa ga lo biarin aja kena kepala lo" ucap Albelda.
"Sialan" umpat Yuzu kesal.
"GUE BUNUH KALIAN SEMUA" lagi, Bunda berteriak dengan amarahnya yang semakin menjadi.
Kelima siswi yang tadi yang memerhatikannya langsung syok saat Bunda mengambil pisau. Mereka langsung berlari kearah Bunda. Tidak terlalu dekat mereka menjaga jarak karna takut dengan pisau yang ada di tangan Bunda Arlen.
"Ada apa lagi sih, Bun?" Tanya Elaine selaku anak.
"Ngebunuh itu dosa, Bun. Masuk neraka nanti" ucap Grace.
"Sini cerita aja ngapain bunuh-bunuhan." ucap Noele.
"Yo bisa yo" sekarang Yuzu yang berucap dan langsung mendapatkan pelototan dari mereka.
"Bunda kenapa?" Tanya Albelda sambil mendekat.
"BEL" yang lain langsung panik melihat keberanian Albelda yang semakin mendekat kearah Bunda.
"DIEM DISANA KAMU"
"Bel sini, ya ampun lo cari mati banget hidupnya" kesal Yuzu dan langsung menariknya lagi kebelakang.
"Coba Bunda tenang dulu kan masih bisa di bicarain baik-baik" ucap Grace yang semakin panik.
"INI GA BISA DIBICARAIN HARUS DIBUNUH!"
"Astagfirullah nyebut Bunda!" Elaine sedikit berteriak dan sekarang sudah memelototi sang Bunda.
"DIEM KAMU ATAU MAU BUNDA LEMPAR?" Bunda Arlen langsung memegang panci yang siap melayang kearah Elaine.
"Wow.. wow.. selaow, bun" panik Elaine.
Albelda maju lagi kearah Bunda Arlen Yuzu yang memeganginya pun dilepaskan kasar. "Bunda kenapa?" Tanya Albelda lembut. Sekarang Albelda sudah berada tepat di depan Bunda Arlen.
"ITU" teriak Bunda sambil menunjuk kearah kaki Albelda. Albelda melihat kearah tunjuk Bunda. Albelda langsung melompat kebelakang Bunda Arlen. "HIIHH KECOA" terika Albelda.
"KAN UDAH BUNDA BILANG DIEM DI SANA, BUNDA BELUM BUNUH KECOANYA" Bunda Arlen ikut panik lagi dan sekarang berpelukan bersama Albelda.
"Sudah ku duga" ucap Elaine sambil memegangi jidatnya.
"Cuman kecoa" Gumam Noele.
"Penonton kecewa" ucap Yuzu malas.
"Kirain mau ada adegan baku hantam" ucap Grace.
Akhir nya mereka pergi dari dapur meninggalkan Albelda dan Bunda Arlen yang masih berperang dengan kecoa.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD GIRLS [END]
Teen FictionMenceritakan tentang gadis-gadis yang memiliki prilaku luar biasa bahkan sering dikatai gila. Tidak peduli akan orang lain. Hanya hidup untuk dirinya sendiri. Yang mereka tau hanyalah bersenang-senang lewat tingkah lakunya yang tak biasa. Note : Ter...