𝟏𝟑. Engagement

9.2K 1K 243
                                    

Aku segera mandi di bathub kamar mandi hotel. Menaburkan kelopak bunga mawar merah di permukaan airnya. Membuat tubuhku menjadi sangat wangi dan bersih.

Tanganku menekan botol sabun dan mengambil isinya. Membuat busa yang sangat banyak di atas air.

Ah, ketenangan yang belum pernah aku rasakan.

Aku tertawa gembira bermain dengan busa putih di bathub. Meniupnya, melemparnya dan membuat gelembung-gelembung kecil.

Setelah mandi, aku memakai bathrobe keluar kamar untuk berganti baju.

Oh, ya. Sebelum aku mandi, tadi ada staff yang membawakan sekotak pakaian untuk kupakai. Aku menaruhnya di atas tempat tidur.

Jariku membuka kotak tersebut.

"Yaampun, ini mau dinner atau berenang?! Bajunya kecil banget!" ujarku kaget.

Aku mengambil dress berwarna hitam itu dari sana dan menerawangnya di atas kepala.

"Ah, jinjja.." aku menghadap ke cermin dan membayangkan aku memakai dress sependek paha itu. Bahkan pundakku juga terlihat jika aku memakainya.

Aku menggeleng cepat.

"Apa aku coba dulu, ya?" aku menaikkan alis.

Aku memakainya dengan cepat, lalu kembali ke depan cermin.

"Wah, mengapa kau sangat cantik, Ayara?" kataku tertawa.

..Mirip seperti idol kpop yang memiliki tubuh proporsional!" ucapku dengan percaya diri.

"Tapi, bentuk tubuhku jadi terlihat.." aku berputar ke segala arah sambil terus melihat ke arah cermin.

"Ah, tak masalah, ini hanya dinner with my self, bukan?" monologku sambil memakai skincare dengan cepat.

Aku menoleh ke arah jam.

"Ini sudah setengah tujuh, aku bisa terlambat!" kataku setelah menyelesaikan eyeliner.

Aku segera berjalan dan turun menggunakan lift.

Saat pintu lift terbuka, aku cukup kaget. Seseorang berpakaian seragam telah menungguku di depan lift. Aku melangkah keluar dan menunjukkan raut bingung.

"Kami ijin menutup mata anda dahulu, Nyonya.."

Aku memegang mataku yang sekarang sedang tertutup kain merah. Berjalan di dampingi wanita itu.

Disuruhnya aku duduk di sebuah kursi. Hm, aku rasa di depanku sekarang ada meja. Karena kau bisa merasakan kain taplak meja di lututku.

"Silahkan dibuka penutup matanya"

Aku membuka kaitan kain itu di belakang rambutku yang terjalin.

Mengerjapkan mata dan membukanya perlahan.

Di depanku ada seorang laki-laki dengan suit hitam, rambut sedikit basah dan bibir yang merah.

"Chenle?"

"Ayara?" Ia juga tampak kaget dengan kain merah di tangannya.

"Selamat menikmati dinner kalian, pasangan muda"

Satu persatu staff hotel meninggalkan kami berdua di ruangan itu.

Aku menggigit bibir canggung.

"Apa yang Chenle pikirkan tentang bajuku ini, astaga.." aku mengelus lengan.

Chenle menundukkan wajah.

"Ini pasti kerjaannya Papa" gumam Chenle.

Aku bingung akan tersenyum atau bagaimana. Aku kira akan dinner sendiri, menikmati me time. Rasanya aku ingin berganti baju sekarang juga!

1. Destiny | Chenle (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang