𝟏𝟐. Popy

8K 969 265
                                    

"Halo, tuan besar" sapa staff hotel dalam telepon.

"Apa anak dan menantuku telah sampai disana?"

"Su-sudah, tuan. Tapi, aku ingin mengatakan hal ini.."

..Mereka sekarang beda kamar"

Dahi Feng Ying mengerut.

"Bagaimana itu bisa terjadi?!"

"E-ekh, putramu memaksa dan mengancam jika kami tidak memenuhi permintaannya maka mereka tidak akan jadi untuk menginap"

"Beraninya kalian melanggar semua perjanjian ini!"

"M-maafkan kami, tuan besar! Ini di luar kemampuan kami!"

"Perbaiki kesalahan kalian. Buat mereka sedekat mungkin dengan paket bulan madu yang kupesan.. Jika sampai kalian gagal, maka aku akan melapor pada atasan kalian!"

Tut!

~o0o~

Song Recommendation :

Heartbeat by Suran 🎶
[ OST. Strong Woman Do Bong Soon ]





Happy Reading!





Pagi itu, aku keluar dari kamar dan turun ke lantai bawah hotel.

Sesampainya, aku pergi ke minimarket yang tersedia disana. Berada di dekat bar.

Aku membeli banyak sekali snack dan minuman ringan. Membawanya dengan tas plastik dan berlari kembali ke kamar.

Aku menutup pintu kamar hotel dan segera mengambil remote tv.

"Saatnya drakor! Yuhu!" Aku melompat ke tempat tidur sambil membuka kemasan keripik kentang.

"Aku sungguh ingin rewatch drakor Strong Woman Do Bong Soon! Sudah lima tahun terakhir kali aku menontonnya!"

Aku mencari judul drama itu di tv hotel. Wah, semuanya sangat lengkap disana. Dari Channel TV dalam negeri hingga luar negeri semua tersedia.

Aku mengikat rambut panjangku agar tidak mengganggu.

Episode pertama, dimulai.

Belum setengah jam, aku telah menghabiskan setengah dari semua snack yang kubeli. Kadang aku senyum-senyum sendiri, menutup mata takut dan gemes banget sama pemain drakornya.

"Omg, Jisoo Oppa! Ganteng banget, yatuhan!.." aku menggigit selimut yang menyelimuti tubuhku.

"Polisi paling gagah seduniaa!" sambungku histeris.

"Drrt.. Drrt.."

Aku merasakan ada sesuatu yang bergetar dari dalam selimut. Ponselku berbunyi.

Ah, mengapa ada yang menelpon disaat sedang seru-serunya!

Aku mengangkat telepon itu namun kedua mataku tetap pada layar lebar di depan.

"Halo?" sapaku sambil mengunyah kripik.

Suasana lengang. Tidak ada yang menjawab.

1. Destiny | Chenle (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang