𝟎𝟔. Old Memories 2

8.4K 1K 88
                                    

Sebelum lanjut, vote dulu, yuk♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum lanjut, vote dulu, yuk♡



Mari bernostalgia ke tiga tahun lalu. Sebagian rahasia akan terungkap.


"Lagi apa?" suara halus laki-laki berseragam sekolah berbisik.

Park Jisung duduk di bangku kelas depan, dimana seorang gadis sedang sibuk mencorat-coret di kertas putih dengan raut serius.

"Bantuin" gadis itu menodongkan pensil berwarna biru kepada Jisung.

"Wae? Itu pekerjaan sekolahmu, kenapa harus aku?" Jisung menggoda pacarnya.

Gadis itu merebahkan kepalanya di meja. Helaian-helaian rambutnya mengenai tangan Jisung.

Tangan kiri Jisung mengelus rambut panjang Ayara sedangkan tangan kanannya mewarnai kertas itu.
Sebucin itu kah Park Jisung?

"Cape, ya? Warnain dasar peta itu memang bikin tangan pegel" sambungnya.

"Jiji, Yaya mau es krim.." gadis bermarga Kim itu dengan nada manja.

"Ulangan sejarah tadi membuat kepalaku panes banget!" keluhnya.

"Ah, gaboleh, nanti flu lagi!"

"Jiji baik, Jiji ganteng, please.."

"Ah, cukup. Jangan menguji detak jantungku, Yaya.." sahut Jisung membuang wajah, malu.

"Ey?"

"..Es krim?" mata Ayara berbinar.

"Ini dulu, baru es krim" Jisung menunjuk pipinya dua kali.

Laki-laki itu tersenyum nakal.

"Ji, ini sekolah!" bisik Ayara dengan mata melebar.

"Hahaha, iya, maaf" Jisung mencuil ujung hidungnya dengan telunjuk.

Ayara menggeleng sambil tertawa kecil.

"Ayo, kita beli es krim" Jisung merapikan pensil warna dan buku gambar pacar manjanya itu.

Keduanya berjalan bersama menyusuri koridor sekolah.

"Ctak!!"

Ayara yang berjalan disebelah Jisung sangat kaget dengan lemparan yang membuat suara yang cukup kuat.

Benda yang melesat itu mengenai kepala belakang Jisung.

"Ji?! Gapapa?" Ayara langsung mengecek, meraba surai Jisung.

Gadis itu melihat benda yang tergeletak di bawah lantai.

Sebuah buku yang digulung.

Jisung hanya melirik buku itu dan menghela nafas. Ia berhenti berjalan, kemudian menarik lengan Ayara.

1. Destiny | Chenle (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang