Seneng, ga, double update? :3Happy Reading!
Sang Surya telah menampakkan dirinya pada dunia.
Gadis dengan rambut lurus dan panjang itu menekuk lutut di kursi melihat ke luar jendela, sembari menundukkan kepala.
"Tatapannya malam itu sangat berbeda.." gumamnya mengingat Chenle.
Ayara memukul kepalanya.
"Ah, apa yang terjadi padamu, Ra!" lanjutnya.
Drrtt.. Drttt..
Ponsel yang berada di depan cermin rias tiba-tiba berbunyi.
Ia langsung mengangkat wajah kemudian berjalan mengambilnya. Setelah melihat kontak itu, jari jempolnya langsung mengusap tombol hijau.
"Ne, Appa?" katanya semangat.
"Ayi, kau ada dimana sekarang, nak?" lirih Soo Kang.
Dahi Ayara langsung berkerut. Senyuman di wajahnya memudar.
"Ayah, mengapa suaramu seperti itu? Apa kau sedang menangis?!" ucap Ayara khawatir.
"Ekh, jika kau sedang tidak sibuk, kumohon..."
"Ada apa, ayah?" decak Ayara.
"Ibumu sedang ada di ruang UGD saat ini, Ayara.."
"I-ibu?!" matanya terbuka sempurna. "Ibu kenapa?!" lanjutnya setelah memperbaiki posisi hpnya di telinga.
"Ibumu.. Dia mengalami kecelakaan parah.. Ayah sudah tidak tahu akan berbuat apa sekarang!"
Detak jantung gadis itu seketika bak berhenti. Ia tak dapat berkedip, tubuhnya kaku. Jari yang memegang ponsel terasa lemas, belum percaya dengan apa yang dikatakan Ayahnya.
"Lalu keadaan ibu bagaimana, yah?!" bulir bening itu mulai tertetes terus menerus dari pelupuk matanya. Dia memang sangat lemah jika menyangkut ibunya.
"Dokter bilang bahwa.. Bahwa ibumu harus segera dioperasi"
"Berarti.. ibu akan baik-baik saja, bukan?!" Ayara berbicara dengan isakan tangis yang tak berhenti. Disisipi dengan sesenggukan beberapa kali.
"Ayah tidak sanggup untuk membayar operasi semahal itu, nak.. Pembayaran operasi ini sangat besar dan harus dilakukan sekarang juga"
"Nggak, Ayah! Pokoknya lakukan operasi itu! Nyawa ibu jauh lebih berharga daripada hutang!" tegas Ayara dengan mata terbuka sempurna.
"Tapi dimana Ayah akan meminjam uang di situasi seperti ini? Dulu, saat kau di operasi, pembayaran bisa dilakukan dalam beberapa hari. Kali ini keadaannya sangat berbeda"
Tangisan Ayara semakin kencang, wajahnya sekarang basah sempurna.
"Lalu apa yang bisa kulakukan, Ayah?! Ibu pasti sedang kesakitan.." Ayara memejamkan mata erat, air itu mengalir deras dari kantong matanya.
"Kau jenguklah ibumu disini.."
Ayara mengusap wajahnya yang basah total itu. Matanya yang merah seperti darah itu tiba-tiba terhenti.
"Chenle tidak akan suka jika meninggalkan liburan hanya untuk mengantarku.."
"Baiklah, aku akan pergi sendiri" batin Ayara.
"Ayah, aku akan segera datang!" Ayara mematikan telepon itu.
Gadis itu kemudian langsung berlari menyambar semua pakaiannya yang digantung di dalam lemari. Sesekali mengusap pipinya yang dipenuhi kilatan air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
1. Destiny | Chenle (Terbit)
FanficPre-Order di Shopee @Galeriteorikata @salenovel14 @chocovan95 @angelvin_olshop @bukubeken @cintabukubookshop @wasurjaya.vicyshoop @rumahbukubundarasya @byullabookstore @bookishstorage @faniicshop_bookstore @radarbukuindonesia ❝Dimana perjodohan tid...