𝟎𝟖. Our Beginning

8.1K 917 135
                                    

Sudah siap sama lagunya, kan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah siap sama lagunya, kan?

Stepnya :

📍Mulai putar lagu disaat
ada tanda "🎵"

Good Luck.
Jangan lupa vote!

Happy Reading♡




Hari ini merupakan tanggal satu dari bulan kelima. Ya, hari pernikahan kami. Pernikahan hasil dari perjodohan.

Matahari tampak menyinari bumi dengan sinar oren keemasan. Sore ini sangat cerah dan terasa berbeda. Desiran angin memasuki ruangan dimana aku dihias oleh make up artist alias MUA profesional.

Wajahku tampak berbeda. Rambutku tertata sangat rapi dan cantik. Mahkota mutiara di rambutku membuat diri aku merasa seperti putri kerajaan.

"Permisi, aku ingin di makeup natural saja.. Apa kau bisa melakukannya?"

"Saya bisa saja melakukan itu, Nyonya" sahut perias itu. "Namun riasan pernikahan harus lebih tebal dari riasan biasa, bukan?" sambungnya.

"Kumohon.." bujukku.

"Jika ini adalah keinginan mempelai, baiklah, aku akan meriasmu wajahmu sederhana saja." jawabnya.

"Menurutku makeup natural tidak akan mengurangi kecantikanmu, Nyonya."

Aku menerbitkan senyum manis, "Hng, anda ini bisa saja!"

"Sungguh, dirimu sangat beruntung bisa menikah dengan Tuan Muda Chenle, Nyonya. Hidupmu pasti akan selalu bahagia"

Perlahan aku menelan ludah. "Ehm, xiexie.." sahutku singkat.

"Silahkan pilih veil yang akan kau kenakan, Nyonya" katanya.

"Aku mohon tunggu sebentar, Nyonya" kataku dan berjalan ke arah lemari.

Kubuka laci lemariku. Jari jemariku meraih sebuah kotak yang kuletakkan sedikit dalam.

Kotak itu berisi liontin nenek Chenle pemberian Zhong Feng Ying saat pertemuan keluarga tempo hari.

Tanganku sedikit gemetar saat beranjak membukanya.

"Kletak," kotak itu terbuka. Aku mengambil kalung berwarna emas dengan permata merah terang itu.

Perlahan kukaitkan di tengkuk leher.
Aku berharap, semua leluhur Chenle merestui diriku dari atas sana.

"Sudah?" tanya perias.

Aku mengangguk kemudian memilih kain veil berwarna putih transparan yang paling sederhana. Perias itu mengaitkannya di rambutku.

Tok.. Tok..

Aku menoleh ke pantulan cermin.

"Ibu?" ujarku kaget kemudian langsung berdiri. Aku berbalik badan dan berjalan cepat ke arah ibu.

1. Destiny | Chenle (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang