Masa Lalu dan dibalik Lukisan

116 115 27
                                    

"t-tolong.."

"Siapa? Apakah ada orang didalam?"

'...'

Kejadian dirumah Grace membuat Moona dan Laisa harus berpikir berlipat-lipat kali. Lukisan mawar hitam itu menyimpan banyak misteri bagi Moona.

Moona benar mendengar suara orang minta tolong didalam. Suara yang begitu pilu untuk didengar.

"Moona, apakah kau merasa rumah Grace juga aneh? Terutama bagian lukisan bunga mawar itu. Aku curiga ada ruangan disebalik lukisan itu," Kata Laisa sambil memakan cakenya.

Moona menggoreskan penanya di buku.

Kak Helda
Kak Zelfa
Tante Farah

"Apa yang kau tulis?"
Saat
"Korban yang aku curigai dihabisi oleh Grace. Dan jika Kak Yerin tidak di Amerika sekarang mungkin Kak Yerin juga sudah dihabisi,"

"Apa yang Grace inginkan? Bukankah ini sudah mirip kasus pembunuhan berantai? Tiga nyawa tidak sedikit. Aku khawatir semua sahabatmu juga akan menjadi korban,"

Moona mendesah frustasi. Grace mungkin bersekutu dengan iblis dan mengorbankan semua orang?

"Apakah kau pernah berpikir ada yang aneh dengan cara pembunuhan Grace?"

Laisa menggelengkan kepalanya.

"Ck, selalu ada wangi lavender jika ada orang yang mengatakan hal buruk tentang anak itu. Dan esoknya orang itu akan mati,"

"Kau menciumnya juga?" Ucap Laisa terkejut.

"Sudah kubilang aku bisa melihat,merasakan,dan juga mencium baunya,"

Keduanya terdiam dan larut dalam pikirannya masing-masing.

"Tak ada pilihan lain, kita akan menginap dirumahnya dan membuktikan faktanya,"

"Aku takut.."

"Ayolah Laisa, tidak ada cara lain. Aku juga tak mau dirimu celaka karena mengetahui rahasianya. Terakhir Tante Farah yang merasakan ada yang aneh dengan Grace,keesokan harinya dia meninggal. Kita harus menyelesaikan semua ini agar tak ada korban lagi," Ulas Moona.

"Aku berjanji akan melindungi mu," Sambungnya.

"Hahh.. baiklah, aku akan pulang sebentar dan meminta izin,"

"Call.."

   

                       (人*´∀`)。*゚+



"Jadi kalian mau menginap disini?"Tanya Grace dengan mata yang berbinar-binar.

"Ya, kau bilang kakakmu ada diluar kota. Aku dan Laisa akan menginap, sekalian mempererat persahabatan,"
Ucap Moona sekedar basa-basi.

"Oh,tentu silahkan masuk,"

Moona dan Laisa hanya membawa satu ransel karena  rumah mereka masih satu blok yang sama dan berdekatan.

"Tak masalah jika kita tidur satu ranjang?" Tanya Grace polos.

"Iya gapapa kok," Jawab Laisa sambil menunduk. Laisa masih takut menatap mata Grace secara langsung. Pandangan Grace memang teduh dan membuat yang menatapnya merasa tenang.

Tapi menurut Moona dan Laisa ada maksud lain didalam tatapan itu. Tatapan sendu penuh luka dan dendam yang Moona lihat dari mata Grace.

"Mau makan diluar atau kita pesan aja?"

Moona menaikan satu alisnya.

"Kenapa gak masak aja sendiri? Hemat lhoh," Celutuk Laisa.

Moona tersenyum kecil. Laisa pintar juga ternyata. Jika tangan Grace lihai memainkan pisau bukankah tandanya dia memang pembunuh?

Mysterius Girl ( TERBIT√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang