Akhir dari semua

123 65 236
                                    

Mahoni coklat menjadi tempat berkumpul sekarang. Setelah polisi menyatakan Grace bebas dengan syarat Moona mengatakan pada polisi bahwa dirinya bersedia membantu para polisi untuk menangkap Haura yang tersangka. Miss Livia ditangkap karena telah menjual daging manusia dan juga membunh siswa disekolahnya sendiri. Polisi menyatakan Miss Livia mengidap gangguan jiwa dan akan dipulangkan ke Italia untuk mendapatkan perawatan dan proses hukum dinegaranya.

"Haura sangat licik dia pasti mengincarmu Violet," Violet tersenyum miris. Ini bukan Haura teman kecilnya yang sangat menggemaskan. Haura tidak pernah kasar kepada orang lain hanya saja tutur katanya yang kurang lembut. Imo Karin menjentikkan jari dihadapan Violet yang melamun.

"Ahh maaf Imo," Violet menunduk sambil mengusap sedikit air matanya yang menetes. Imo Karin tersenyum kemudian mengusap pucuk kepala Violet. "Wajar jika kamu terkejut nak,"

"Tidak imo aku siap jika dijadikan umpan. Aku yakin Haura tidak akan menyakitiku kami ini sahabat kan?" Imo Karin menggeleng kemudian memeluk Violet yang masih terisak. Alisha,Dev,Aldrich,Moona,dan juga Grace ikut bersedih melihat Violet yang tak kunjung berhenti menangis. Aldrich juga mengalami hal yang sama dengan Violet.

Dev menoleh dan menepuk pundak Aldrich untuk menenangkannya. Aldrich menoleh saat merasakan tepukan dipundaknya. Aldrich tersenyum lalu memukul lengan Dev. "Welcome too brother,"

"Thanks sambutannya," tangisan Violet mereda. Violet mengangkat wajahnya dan tampah hidungnya yang memerah karena menangis. "Gue besok ada les musik sama Miss Helen di sekolah emm mungkin itu bisa buat pancingan," Moona menggeleng karena tidak setuju atas usulan Violet. "Tidak mengapa Moona Haura tak mungkin melukaiku," Violet tersenyum untuk menandakan dirinya baik-baik saja.

*******

Haura memutar pistol yang ada ditangannya sambil berkomat-kamit kesal. Kakinya menghentakan sepatu boots mahal itu dengan kesal. "Aku bosan!" Haura membanting gelas kaca yang ada disana.

"Bisakah kau tidak merusak barang-barangku?" Aiden berdecak kesal sambil menyampar pecahan kaca disana dengan sepatu pantofelnya. "Belikan aku makannn," Haura bergelanyut manja dilengan Aiden.

"Berhenti bertingkah kekanak-kanakan!" Aiden menghempaskan tangan Haura. "Ckk kasar sekali sih kepada Moona kau tak pernah kasar walau dibentak," Haura mencebikkan bibirnya.

"Kau dan Moona berbeda," Mata Haura melotot lalu menampar pipi Aiden. Setelah menampar Aiden, Haura menodongkan moncong pistolnya kearah Aiden. "Kalau lo masih bandingin gue sama kodok itu gue pecahin kepala lo sekarang,"

"Tembak gue sekarang! Gue udah muak kerja sama," Aiden menatap nyalang kearah Haura. Haura melemparkan pistolnya lalu menatap sinis Aiden.

"Tidak berguna gue bunuh lo sekarang. Gue masih butuh kaki tangan,"

Haura meninggalkan Aiden yang menyesal entah kenapa.

********

"Kamu tidak mau pulang bersama Miss?" Violet menggeleng untuk menolak ajakan Miss Helen. "Ya sudah Miss duluan ya?"

"Iya Miss hati-hati," Miss Helen tersenyum kemudian berjalan menuju mobilnya dan meninggalkan sekolah. Violet menghela nafas lalu melangkah kedalam sekolah yang sepi. Violet menoleh dan memberikan kode kepada timnya. Violet mengirimkan chat kepada Haura.

Unkown number
Temui aku di balkon
Perpustakaan.
Pergilah sendiri atau
Aku kan menarik pelatuk
Ini dan menembaki temanmu.

Violet menuruti pesan itu dan melangkah menuju perpustakaan.
Suara pintu yang berdecit membuat orang yang sudah menunggu. "Ah kukira kau tak akan datang,"

Mysterius Girl ( TERBIT√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang