Pagi hari yang indah untuk Aryza, ia memang selalu berusaha supaya pagi nya ceria. Karena kata orang mood dipagi hari itu akan membawanya sampe siang. Maksudnya, kalau paginya ceria maka siangnya ceria. Gitulah kurang lebih.
"Pak? inget, makan sayur yang dipanci itu tapi hati hati masih panas. Terus buah dikulkas udah dikupas, tinggal makan. Terus inget jangan beres beres, jangan pegang sapu jangan-"
"Jangan pegang pel, jangan kecapean, jangan kemana-mana kan?" potong bapak yang sudah tahu betul apa yang akan dikatakan Aryza. "Iya bapak ngerti, bakal nurut tenang aja. Udah sekolah dulu," tegasnya.
Aryza mengendarai motornya, meskipun banyak polusi udara Aryza berusaha untuk terlihat bahagia. Pokoknya, hari ini harus bahagia.
Setelah sampai di sekolah dan memarkirkan motornya, Aryza bergegas ke kelas. Rasanya ada bangga dalam hati, setelah telat beberapa kali, hari ini ia bisa datang lebih awal. Bahkan, suasana kelas masih sepi, Jafar juga belum datang.
"Gini dong gak telat." Rendy menyambut Aryza penuh semangat.
"Seneng banget kayanya gue telat."
Aryza menyimpan tasnya, ia tak langsung duduk melainkan berdiam di depan kelas. Biasa, menunggu seseorang melewatinya. Rendy ikut dibelakang, penasaran apa yang akan dibicarakan keduanya.
"Citraa!" teriak Aryza yang melihat kekasihnya itu melewati kelas.
Citra melambaikan tangan sambil tersenyum manis. "Senang banget kamu gak telat lagi, aku bisa liat wajah kamu lebih lama deh."
Aryza malu tak karuan, wajahnya merah merona. "Ngomong-ngomong, pulang sekolah mau main gak?"
"Boleh-boleh, mau main kemana?" tanya Citra bersemangat.
"Jalan jalan aja, naik motor."
"Mending kita main ke suatu tempat gimana?" tawar Citra. "Pulang sekolah aku jelasin, sekarang masuk kelas dulu, Ya!"
"Siap! Semangat, Ya!"
Rendy dan Jaiz hanya menatap heran, mereka heran karena Citra menyetujui ajakan Aryza. Biasanya Citra selalu menolak, bahkan sibuk saat Aryza mengajaknya pergi. Tapi kali ini berbeda, kita tunggu apa yang selanjutnya terjadi.
(*)
Bel sekolah berbunyi, tandanya untuk segera pulang setelah banyak berpikir. Hari ini jadwal Aryza piket, ia bagian menyapu. Ia sangat senang hati karena akan pergi bersama Citra, membayangkan saja rasanya bahagia. Pokoknya, hari ini akan menjadi hari yang terbahagia.
Disela membersihkan, kekasihnya itu datang. Citra masuk kedalam kelas dengan senyuman manisnya. "Za!"
"Tunggu sebentar!" Aryza melambaikan tangannya, mengisyaratkan untuk menunggu.
Citra menghampiri dan sedikit menundukkan kepalanya. "Aku minta maaf, ya? Kayanya sekarang aku gak bisa deh, harus selesain kerkom."
"Yaah gagal lagi." Aryza merasa kecewa, rencana nya gagal lagi untuk bermain bersama. Kenyataannya, ini bukan yang pertama, kedua atau ketiga, ini sudah keseringan ditolak.
"Maaf, yaa, soalnya gak bisa ditunda tugasnya. Atau aku jangan kerjain tugas aja?"
Aryza menggelengkan kepalanya. "Jangaan jangan! tugas kamu lebih penting sayang, kita bisa main lain watu kok," ucap Aryza lembut. "Fokus sama apa yang bakal kamu kejar, oke? Kamu kan mau kuliah, jadi harus rajin belajarnya."
"Makasih ya udah ngertiin aku."
Rendy yang saat itu sedang menyapu tersenyum miring, sudah menduganya jika ini akan terjadi. Lagian, sejak kapan Citra ada waktu untuk Aryza? Aneh sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu [ LEE HAECHAN ]
FanficAkibat Rindu yang tak ada batas, membuat seseorang tenggelam dalam lautannya. Ingin melepas, semesta seakan melarang. Ingin melupakan, ingatan tak dapat menghapusnya. Itulah yang dirasakan oleh Aryza, lelaki tangguh dengan rintangan sebagai teman hi...