Keterpakuanku padamu
Saat hujan datang
Hati ini masih setia menunggumu,
Terputar memoriku tentangmu
Dan senyum ini terukir lagi
Kembali lagi aku dalam kerinduan
Hatiku sudah dibawanya pergi
Hujan menertawakanku
Hidup yang akan membawaku ntah kemana
Kenapa justru malah mendekatkanku padamu?
Ketakutanku adalah karena akan mendekatimu
Tak ada jalan saat aku mencoba benar-benar melupakanmu
Terlalu banyak kenangan tertulis dalam benakku
Melayanglah aku ketika mengingat senyum itu
Tertawalah aku saat mengingat tingkah bodohku
Dan semuanya karenamu
Tak adalagi kata yang sanggup ku ucapkan
Selain
‘aku mencintaimu
Dan aku merindukanmu
Andai ku tau rindu sesakit ini
Aku mungkindulu akan menutup diri tuk disinggahi
Kebetulan ataupun tidak ini adalah jalanku
Saat aku ingin lari menghindarimu
Takdir justru membawaku mendekatimu
Tak adil kah ini?
Tak bolehkan aku berlari darinya?
Rasnya menyakitkan saat mengingat cintaku hanya bertepuk sebalah tangan
Rindu ini benar-benar menyiksa ku
Putaran memori saat kau menjahiliku membuatku ingin teriak
Menangis karena rasanya sakit mengingat itu hanyalah kenangan
Bolehkah aku berharap untuk takdir itu hanya untukku
Berada didekatmu, walau rasanya berbeda
Rasanya rinduku ini lebih sakit dibanding melihatmu dengan dia
Itu menurutku
Walaupun rasa sakit itu juga tak bisa ku pungkiri
Tapi lebih baik karena aku masih bisa melihamu lagi
Kembali melihatmu adalah harapanku
Berlari jauh darimu adalah tegasan logikaku
Menggapaimu hanyalah ‘menggapai bulan’ semata
Menghapus memoriku tentangmu hanyalah ‘ketidakmungkinan yang selalu aku semogakan’
Menjauhlah dariku
Jangan siksa aku tuk terus melihatmu
Katakan padaku apa yang harus ku laku
Bagaimana mengapus memoriku tentangmu?
Tersampaikah rasa yang ku titipkan padamu hujan?
Balaskah dia merindukanku?
Aku masih bingung
Hatiku dan logikaku hanya bisa berdebat
Menjauhinya? Atau mendekatinya lagi?
Dan ku biarlah takdir yang akan menjawab
Ntah sampai kapan lagi aku berharap
Aku akan tetap menunggu...