R.

177 1 0
                                    

Mataku tak bisa berhenti mengerjap,
Ketika seekor kupu-kupu menari menumbuhkan harap,
Tak lama berselang, ntah mengapa kakiku mulai tak lagi mantap mendengar derap,
Jantungku mulai abnormal dalam kecepatan berdegup,
Benar saja, aku menjadi gugup!

Lazuardi datang keruang tamuku yang pengap,
Dari tangannya, ia sodorkan makanan berlumuran kecap,
Air liurku hampir saja disudut bibirku hinggap,
Bila saja wanita itu tak masuk menyelinap,
Berada dibelakangmu bagai sayap,
Membuat rumahku penuh hujan, petir dan gelap,
Lalu buru-buru ku cairkan senyap,
Ku katakan: ada yang salah dengan lidahku dalam mencecap,
Jadi, aku harus pergi menemui dokter sebelum gelap.

Jakarta, 22 September 2017

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HUJAN (KUMPULAN PUISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang