Rindu

104 4 0
                                    

Ada sebuah bayangan tergambar pada tubuh itu,
Lihatlah langkah kakinya khas dengan lamat-lamat berfikir,
Digandrungi para gadis,
Dengan tingkat ketulusan yang berbeda-beda, aku tak peduli.
Dan aku tidak mau jadi salah satunya, sama seperti padamu.

Biar ku jabarkan:

Aku melihatnya.
Aku melihat kau lewat dengan sosok itu,
Katakanlah aku memang bodoh tak bisa berpaling kelain hati,
Aku gila karena sempat beberapa kali berpapasan dengan orang berwajah kau,
Ntah rindu atau ketidakwarasan yang menguasa akal sehatku,
Namun ku akui 5tahun berlalu dan rasa ini tak juga surut.

Hal-hal kecil selalu terhubung padamu,

Salah satunya:
Seperti saat sosok itu berkata kasar padaku,
Memang bukan makian namun kasar hingga aku diam,
Persis sepertimu, kritis.
Kau mengajukan suatu argumen namun ketika masuk ketelingaku berubah,
Menjadi bentuk kebencian diluar benar atau tidaknya asumsiku itu,
Buktinya hati ini sakit.

Kau ingat?
Saat itu kau berada di dekatku,
Aku yang sejatinya memang salah tingkah menambah jumlah kebodohanku,
Ku katakan pada temanku dengan suara agak tinggi agar kau mendengar,
Kata-kata berbobot agar kau bisa melirik hingga kagum padaku,
Dan hal itu tidak pernah terjadi,
Justru sebaliknya,
Kau memang tiba-tiba duduk di sampingku,
Namun bukan untuk mengagumiku tapi membalikkan kata-kataku,
Hingga cacat kembali lah aku dimatamu,
Aku hanya diam.

Kau tau? Diapun melakukan hal yang sama!

Aku tak kuasa lagi.
Biar hanya satu.
Lain kali ku sambung.

HUJAN (KUMPULAN PUISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang