Chapter 10

2.7K 477 64
                                    

Hari kedua (name) dan Chifuyu melancarkan aksi bolosnya selama seminggu. Hari ini, mereka berencana pergi ke supermarket untuk membeli berbagai kebutuhan. Mau bagaimana lagi? (name) dan Chifuyu sama-sama polos dan belum mengerti percintaan, mereka tidak tau tempat yang cocok untuk berkencan.

Sesampainya di supermarket, (name) membeli berbagai macam camilan untuk nanti malam karena Chifuyu berkata kalau ia akan menginap malam ini.

"Tidak ada lagi?"

"Tidak, ayo kita bayar."

Mereka berdua pun membayar seluruh barang yang mereka beli dan pulang ke rumah (name).

***

Sekitar jam 4 sore, mereka sampai di rumah dengan selamat. (name) segera merapihkan barang belanjaannya dibantu oleh Chifuyu.

Dilihat-lihat, (name) dan Chifuyu seperti sepasang suami istri sungguhan. (ingat! Chifuyu tidak nyata.)

Karena gabut, mereka berdua memutuskan untuk menonton film horor ditemani oleh berbagai camilan yang (name) beli.

Ketika hantu dalam film itu muncul, (name) selalu menutup matanya dan ketika kaget, ia memeluk Chifuyu karena reflek.

"Kyaa!" jerit (name).

Chifuyu terkekeh lalu mengelus kepala (name) dengan pelan. Terlihat gadis itu nampak menutupi kedua matanya dengan tangan tetapi masih ada celah untuk menonton film tersebut.

"Kalau takut jangan ditonton."

"T— Tapi aku ingin! Rasa penasaranku lebih besar ketimbang rasa takutku."

Chifuyu tersenyum tipis, ia menatap (name) yang tampak lucu karena berkali-kali dikageti oleh hantu-hantu di film tersebut. Chifuyu? Ia tidak memerhatikan filmnya, ia hanya fokus pada (name) seorang.

Setelah selesai menonton film horor, (name) dan Chifuyu berbaring di ranjang. Ya, mereka tidur seranjang:>

(name) menghadap ke tembok sementara Chifuyu ke arah sebaliknya. Mereka gugup, tak bisa tidur, jantung mereka berdebar hebat.

"Chi— Chifuyu ...." panggil (name).

"Ya?"

"Kau belum tidur?"

"Aku tidak bisa tidur, bagaimana denganmu?"

(name) membalik posisinya, ia memeluk Chifuyu dari belakang meski wajahnya semerah tomat karena menahan malu, begitu pula dengan Chifuyu.

"Aku juga tidak bisa tidur."

"Kalau begitu kita sama ...."

Hening, hanya ada denting jarum jam yang terdengar, serta suara detak jantung mereka yang tak karuan.

"Bila aku pergi ... Kau akan bagaimana?"

"Maksudmu apa, (name)?"

"Ini hanya semisalnya, kok."

"Aku akan sedih, mungkin akan menangis berhari-hari."

"Ahh ... Begitu ...."

"Aku menyayangimu, (name). Jadi, jangan pergi, ya?"

"Ya ... Aku tidak akan pergi."

(name) memasang senyum miris, takdir akan menghalangi mereka untuk bersama. Lagi-lagi ia tak bisa mengatakan hal yang sebenarnya pada Chifuyu.

==================================

Ah, iya, kalau mau req silahkan, ya. Aku bakal nyari ide. Apapun untuk kalian, mwah~

-Mafuyu-
11 Juli 2021

Chifuyu Matsuno x Reader [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang