Chapter 15

2.4K 401 16
                                    

Waktu menunjukkan pukul 7 malam, Chifuyu dan (name) telah menghabiskan waktu bersama selama berjam-jam ini dengan menaiki berbagai wahana yang menyenangkan.

Hanya satu wahana lagi yang belum mereka naiki, yaitu bianglala.

Dan kini, (name) menarik-narik tangan Chifuyu untuk menaiki bianglala tersebut.

"Ayo Chifuyu!"

"Sebentar, (name). Aduh, jangan buru-buru begitu."

Akhirnya, mereka pun dapat menaiki bianglala yang cukup besar itu. Bila mencapai puncak bianglala, pemandangan kota akan terlihat jelas, itu yang membuat bianglala ini selalu ramai sejak sore dan mereka baru menaikinya sekarang.

Dihiasi cahaya bulan dan lampu-lampu taman bermain, Chifuyu dan (name) menikmati pemandangan dari atas sana.

Namun entah kenapa, dari Chifuyu dan (name) tak ada yang membuka suara sedikit pun.

Lelah dengan keheningan ini, (name) mencoba berbicara, "Hei, Chifuyu."

"Ya? (name)?"

"Aku mencintaimu, sungguh mencintaimu, aku pikir tak ada pria yang dapat menggantikanmu di dalam hidupku."

"Kau bicara apa, (name)? Aku juga sangat mencintaimu dan tak ada wanita yang dapat menggantikanmu."

"Tapi Chifuyu ..." Dengan segala keteguhan di dalam diri (name), ia menghela napas lalu tersenyum. "Kita putus, ya?"

Chifuyu membelalakan matanya, "Apa? Bukannya hubungan kita baik-baik saja? Apa ada masalah, (name)?"

"Tidak ada. Aku rasa, hubungan kita cukup sampai di sini."

Hati Chifuyu sakit, dadanya sesak seakan tak bisa bernapas, begitu pula dengan (name).

Ketika bianglala berhenti berputar, (name) segera turun dari sana, meninggalkan Chifuyu sendirian. Ia mencari tempat sepi. Ia menangis di sana, beberapa kali ia menyeka air mata, air mata itu terus mengalir.

Seakan mengerti akan perasaan (name), rintik hujan mulai turun. Kini baju (name) menjadi basah kuyup terkena air hujan.

Tiba-tiba, air hujan tak mengenainya lagi, sebuah payung terlihat di atas kepala (name). (name) mendongak untuk melihat siapa yang memayunginya, ia sedikit berharap bahwa orang itu adalah Chifuyu namun ternyata kakeknya.

"Jadwal penerbangan kita jam 10 malam, aku sudah menyiapkan segalanya, kita tinggal berangkat."

(name) menyeka air matanya, lalu segera mengikuti kakeknya. (name) ingin sekali memeluk Chifuyu saat ini, namun tak bisa.

"Chifuyu ...." gumam (name).

***

Keesokan harinya, Chifuyu berangkat ke sekolah dengan hati yang dirundung kesedihan, ia menatap bangku (name) yang kosong dengan sendu.

"Mulai hari ini, (surname) (name) telah pindah sekolah dari sekolah ini. Ia tak sempat melakukan perpisahan dengan kalian karena buru-buru, jadi mohon dimaklumi." ucap guru tersebut.

Chifuyu menghela napas. Ia mengingat kejadian tadi malam, dimana kakek (name) datang dan memberitahu alasan sebenarnya (name).

"Ku harap kita bisa bertemu lagi, (name)." gumam Chifuyu.

==================================

- Mafuyu -
31 Juli 2021

Chifuyu Matsuno x Reader [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang