Chapter 16: Everything New

437 54 7
                                    

1 month later...

Helsinki, Finlandia

New menatap keluar jendela apartemennya yang menampilkan hiruk pikuk kota Helsinki yang tak berkurang di tengah-tengah musim dingin Finlandia yang bersalju

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

New menatap keluar jendela apartemennya yang menampilkan hiruk pikuk kota Helsinki yang tak berkurang di tengah-tengah musim dingin Finlandia yang bersalju. Suasana kota di waktu petang yang terkesan sendu membuatnya ikut merasa nelangsa.

Sudah satu bulan lamanya New menetap di kota ini. Segalanya terasa berbeda, meski sebelumnya ia sudah pernah mengunjungi kota ini karena keluarganya baru saja pindah kesini satu tahun yang lalu.

Ayahnya menikah lagi dengan seorang wanita blasteran Thailand-Amerika, yang bekerja dan menetap disini. Ayahnya memutuskan memindahkan semua pusat bisnis keluarga mereka kemari agar bisnis keluarga mereka yang bergerak di bidang distribusi sparepart kendaraan roda empat bisa semakin berkembang. Alasan lainnya adalah karena Ibu tiri dan saudara tirinya tinggal dan bekerja disini. Ibu tiri New adalah seorang pemilik chain hotel yang cabangnya tersebar di seluruh Finlandia dan beberapa negara tetangga Finlandia. Bisnis itu kini dikelola oleh saudara tirinya.

"Still feel kinda out of place here, brother?"

Suara itu membuat New mengalihkan pandangannya dan mendapati seorang pemuda yang terlihat beberapa tahun lebih muda darinya berdiri di pintu masuk ruang kerja dimana new berada sekarang.

Joss Wayar Sangern.

Saudara tirinya.

New tersenyum kecil. "I'll get used to it. Don't worry."

Pemuda itu berjalan memasuki ruangannya. New mendudukan diri di kursi kerjanya, sembari terus memperhatikan bagaimana kaki jenjang itu mendekati meja kerjanya dengan langkah lebarnya.

"You know that you don't have to work if you're not ready yet, right? You can take your time. I can show you around the city if you want to." Tawar pemuda jangkung itu dari seberang mejanya. New agak mendongak agar matanya bisa bertatapan langsung dengan mata pemuda itu karena tingginya yang berbeda.

"I feel a little homesick, that's all. I will get better in no time." Kata New. "Besides, this wasn't my first time coming here. So, please don't treat me like a tourist. I'm planning to stay here for a long time now."

"Brother, as much as I am happy to hear that. I'm not blind to see that you still don't feel at home here. Was it because you haven't get used to having my mom and me around?" Pemuda itu menunduk menatapnya dalam. New menggeleng pelan.

"It's nothing like that. I should be grateful to have people taking care of my dad when I'm not around."

New tak ingin membiarkan saudara tirinya berpikir bahwa dirinya belum menerima kehadiran dua orang baru itu di dalam kehidupannya dan ayahnya. Seperti yang New katakan, New cukup bersyukur ayahnya menemukan seseorang yang bisa menjaganya disaat New sibuk dengan dunianya sendiri dulu. Karena sejak Ibu kandungnya meninggal beberapa tahun lalu, Ayahnya jadi sangat kesepian dan New tidak bisa selalu menemani Ayahnya karena pekerjaannya. Belum lagi, dulu dia dan Ayahnya tinggal di kota yang berbeda. New di Bangkok dan Ayahnya menetap di Hat Yai.

Behind The SceneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang