Chapter 6: The Story Never Ends

420 49 0
                                    

Ada begitu banyak informasi yang memasuki kepalanya dalam satu waktu, sehingga Tay merasakan urat nadi di pelipisnya berkedut dan sisi-sisi kepalanya terasa tertekan menyakitkan. Ia menggenggam tablet miliknya dengan erat. Punggungnya semakin menekan sandaran kursi penumpang yang ia tempati.

Saat ini ia bersama dengan Gun sedang dalam perjalanan kembali ke agensi mereka. Sejak tadi ponselnya dan ponsel Gun terus berdering dan berdenting menerima panggilan dan pesan yang datang tak ada habisnya, membuat Tay semakin stres dan akhirnya terpaksa mematikan ponselnya. Itulah sebabnya saat ini dia menggunakan tabletnya.

Tay melirik sekilas pada Gun yang menyetir dalam diam. Sejak keluar dari venue tadi, Gun memang tak banyak bicara. Dia bahkan tak membahas apapun mengenai berita panas yang tengah menjadi perbincangan banyak orang itu. Sehingga Tay jadi harus berhati-hati dalam bicara agar tidak menyinggung topik ini dengan Gun. Karena bagaimana pun, Tay tahu bahwa saat ini pikiran Gun juga sama kacaunya seperti dirinya.

Tay mengeraskan rahangnya lagi. Pandangannya menerawang jauh ke depan, tanpa niatan memperhatikan jalanan yang mereka lewati. Kota Bangkok memang selalu ramai tidak perduli waktu sudah menunjukan lewat tengah malam. Pikirannya membawanya mengawang kembali ke beberapa saat lalu, saat dimana matanya mendapati hal yang masih tidak bisa dia percayai.

'Off Jumpol dan New Thitipoom berkencan? Huh. Yang benar saja!?'

Berita itulah yang membuat Gun terdiam, ketika Tay menghampirinya di waiting room beberapa jam lalu. Seseorang mengirimi pria bertubuh kurus itu beberapa artikel yang baru saja terbit. Dan itu jugalah yang membuat Gun berusaha menghubungi Off, selain karena ingin menanyakan keberadaan "partner"-nya itu.

Awalnya Tay masih belum paham. Dirinya sama sekali tak menyadari jika subjek yang dibicarakan dalam artikel gosip itu adalah dua orang yang amat dia kenali. Karena rasanya sangat tidak mungkin.

Tay tahu Off menjaga jarak darinya. Dari New juga. Hubungan mereka memang masih akrab, Off tetap sahabatnya yang paling karib, tapi Tay juga bisa merasakan ada hal yang berubah dari sahabatnya itu.

Lama saling mengenal membuat Tay memahami seperti apa sifat sahabatnya itu. Off tidak pernah marah. Hampir tidak ada yang bisa mengusiknya hingga membuatnya begitu marah. Selama nyaris sepuluh tahun menjadi temannya, Tay bahkan tidak pernah melihat pria itu benar-benar marah. Sesekali kesal dan merajuk itu wajar, tapi Off akan kembali seperti biasa dengan sendirinya tak lama kemudian. Dia pria dengan hati paling lapang yang pernah Tay kenal.

Sementara New, kedekatannya dengan pria yang berbeda dua tahun darinya itu juga sama seperti hubungannya dengan Off. Yang membedakan hanya perannya di depan layar yang mengharuskan mereka terlihat lebih "romantis". Tapi bagi Tay, New juga adalah sahabat yang amat dikasihinya. Meski mereka lebih sering terlihat terlibat adu mulut dan suka menjahili satu sama lain, Tay tahu New juga sangat menyayangi dirinya.

Kedua orang itu sama berartinya bagi Tay.

Dan berita-berita yang menyebar itu membuatnya berpikir ulang tentang bagaimana dirinya memandang keduanya selama ini. Karena entah kenapa, Tay merasa salah.

Hatinya tak tenang tak tahu mengapa. Pikirannya penuh, tapi dia tidak bisa mengurai apa saja yang dia pikirkan. Dan gemuruh aneh yang melingkupi dadanya sejak tadi, itu juga membuatnya semakin bingung.

Begitu neon box besar yang menyala terang menampilkan logo agency mereka terlihat semakin besar, mobil Gun segera berbelok memasuki jalanan yang mengarah ke parkiran basement khusus untuk para artis yang berada di bawah naungan agency mereka.

Behind The SceneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang