Chapter 2: Awkward

666 61 0
                                    

'Bang!'

New membanting pintu masuk ruang tunggu yang memang dikhususkan untuk para pengisi acara utama yang tidak lain adalah dirinya dan kelima orang lainnya itu dengan kesal.

Dirinya sudah siap menyemburkan amarahnya, saat mendengar pintu yang kembali terbuka, mengira sosok yang sejak tadi menguji emosinya lah yang mengikuti dirinya masuk ke ruangan itu, tapi hal itu urung terjadi saat New justru melihat sosok lain yang berdiri menatap bingung padanya di ambang pintu.

"Ai, P'Off." Seru New jengah. Ia berusaha menetralkan emosinya.

"Kenapa berdiri disitu? Masuk saja Phi." sambungnya.

New berusaha tersenyum pada Off yang masih berdiri dengan canggung di tempatnya. Saat keduanya saling berpandangan, terdengar langkah kaki ramai mendekat.

Off buru-buru masuk ke ruangan dan mendudukan dirinya di sofa berwarna abu-abu yang memang khusus disediakan untuk mereka beristirahat di sana.

New mengikuti langkah Off dan duduk di single sofa di sisi kanan Off. Mereka saling lirik, tapi masih terdiam tanpa benar-benar ada yang membuka percakapan.

"Ohoo!" terdengar seruan yang menarik perhatian keduanya. Pandangan mereka teralihkan dari satu sama lain. Keduanya mendapati sosok Krist dan Singto yang tertawa-tawa memasuki ruangan.

"P'New tadi itu intens sekali!" Seruan antusias Singto terdengar nyaring mengisi ruangan. Singto masih berdiri di depan New dan Off sembari satu tangannya merangkul bahu Krist yang tampak ikut tertawa disisinya.

"Sialan!" maki New sebal.

"Apa yang tadi itu hanya improvisasi dari P'Tay? Kenapa P'New tampaknya tidak senang?" Krist bertanya masih dengan diselingi tawa kecilnya. Ia puas sekali melihat wajah dongkol New.

"Diamlah, Krist! Kalian juga sama saja!" bentak New.

Krist dan Singto masih tertawa, tapi kemudian tawa mereka mereda dan mereka memutuskan untuk mengganti baju.

Ya, acara fan meeting itu memang telah selesai. Sekarang mereka bisa memiliki waktu bebas untuk mereka nikmati. Krist dan Singto tampak bersemangat untuk segera mengakhiri hari dan pulang ke kediaman masing-masing. Tapi New dan Off masih diam di tempat.

New merasa sejak tadi Off tak henti-henti meliriknya. Ia gemas ingin segera menanyakan apa maksud tatapan pria yang dua tahun lebih tua darinya itu. Tapi kehadiran Krist dan Singto membuatnya mengurungkan niatnya.

Selagi menunggu emosinya surut, New menyibukan diri dengan ponselnya. Sekedar melihat-lihat tanggapan penggemarnya tentang acara tadi, sekalian mengecek reaksi mereka tentang apa yang Tay lakukan padanya tadi. Mengingat itu, membuat New kembali tersulut emosi. Dia menutup laman media sosialnya setelah melihat tanggapan beragam dari para penggemarnya. Lebih baik dirinya memainkan game favoritnya saja. Disney Tsum-tsum.

Tanpa terasa duapuluh menit sudah berlalu, Krist yang telah siap untuk pulang bersama Singto memanggilnya dan membuat New kalah dalam permainan game-nya yang tengah seru-serunya.

Sialan. Maki New dalam hati. Tapi ia tetap mendongak dan memasang senyum kecil di bibirnya.

"P'New, kau tidak akan pulang?" Krist bertanya dengan sebelah alisnya yang terangkat. Memandang New aneh karena dia masih menggunakan setelan jas pink yang tadi menjadi kostumnya saat tampil.

"Pulang. Kalian duluan saja. Aku akan bersiap dulu." kelit New.

"Kalau begitu kami duluan! P'Off, kami duluan!" Singto berpamitan pada mereka, kemudian mengamit tangan Krist dan berlalu pergi.

Setelah pintu ruangan itu ditutup, New dan Off kembali berpandangan. Ah, hanya tersisa mereka berdua di ruangan ini dan rasanya canggung sekali.

Bagaimana mengatakannya ya?

Sebenarnya, New tidak takut pada Off. Mereka juga terbilang cukup akrab dan telah bekerjasama cukup lama, sekitar lima atau enam tahun? New lupa tepatnya.

Tapi semenjak setahun lalu, hubungannya dengan Off tiba-tiba menjadi sedikit kaku. New sendiri juga tidak tahu kenapa. Off tiba-tiba menjaga jarak darinya dan pria itu juga tampak sangat berhati-hati saat didekatnya. Jadi New juga agak sungkan pada Off karena hal itu.

Hey, padahal New 'kan tidak gigit!

"Eee... P'Off  sedang menunggu Gun dan P'Tay?" New memberanikan diri membuka percakapan. Mereka duduk cukup dekat dengan satu sama lain. Terus-terusan saling mencuri pandang, tapi tidak ada yang mulai bicara. New jengah sendiri jadinya.

Off tidak langsung menjawab. Pria itu tampak memikirkan apa yang akan dikatakannya lebih dulu. Dan hal itu malah membuat New menaikan alisnya karena penasaran.

"Aku ikut denganmu ya, New. Kunci mobilku ada di Gun dan aku tidak tahu dia ada dimana sekarang. Aku lelah sekali. Boleh, 'kan?"

Huh? Apa New tidak salah dengar?

Off ingin pulang dengannya? Bukannya tidak boleh sih. Hanya aneh saja. Mereka 'kan jarang berinteraksi belakangan ini. Tapi tiba-tiba saja Off ingin menumpang di mobilnya, New merasa agak kikuk.

"Eh, tentu saja boleh, Phi." Jawab New hati-hati. Ia melihat perubahan ekspresi wajah Off yang kembali cerah, yang mana sebelumnya cukup di tekuk.

"Kalau begitu, biar aku ganti baju dulu. Tunggu aku ya!" Off berseru sembari berlari kecil ke kamar ganti dengan menenteng pakaian miliknya. Sementara New masih duduk diam di sofa. Ia bingung dengan perubahan yang ditunjukan Off.

New menggeleng kecil, berusaha mengenyahkan perasaan aneh yang sejak tadi mengganggunya. "Ah, aku juga harus bersiap-siap." Katanya pada diri sendiri. New kemudian mengambil pakaian miliknya dan bergegas memasuki kamar ganti lainnya.

Saat New selesai berganti pakaian, Off sudah duduk manis menunggunya di tempat pria itu duduk tadi. New memberinya senyum kecil, merasa sedikit bersalah karena membuat Off menunggunya.

"Maaf menunggu lama, P'Off."

Off tersenyum ramah. "Tak masalah. Sudah selesai, New? Kalau begitu ayo kita pulang." ajaknya.

New mengangguk. Mengambil tas tangannya yang tertinggal di meja, kemudian keduanya pergi beriringan menuju tempat parkir basement dimana mobil mini cooper merah milik New terparkir rapi.

Begitu keluar dari lift yang membuka di lantai basement, mereka disambut oleh teriakan histeris dari para fans yang rupanya masih menantikan mereka. Hari terbilang belum terlalu larut. Baru pukul sembilan malam. Tapi itu sudah cukup malam untuk New dan Off yang beraktivitas seharian. New salut sekali pada para penggemarnya yang rela menunggu begitu lama hanya untuk bertemu dirinya, meski itu juga hanya melihatnya sebentar saja.

'P'New! P'New!'

'P'Off lihat kemari!'

'Dimana P'Gun dan P'Tay?!'

Teriakan silih berganti memasuki telinganya. New tetap berjalan sembari tersenyum, seolah teriakan-teriakan nyaring itu tak berpotensi membuatnya tuli mendadak. Tapi jujur saja, satu teriakan itu cukup mengganggunya. New mencoba mengabaikannya. Ia terus tersenyum, kemudian melambai sebelum akhirnya bisa memasuki mobilnya.

New duduk di belakang kemudi. Ia menghela nafas lega setelah berhasil melewati kerumunan para penggemarnya. Sekilas, New melihat Off yang kesulitan memasang sabuk pengaman di sampingnya. New terdiam, tapi kemudian dia mencondongkan tubuhnya mendekat ke arah Off.

Gerakan New yang tiba-tiba mengambil ujung safety belt dari tangannya membuat Off merasa ada hawa dingin yang menjalar dari ujung tangannya yang baru bersentuhan dengan tangan New, menjalar hingga ke tulang punggungnya. Membuat Off terdiam di tempat duduknya, tanpa sadar menahan nafasnya.

New yang tak sadar dengan reaksi Off tetap menjalankan niatnya membantu Off memasang sabuk pengamannya. Begitu terdengar bunyi klik, New segera kembali ke posisinya. New menyalakan mesin mobilnya dan bersiap mengemudi keluar dari basement itu.

Tanpa keduanya sadari, puluhan kamera telah mengabadikan moment interaksi keduanya yang mana menimbulkan banyak tanda tanya di kepala para penggemar fanatik mereka.

'Ada apa dengan Off dan New?'

Behind The SceneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang