Sepasang mata kucing itu sedari tadi melirik kearah susunan gedung-gedung yang dilewati mobil itu tak ada niat untuk mengajak bicara ketiga lelaki yang juga bersamanya
Mata kucing itu sesekali melirik kearah ketiga lelaki yang kini tengah membicarakan sesuatu yang tak dapat dimengerti jungwon
hufff
Helaan nafas panjang selalu keluar dari bibir mungil itu ia mulai menyandarkan kepalanya mencari posisi nyaman sebelum memejamkan kedua matanya
Mobil hitam itu berhenti di depan sebuah perusahaan yang sangat besar ketiga lelaki itu turun meninggalkan jungwon yang masih terlelap
"Jay ,Lo anterin dulu tu anak biar sisanya kami yang urus"ucap Jake disetujui sunghoon dengan anggukan
"Hmm, gue akan segera balik"ucapnya seraya melirik kearah lelaki manis yang terlelap itu
Jay kembali masuk kedalam mobil hitam itu
"Kediamanku"ucapnya datar
"Baik tuan"
Tak lama mobil hitam itu kembali bergerak meninggalkan tempat itu melaju ke arah jalan pepohonan yang cukup sunyi setelah cukup lama mobil itu mulai memasuki kawasan yang terlihat sangat indah dengan sebuah rumah mewah berdiri kokoh diantara pepohonan itu
Bruk
"Akh,
Jungwon meringis saat kepadanya terbentur kekaca mobil itu Jay yang sedari tadi asik mengotak atik benda pipih itu ikut melirik kearah Jungwon yang tengah mengelus kepalanya
Jungwon terlihat memukul pelan kaca itu melampiaskan rasa sakit nya membuat Jay geleng geleng kepala kembali menatap benda pipih itu
"Wahhh"
Suara decak kagum keluar dari mulut jungwon kala melihat bangunan besar nan mewah itu
Ia melirik kearah Jay yang duduk di bangku depan dengan tatapan kagum ternyata lelaki itu begitu kaya pikirnya
Mobil hitam itu berhenti tepat didepan bangunan luas itu
"Woaaa, ini rumah kakak?"tanya jungwon masih tertegun melihat rumah itu
"Hmmm"
"Jadi aku akan tinggal disini kak?"tanya jungwon menatap Jay dengan antusias
"Bodoh"ucap Jay berjalan meninggalkan jungwon yang menatap kesal lelaki berjas itu
"dasar"ucap jungwon menarik kopernya dengan kasar mulai mengejar Jay yang meninggalkannya
"Wooaaah"
Decak kagum kembali keluar dari mulut jungwon kala pintu raksasa itu terbuka lebar menampilkan barang-barang mewah yang tersusun rapi
Ia memandangi semua barang itu dengan mata berbinar terus mengikuti lelaki berjas itu hingga menaiki tangga menuju lantai atas rumah itu
"Kak, Lo tinggal sendirian disini?"tanya jungwon melihat deretan kamar yang terlihat dikunci itu
"Hmmm"
Jungwon hanya menggelengkan kepalanya beberapa kali jika lelaki itu sendirian mengapa ia membuat begitu banyak kamar ? benar-benar ia tak mengerti jalan pikiran orang kaya
Mereka berdua berhenti di sebuah kamar dengan pintu berwarna biru soft itu
"Ni kamar lo"ucap Jay sambil menyodorkan sebuah kunci kepadanya jungwon
Jungwon mengambil kunci itu memasukannya kedalam lubang dipintu itu memutar nya
Jungwon hendak memutar kenop pintu itu namun dihentikan Jay dengan memegang tangan mungil itu
Membuat jungwon kaget jelas ia kaget karena tangannya kini tak dibalut apapun membuat jungwon pasrah menutup matanya merasakan bayangan yang mulai muncul
"Huff, apa lagi kak?"tanyanya sambil menatap Jay dengan malas
Brak
Satu tangan lelaki yang tidak di gunakan itu menempel di dinding mengurung yang lebih kecil membuat jungwon menahan nafasnya sendiri
"Setelah ini aku akan pergi keluar,jadi Lo jangan sesekali menyentuh apapun yang ada disini ingat itu ,jika ada salah satu benda yang bergeser dirmh ini Lo bakal tidur diluar"ucap Jay melepaskan tangan jungwon dan menjauhkan tangan satunya lagi dari dinding itu
Meninggalkan jungwon yang terdiam sambil mengangguk pelan ,Jay hanya memutar matanya berbalik meninggalkan jungwon
"Kak tunggu!"
Teriakkan jungwon berhasil menghentikan Jay yang hendak menuruni anak tangga itu
"Kak, hentikan kendaraan kakak saat jam 4 lewat 59"ucap jungwon membuat Jay berbalik melihat wajah manis yang terlihat serius itu
"Oke"ucap Jay kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan jungwon yang kini juga memasuki kamar
"Wah, kamar ini sangat besar "ucap jungwon memandangi kamar luas itu
Lelaki manis itu mendarat kan tubuhnya pada kasur empuk itu
"Apakah kak Jay akan menuruti perkataan ku?jika tidak lukanya tidak begitu parah kok"ucap nya sambil menatap langit-langit kamar itu
Jungwon mengembuskan napas nya beberapa kali setiap ia mendapat bayangan ia selalu merasa bersalah bagaimana tidak ia dapat mengetahui apa yang akan terjadi pada orang-orang itu namun ia tak dapat menghentikannya
Ia telah mencoba memperingati mereka namun orang-orang itu malah menertawakan nya berpikir bahwa ia gila atau sebagainya
"Tak apa jungwon kamu sudah mengatakannya"ucapnya sambil menepuk-nepuk pelan lengannya
"Lebih baik istirahat dulu"ucapnya sambil memejamkan matanya
Setiap kali ia menggunakan kelebihannya membuat kepalanya begitu sakit apalagi hari ini ia telah tiga kali melakukannya jika tidak beristirahat kemungkinan terburuk akan terjadi kepadanya dan itu akan membuat heeseung sedih
"Sudah sudah , berhenti berpikir"ucap jungwon memejamkan matanya ....................