"Pokoknya gue enggak mau tinggal disana! Ada hantunya! Bisa bawa galon lagi!" Chendra menggeleng kencang.
"Tapi Chendra... cicilannya..."
"Nggak mau! Pokoknya mau pindah. Abang pernah nggak mikir kalo suatu saat abang bangun dan di depan Abang ada setan bawa galon?! Enggak, kan?!" Chendra masih bersikeras sementara Jay hanya bisa menggeleng sabar.
"Chen... itu suara galon blubuk blubuk bukan suara se—"
"Gue bilang enggak mau ya enggak mau! Pindah pokoknya!" Chendra kemudian berdiri lalu berlalu pergi.
"Napa lu" Jiwa yang baru selesai kelas bingung begitu melihat Chendra berjalan dari arah taman Fakultas Kedokteran.
"Ji, gue mau cari rumah baru, dah" Chendra mendudukan dirinya di sebelah Jiwa yang sedang memakan es lilin.
"Hmmm" Jiwa masih asik memakan es lilin.
"Kenapa ya abang nggak ngerti? Itu hal yang membahayakan gue tau! Bayangin kalo gue ketiban galon!" kata Chendra sambil menghentakan kakinya.
"Emm hmm" Jiwa masih menikmati es lilin warna warni yang ada di tangannya. Tadi ada Mahasiswi yang berada beberapa tingkat diatasnya memberikannya es lilin. Katanya Jiwa menggemaskan seperti hamster. Jiwa tadinya tidak mau menerimanya, tapi es lilinnya terlihat enak. Jadi dia terima saja.
"JI! LO DENGERIN GUE GAK, SIH?!" Chendra menoleh dan menemukan Jiwa masih asik dengan es lilinnya.
"Iya? Tadi kenapa galonnya?" Jiwa kaget.
"IH KOK BELI ES LILIN?! BELI DIMANA?!" Chendra mengalihkan fokusnya ke es lilin yang ada di tangan Jiwa.
"Dikasih kating soalnya gue gemes katanya" kata Jiwa sambil lanjut memakan es lilin.
"Dih mau mauan dibilang gemes. Lo udah mahasiswa tau!" Chendra memalingkan wajah kesal.
"Yang penting dapet es lilin. Napa? Iri lo?" tanya Jiwa.
"Nggak, lah! Gue mau es krim tinggal beli. Sekotak bisa gue borong kalo gue mau!" Chendra nampak kesal.
"Iya, tapi lo punya es lilin warna warni nggak?" tanya Jiwa.
"Tapi gue bisa beli sekotak!" kata Chendra kesal.
"Punya es lilin warna warni nggak?" tanya Jiwa lagi.
"Nggak..." Chendra menunduk.
"Ya udah enggak usah bacot" kata Jiwa sambil lanjut memakan es lilin.
"JI! TADI KAN GUE MAU NGOMONGIN SOAL HUNIAN BARU! BUKAN ES LILIN!" Chendra yang sadar dengan niatnya menghampiri Jiwa tadi langsung menoleh dnegan semangat.
"Emang rumah lo kenapa?" tanya Jiwa sambil memakan es lilinnya.
"Kayaknya ada hantunya. Tadi masa galonnya blubuk blubuk" kata Chendra bersemangat.
"Yang bener?!" Jiwa langsung menegakkan duduknya.
"Beneran, loh! SEREM BANGET!" Chendra menekan kata-katanya dengan semangat.
"Gue pernah dikasih tau Bang Mark, katanya kalo galon bunyi blubuk blubuk itu tandanya ada setan galon! Makanya kita enggak boleh keluar-keluar kalo malem!" kata Jiwa.
"Tuh, kan! Itu bahaya enggak, Ji?!" tanya Chendra yang panik.
"Bahaya banget! Nanti lo diculik terus dimasukin galon" kata Jiwa. Chendra tentu saja tambah takut.
"Tuh, kan! Itu bahaya, kan! Abang gue enggak mau ngerti masa! Fix, gue harus pindah rumah!" kata Chendra.
"Iya, bener Chen!" kata Jiwa menyemangati.
KAMU SEDANG MEMBACA
homeboy [nct dream]
Fanfiction"kalau gue bangun nanti, kalian harus janji jangan kemana-mana, ya?" "ngomong apa sih lo, cringe banget gila HAHAHAHAHAHAHAHA" ☆彡 kisah ini menceritakan tentang Jiwa, remaja SMA kelas 12 dan teman-temannya yang rusuh abis. ☆彡 warning : harsh words...