tw // abuse, toxic parent, mental health
Haidar Past
"Ah, Rendi mah larinya kurang kenceng" kata Haidar sambil tertawa. Hari ini mereka tengah berjalan-jalan di pinggir sungai.
"Awas jatoh" kata Rendi sambil menarik Chendra yang nyaris jatuh karena batuannya agak licin.
Ini merupakan salah satu sungai yang ditemukan Jem. Jiwa bahkan baru tau di kota seperti ini ada sungai yang belum terkena pencemaran atau kotoran. Sungainya juga masih sangat jernih. Kata Jem, dia tidak mau ngajak orang jahat kesini, nanti takutnya sungai ini bakal tercemari.
"Berenang yuk?" tanya Chendra begitu melihat sungai yang jernih.
"Jangan aneh-aneh, bisa cemarin sungai, Jem nanti gak mau ajak kita kesini lagi, loh" kata Haidar.
"Ide bagus, Chen" kata Jem sambil meletakan tasnya.
"JANGAN! Nanti masuk angin!" kata Haidar lagi.
"Banyak bacot. Dah ayo nyebur! JIWA AYOOOO!" kata Jevon sambil meletakan tasnya diikuti yang lain kecuali Haidar. Mereka melepas seragam sehingga menyisakan kaos dalaman. Begitu siap, mereka langsung berlari menuju sungai dan melompat masuk ke sungai. Kecuali Haidar yang hanya duduk memperhatikan mereka.
"DAR! AYO SINI!! TAKUT AIR LU?!" tanya Jevon.
"Nggak" kata Haidar.
"YA UDAH SINI!" kata Rendi.
"Nggak mau! Nanti sakit masuk angin nanti gak bisa menuntut ilmu ke sekolah. Gue kan pelajar, gue gak mau sakit nanti gue gak bisa menunaikan kewajiban seorang pelajar yaitu bel-- ANJIR RENDI JEVON JEM! TURUNIN GUE!" Haidar memberontak.
BYURRR!!
Jevon, Jem, dan Rendi mendorong Haidar sehingga Haidar jatuh ke sungai. Terjadi keheningan sebentar. Tadi Chendra yang sibuk main air bersama Jiwa pun ikut terdiam.
"Dar?" Jevon mendekati Haidar yang terdiam.
"SINI LO, BANGSATTTTT!!!" Haidar langsung berlari mengejar Jevon, Jem, dan Rendi sambil melemparkan air. Kericuhan pun kembali.
Setelah beberapa menit, mereka pun kini duduk di ujung sungai menunggu kaos mereka kering seraya melihat langit yang menjingga. Hingga akhirnya perhatian Jiwa teralih ke kaos basah milik Haidar yang memperlihatkan luka memar.
"Haidar, lo kenapa?" tanya Jiwa begitu melihat punggung Haidar.
"Hah?" Haidar bingung.
"Lo dipukulin?" tanya Jiwa.
"Dar, kan dari awal gue bilang. Kalau ada masalah cerita. Jangan kayak gini!" kata Rendi.
"Iya, dipukulin Papa" kata Haidar.
"Om... Rudy?" tanya Jiwa mengingat-ingat.
"Ayah gue bukan Rudy namanya sebenernya" kata Haidar sambil tertawa.
"Kalo kalian emang mau denger cerita gue, oke gue bakal ceritain. Gue gak tahan nanggung ini terlalu lama" kata Haidar.
☆彡
Bertahun-tahun yang lalu, Haidar 5 tahun
Haidar pulang sekolah seraya menggandeng tangan Ibunya yang tengah menjelaskan tentang keadaan di taman hari itu. Hari itu, Haidar dan Ibunya, Ira, berada di taman kota. Haidar merengek untuk pergi ke taman kota bersama Ibunya sepulang sekolah untuk membeli es krim.
Tanpa ia sadari, ia melihat sosok yang ia kenal disana, Ayahnya, Danar, bersama seorang wanita yang sempat Haidar lihat beberapa kali di ponsel Ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
homeboy [nct dream]
Fanfiction"kalau gue bangun nanti, kalian harus janji jangan kemana-mana, ya?" "ngomong apa sih lo, cringe banget gila HAHAHAHAHAHAHAHA" ☆彡 kisah ini menceritakan tentang Jiwa, remaja SMA kelas 12 dan teman-temannya yang rusuh abis. ☆彡 warning : harsh words...